Pada Kabinet Pembangunan  1978  ada Menteri Muda Urusan  Pemuda.  Yang pertama Menterinya  adalah Dr. Sbdul Ghafur yang membuat Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda (PP-PGM).  Menteri Muda ini melekat ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Menteri Muda itu belakangan menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, sekarang Imam Nahrowi.  Sebagai Ketua KNPI waktu itu Da Syahrul amat gencar melakukan program dan agenda yang berkaitan dengan PP-PGM tadi.
Banyak hal yang saya tangkap selama Da Syahrul  menjadi Ketua KNPI, Kepala Kantor Sospol dan Wali Kota Padang.  Dari segi kepimpinan,  Da Syahrul komunikatif,  rendah hati serta amat dekat serta sangat  akrab dengan warga yang dipimpinnya. Mobil VW Kodok PPD Pemilu 1971 di bawah tanggung jawabnya pada awal-awal menjadi staf dan kemudian Kakansospol Kota Padang, sering gunakan oleh aktifis pemuda dan KNPI untuk perluan organisasi. Waktu itu beluma ada mobil KNPI.Â
Kalau berpidato, Da Syahrul adalah  orator jagoan. Kalau melobi, atau melakukan pendekatan beliau sangat hebat.  Meneruskan kedekatan pendahulunya Pak Hasan sebagai Wali Kota, beliau  akrab dengan pemimpin formal dan informal, tokoh masyarakat, ninik-mamak, alim alim dan para aktifis, dengan wartawan, seniman, sastrawan dan budayawan.  Tentu saja kehebatan Da Syahrul dan klincahannya memimpin pemuda dan kemudian Kota Padang, di topang oleh Uni Rosmawar. Uni Ros, demikian kami menyapa adalah seorang  isteri pendamping Da Syahrul yang sangat kami hormati dan sekaligus cintai.
Beliau adalah  guru, sehingga isteri para aktifis pemuda banyak pula yang berguru kepada Uni Ros dalam hal mendampingi suami dan menjaga martabat  untuk produktif  bagi  keluarga dan aktif dalam  pengabdian kepada masyarakat.
Sebagai Walkota yang fenomenal di zamannya, tentulah semua orang merasa Da Syahrul belum ada duanya. Setelah Kota Padang di tangan Pak Hasan memperoleh kota terbersih di Indonesia tahun 1981, kemudian di tangan  Da Syahrul Ujud, kota ini kembali dinobatkan sebagai Kota Adipura, kemudian Adipura Kencana.
Masih terbayang bagaimana bersihnya kota Padang  bagi generasi yang waktu itu masih muda sekarang tentu sudah tua.  Tim SK 4  untuk keberihan fisik dan moral Kota,  mengkoordinasikan secara kompak Muspida Padang, dinas dan Jawatan Kota, tokoh masyarakat dan warga Kota Padang. Tak salah kalau Maskot dan kalimat "sakti" Kota yang disebut Padang Kota Tercinta, abadi dalam kenangan.  Kalau tak salah,  ini adalah salah satu kalimat dalam puisi penyair Leon Agusta  yang diambil oleh Da Syahrul sebagai kalimat emas bagi kota yang sebelumnya disebut kota bingkuang.
Pada hal lain, hormat kepada senior, adalah salah satu identifikasi diri kami kepada Da Syahrul. Beliau tidak pernah melampaui  atau mendahului yang  lebih senior apalagi pemimpinnya. Beliau amat akrab bukan hanya kepada yang dipimpin dan sesamanya serta warga kota, tetapi lebih-lebih lagi kepada atasan. Kedekatan  Da Syahrul kepada Pak Hasan Basri  Durin dan kepada Pak Azwar Anas, kami anggap sebagai keteladanan yang abadi.
Perjalanan karir dan pengabdian Da Syahrul berikutnya hijrah ke pusat, setelah selesai menjadi Wako Padang 10 tahun dalam fora yang berbeda tetapi hakikatnya sama. Beliau menjadi mediator dan penghubung yang tak pernah mengeluh. Kalau tidak salah, beliau sempat singgah (stasioner) sebentar di Kejaksaan Agung. Kemudian bergabung dengan Pak JK yang menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Â Kemudian ketika Pak JK menjadi Wakil Presiden 2004-2009 dan sekarang kembali menjadi Wapres, 2014-2019, Da Syahrul menjadi deputi disitu.
Da Syahrul sangat santun dalam membilai atau memediasi kepentingan daerah ke Pusat, terutama ke Wapres JK. Hormat dan cinta Da Syahrul kepada Pak JK, terasa kepada saya. Kadang, ketika da sesuatu yang akan disampaikan kepada Pak JK, saya diskusikan secara cermat dengan beliau. Keadaan itu saya rasakan  sejak lama hingga  sekarang ini.
Lebih dari itu, secara umum, Saya pikir hampir tidak ada hal yang berhubungan dengan Sumbar yang akan disampaikan kepada Pak JK tanpa melalui Da Syahrul. Meski di situ pernah ada bahkan sampai sekarang  Prof Azyumardi Azra, Prof. Djohermansyah, Dr. Dewi Fortuna Anwar dan Dr. Mafri Amir, semua merupakan tim kerja dalam liputan Da Syahrul. Kelompok kecil ini amat terasa manfaatnya bagi kepentingan yang lebih besar, terutama kepentingan nasional, umat dan bangsa yang di situ termasuk Sumbar. Semoga Da Syahrul dan Uni Ros serta anak, menantu dan cucu, selalu dikarunai nikmat kesehatan, rahmat dan barakah-Nya. Amin, ya Rab al-alamin*** Padang, 10 Agusus 2017.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI