Mohon tunggu...
shofi kurniawati
shofi kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 Pendidikan Kimia FKIP UNS

Sedang menempuh pendidikan pascasarjana (S-2) Pendidikan Kimia di FKIP UNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Kimia UNS Kembangkan Ekonomi Migran Lewat Sabun Herbal dan E-Commerce

29 Juli 2025   22:37 Diperbarui: 29 Juli 2025   22:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Pembuatan Sabun Herba bersama anggota IKMI Malaysia dan anggota PKK Desa Ngringo, Karanganyar, Indonesia

Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat lintas negara melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk pelatihan pembuatan sabun herba dan pemasaran digital. Program ini menyasar dua komunitas yang berbeda lokasi namun memiliki semangat yang sama dalam membangun kemandirian ekonomi, yaitu anggota Ikatan Keluarga Muslim Indonesia (IKMI) di Johor Bahru, Malaysia dan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Ngringo, Karanganyar, Indonesia.

Dengan memanfaatkan potensi lokal berupa kunyit dan sereh sebagai bahan utama, kegiatan ini menggabungkan pengetahuan ilmiah dengan kearifan lokal dalam menciptakan produk sabun herbal beraroma terapi. Sabun tersebut tidak hanya memiliki manfaat bagi kesehatan kulit, tetapi juga membuka peluang usaha bagi para peserta, terutama para pekerja migran Indonesia di Malaysia yang memiliki keterbatasan akses terhadap pelatihan kewirausahaan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid antara Januari hingga Mei 2025, menghubungkan dua lokasi melalui sesi daring dan luring. Di Malaysia, pelatihan dipusatkan di sekretariat IKMI Johor Bahru, sementara di Indonesia berlokasi di RT 03 RW 19, Desa Ngringo. Para peserta mendapat pelatihan lengkap mulai dari teknik produksi sabun herbal, proses ekstraksi kunyit dan sereh, desain label dan pengemasan yang menarik, hingga strategi pemasaran digital melalui platform Shopee.

Pelatihan ini digawangi oleh tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Kimia UNS yang terdiri dari Maria Ulfa, Sri Retno Dwi Ariani, Ari Syahidul Shidiq, Istinganah Saetu Rohmah, Atmia Lauhiulafa, dan Esa Karisyah Putri Utomo. Mereka mengusung pendekatan ilmiah sekaligus aplikatif, membimbing peserta mulai dari dasar hingga dapat memproduksi dan menjual sabun secara mandiri.

Salah satu bagian menarik dalam kegiatan ini adalah sesi perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) yang mengajarkan peserta bagaimana menentukan harga jual secara wajar agar tetap kompetitif namun tetap memberikan keuntungan. Selain itu, peserta juga didampingi membuat akun toko Shopee, belajar mengunggah produk, membuat deskripsi menarik, dan menggunakan fitur promosi agar produk mereka dikenal pasar lebih luas.

Dari sisi produksi, peserta diajarkan cara mengekstrak kunyit dan sereh secara higienis, mencampurnya dengan bahan dasar seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan NaOH, lalu mencetak sabun hingga tahap pengemasan. Label yang dibuat mencantumkan informasi penting seperti manfaat produk, bahan utama, tanggal produksi dan kedaluwarsa, sehingga memberikan nilai tambah dalam pemasaran.

Kegiatan ini membuahkan hasil yang signifikan. Peserta yang sebelumnya belum mengetahui cara memanfaatkan tanaman herbal kini mampu membuat sabun beraroma terapi dari kunyit dan sereh secara mandiri. Mereka juga terampil dalam pengemasan dan penjualan produk secara daring. Sebagai contoh, hasil produksi sabun peserta dianggarkan memiliki biaya pokok sebesar Rp6.258 per buah dengan potensi keuntungan hingga Rp34.480 per 20 buah sabun.

Tidak hanya berdampak pada peningkatan keterampilan teknis, kegiatan ini juga membawa perubahan cara pandang peserta terhadap pentingnya menjaga kualitas produk, estetika kemasan, serta membangun merek yang kuat untuk bertahan di pasar. Produk sabun herbal yang dihasilkan juga dianggap memiliki potensi besar di pasar Malaysia, mengingat tingginya minat masyarakat di sana terhadap produk alami dan ramah lingkungan.

Kepala komunitas PKK Ngringo dan perwakilan IKMI Malaysia menyambut baik program ini. Mereka berharap pelatihan ini tidak hanya berhenti sebagai kegiatan satu kali, tetapi dapat dikembangkan menjadi program berkelanjutan dengan pembinaan rutin dari pihak kampus. Mereka juga mengusulkan adanya kolaborasi lanjutan berupa pengembangan produk turunan seperti sabun cair, body lotion, atau paket kecantikan alami.

Dari sisi akademik, kegiatan ini juga menjadi sarana validasi dan diseminasi hasil riset mahasiswa dan dosen UNS yang telah melakukan pengembangan sabun herba berbasis kunyit dan sereh. Dengan pelaksanaan pelatihan ini, riset tersebut tidak hanya berhenti sebagai artikel jurnal, tetapi benar-benar hadir dan bermanfaat secara nyata bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun