Mohon tunggu...
maulina shfwatul ulya
maulina shfwatul ulya Mohon Tunggu... Lainnya - S.Pd.AUD Soon🎓

Dongeng-dan-Dunia Anak✨ Belajar mencintai diri sendiri juga mencintai menulis🌼

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengekspresikan Sosio Emosional, Perlukah Bimbingan?

20 September 2021   16:37 Diperbarui: 20 September 2021   17:06 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang bijaksana adalah mereka yang tahu kapan harus menggunakan emosi , serta kapan mereka harus menggunakan logika - Bong Chandra

Sebagai seorang manusia kita telah dianugrahi dengan berbagai emosi , bahkan sejak mulai kita bayi yang mana nantinya dapat memberikan informasi tentang apa yang dialami , sehingga dengan begitu kita dapat mengetahui bagaimana harus bereaksi terhadap suatu perasaan ketika telah dewasa . Oleh karena itu tak heran jika emosi manusia sudah dapat ditemukan sejak usianya masih dini , baik melalui ekspresi wajahnya maupun tindakannya seperti tertawa , dan juga menangis .

Dalam proses tumbuh dan kembangnya ketika anak masih usia dini sebagai oramg tua harus memperhatikan dan juga mendampingi mereka , tidak hanya tumbuh kembang yang bisa dilihat dari fisiknya  namun juga pada perkembangan dalam hal emosional dan kemampuan sosialnya , sebab anak usia dini adalah fase manusia dimana pengelolaan emosi dalam dirinya belum terkontrol , dengan sikap egosentrisme yang tentunya masih melekat yang kemudian menjadi pemicu kenapa anak usia dini seringkali bertindak yang menurut orang dewasa adalah menjengkelkan ketika dihadapi . 

Dikutip dari Scan of North Virginia , bahwa perkembangan sosial anak adalah sebuah proses belajar dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain mengembangkan rasa kemandiriannya , ia juga belajar bersosialissi dengan anak seusianya , perkembangan sosial pada anak juga berhubungan dengan pertemananya , cara mereka berinteraksi dan menangani konflik dengan teman . Sebagai contoh adalah ketika bersosialisasi , anak akan belajar berinteraksi sekaligus mengasah kemampuan motoriknya .
Kemampuan sosio emosional usia dini yang baik , akan berpengaruh yang baik pula pada kecerdasan mereka saat dewasa nanti , nah semakin bertambahnya usia maka kemampuan emosional si kecil semakin bertambah juga , namun tetap setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda . 

Terlihat Pada usia 3 atau 4 tahun, anak sudah mulai menjadi dirinya sendiri di mana memiliki perasaan suka ataupun tidak suka sesuai kepribadian mereka yang terus berkembang. Kemudian seiring bertambahnya usia, anak-anak akan mulai belajar terkait hubungan antara ledakan emosi dengan konsekuensi negatif. Seperti halnya saat orang tua melontarkan kemarahan yang dapat berakibat pada kehidupan anak, seperti berkurangnya waktu istirahat atau bahkan kehilangan mainan favoritnya. Namun, seringkali sebagai orang yang lebih tua kita kurang membicarakan hal-hal terkait emosi yang selama ini sering dilakukan oleh anak.  

Padahal dengan melakukan beberapa hal kecil seperti melakukan komunikasi terkait perasaan anak dapat membantu mereka memahami kompleksitas emosi. membangun kecerdasan emosional sama pentingnya dengan belajar huruf, angka, dan warna yang penting untuk dimulai sedini mungkin. Jenis Emosi Dasar pada Anak Berdasarkan pada jurnal yang ditulis oleh Jenna Autuorl Dedlc, disebutkan bahwa berbagai cara anak berperilaku didasarkan pada 4 emosi yang kompleks, di antaranya adalah:

1. Marah , yakni merupakan emosi yang ditimbulkan dari perasaan kesar , tidak senang. Biasanya emosi marah pada anak yakni munculnya tindakan seperti mengamuk , memukul , berteriak , atau melakukan suatu hal yang dapat dianggap tidak pantas merupakan sebuah reaksi atas rangsangan yang membuat dirinya merasa kesakitan atau frustasi. Menurut Jaclyn Shlisky, seorang psikolog klinis, emosi marah tampak tidak masuk akal bagi anak yang belum belajar tentang emosi. Akan tetapi hal tersebut merupakan reaksi alami terhadap beberapa jenis kesalahan yang dirasakan oleh anak.

 2. Sedih , berupa emosi dapat terjadi ketika anak anak merasa takut atau ketika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat dirinya merasa tidak nyaman. Selain itu, juga dapat ditimbulkan atas perasaan rindu, kecewa, dan juga merasa kehilangan atas sesuatu.

3. Takut , secara alami anak tidak merasa takut, akan tetapi muncul dari perasaan cemas dan khawatir. Gleicher menyatakan, ketika anak memiliki rasa takut, maka melibatkan beberapa tingkat persepsi tentang bahaya.

4. Cemburu Emosi yang terakhir, seringkali dianggap erat kaitannya dengan iri hati. Akan tetapi, jika dilihat lebih lanjut iri menandakan keinginan atas suatu hal yang tidak pernah kita miliki. Sedangkan cemburu lebih mengarah pada ancaman akan kehilangan sesuatu yang kita miliki atau percayai, Untuk anak, kecemburuan sering dirasakan pada pemikiran akan kehilangan kasih sayang, perhatian, atau keamanan dari orang lain. Contohnya seperti orang tua yang selama ini selalu ada di sisi mereka.

Oleh karena itu dalam mengekspresikan emosinya , anak anak masih perlu bimbingan , Sehingga Mengajarkan Anak Mengekspresikan Emosi juga mengajari anak tentang perasaan dianggap sesuatu yang sulit karena merupakan konsep yang abstrak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun