Mohon tunggu...
Shofiatunnisa
Shofiatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Saya adalah mahasiswa pendidikan sosiologi yang memiliki minat dalam bidang sosial. Saya suka mendengarkan musik dan menonton video YouTube.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Streak TikTok Sebagai Representasi Identitas Kolektif di Era Digital

6 Juli 2025   23:18 Diperbarui: 6 Juli 2025   23:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di jaman yang semakin berkembang dan juga modern, teknologi yang beredar juga semakin pesat perkembangannya. Arus globalisasi yang begitu meluas membawa banyak sekali perubahan pada perkembangan teknologi dan tentu sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Segala bentuk dan aspek kehidupan kini banyak sekali terpengaruh dengan teknologi. Baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi telah membawa manusia kepada transisi kehidupan yang besar terutama dalam hal membangun dan membentuk identitas dan relasi sosial mereka. Salah satu yang banyak mengubah kehidupan sosial manusia yaitu penggunaan media sosial. Media sosial banyak berkembang dan membawa banyak pengaruh ke dalam kehidupan manusia. Salah satu platform sosial media yang banyak digunakan yaitu sosial media TikTok. Tidak hanya sebagai media hiburan saja, namun TikTok juga menjadi wadah yang menampung bentuk interaksi sosial dalam sosial media dan tanpa disadari interaksi sosial tersebut membentuk budaya tersendiri, yang disebut dengan “streak”. Yang dimaksud dengan “streak” ini merujuk kepada kebiasaan antara dua orang atau lebih di dalam platform TikTok yang secara rutin untuk berkomunikasi di fitur chat. Bentuk komunikasi yang mereka lakukan bisa berupa mengirim pesan, video, komentar, atau hanya sekedar stiker dalam chat.

Fenomena streak di platform TikTok ini bukan hanya sebagai aktivitas rutin, tetapi juga sebagai cerminan adanya kebutuhan akan pengakuan sosial, keterhubungan, serta tentang pembentukan identitas di dalam ruang virtual khususnya platform TikTok. Di dalam konteks sosiologi sendiri, streak TikTok bisa dipahami sebagai bentuk ritual kolektif dalam dunia digital yang mengingat para pengguna melalui norma, harapan, serta simbol sosial tertentu. Biasanya kalangan remaja yang mempertahankan streak sering merasa menjadi suatu bagian dalam kelompok yang memiliki minat yang sama. Dari sini terbentuk kesadaran kolektif, yaitu berupa identitas yang dibangun melalui afiliasi dengan suatu kelompok sosial tertentu yang kemudian diperkuat oleh praktik digital yang dilakukan secara berulang serta terlihat oleh publik. 

Dilihat dari sisi kependidikan sendiri, fenomena ini perlu untuk diperhatikan karena fenomena ini berkaitan dengan pembentukan karakter, manajemen waktu hingga literasi digital. Walaupun streak berasal dari budaya populer, ini dapat berdampak kepada pola kedisiplinan, konsistensi, dan motivasi belajar pada peserta didik. Namun di sisi lain, apabila hal ini tidak dikendalikan dan dikontrol dengan bijak maka akan menimbulkan dampak berupa tekanan sosial, kecanduan digital serta gangguan fokus belajar. Oleh karena itu penting untuk memahami tren streak TikTok ini tidak hanya semata mata hanya tren sesaat saja, namun juga sebagai gambaran pergeseran budaya dan cara baru dalam membangun sebuah identitas sosial di masyarakat. 

Dalam pandangan sosiologi, streak TikTok ini dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk praktik sosial dalam media digital. Teori praktik sosial sendiri membahas tentang kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang secara bersama-sama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu, yang menyatakan bahwa komposisi dari praktik sosial itu berupa (Habitus X Modal) + Ranah = Praktik. Persamaan ini menyatakan bahwa peran aktor yang bertindak berdasarkan apa yang menjadi sebuah kebiasaan dalam dirinya kemudian adanya dukungan modal yang dia punya serta dalam ranah atau lingkungan tempat dia berinteraksi. Sehingga ini akan menghasilkan sebuah produk dari relasi yang melibatkan antara habitus dan ranah dengan modal di dalamnya, yaitu praktik. 

Anthony Giddens juga memiliki pandangannya sendiri mengenai praktik sosial ini. Giddens memberikan konsep tentang praktik sosial adalah hasil dari interaksi dari struktur dan agensi. Menurut Giddens yang dimaksud dengan struktur adalah tentang aturan dan sumber daya yang ada, yang artinya setiap kali kita bertindak kita akan menggunakan aturan dan sumber daya tersebut untuk memperkuat sistem sosial atau bahkan mengubahnya. Kemudian dalam agensi sendiri merupakan individu, yaitu yang membentuk dan mengubah sistem sosial melalui praktik sosial sehari-hari.

Streak Tiktok bukan hanya sekedar fitur dalam sosial media, tetapi menjadi sebuah praktik sosial dalam budaya digital saat ini yang dimana rutinitas harian, relasi simbolik, serta tekanan sosial bekerja sama membentuk pola interaksi antar individu, khususnya di kalangan remaja saat ini. Jika dilihat dari teori sosiologi yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu ini streak TikTok dapat dikategorikan sebagai bentuk praktik sosial karena memenuhi beberapa unsur, yaitu dilakukan secara berulang, melibatkan banyak orang, serta mengandung norma dan makna sosial tertentu. Dalam pandangan Pierre Bourdieu sendiri, streak TikTok mencerminkan sebuah habitus digital yang mana ini mengandung kecenderungan seseorang dalam bertindak yang terbentuk dari media sosial tanpa orang itu sadari. Sementara itu dalam konteks teori yang dikemukakan oleh Anthony Giddens, streak TikTok menjadi praktik yang dibentuk oleh desain platform yang diasumsikan sebagai struktur, namun dalam penggunaannya dimaknai secara aktif oleh para pengguna, pengguna disini diasumsikan sebagai bentuk dari agensi. Sehingga hal ini menciptakan kebiasaan sosial baru di era digital.

Di sisi lain ini juga sejalan dengan teori sosiologi yang dikemukakan oleh George Herbert Mead yaitu tentang teori interaksionisme simbolik. Dalam sebuah terminologi yang dipikirkan oleh George Herbert Mead sendiri mengenai interaksi, setiap bentuk isyarat non-verbal dan juga pesan verbal yang memiliki makna sebagai sebuah kesepakatan bersama oleh semua pihak-pihak yang terlibat di dalamnya merupakan sebuah gambaran atau bentuk simbol yang memiliki arti yang sangat penting. Teori ini menekankan kepada hubungan antara simbol dan interaksi serta inti yang dari pandangan pendekatan ini adalah individu itu sendiri. Interaksionisme simbolik ada karena ide-ide dasar di dalam membentuk sebuah makna yang berasal dari manusia (mind) mengenai diri sendiri (self), serta hubungannya di dalam interaksi sosial, dan memiliki sebuah tujuan akhir untuk menengahi atau media mediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (society) yang dimana individu itu menetap.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasannya segala sesuatu yang dilakukan di media sosial TikTok, salah satunya yaitu streak TikTok hal tersebut merupakan sebuah representasi dari teori interaksionisme simbolik. Karena mereka melakukan sebuah interaksi yang mana di dalam interaksi tersebut mereka memiliki suatu makna atau simbol tersendiri. Dan dalam tahapannya mereka belajar untuk mengamati pola perilaku, tindakan, dan juga pesan baik secara verbal maupun non verbal yang mana kemudian mereka akan memainkan peran mereka di masyarakat dengan berdasarkan kepada apa yang mereka lakukan. Streak berfungsi sebagai lambang ikatan sosial yang penting yang mana semakin lama streak berlangsung, semakin kuat pandangan kedekatan antara dua orang. Lambang-lambang seperti emoji atau jumlah hari streak berperan sebagai indikator sosial yang hanya memiliki arti karena disetujui oleh anggota komunitas TikTok.

Dalam teori yang lain, interaksi yang terbangun ini bisa menjadi sebuah identitas kolektif seseorang, yang mana mereka merasa menjadi bagian dari “kita” karena adanya rasa kebersamaan, solidaritas, dan kesamaan tujuan nilai serta pengalaman yang mereka lakukan dan alami. Identitas kolektif ini bisa terbangun dan terbentuk karena adanya proses sosial yang melibatkan interaksi antara anggota kelompok di dalamnya dengan menggunakan simbol-simbol seperti penggunaan bahasa, gaya bicara, dan budaya yang mereka adopsi dalam kehidupan mereka. 

Secara keseluruhan streak TikTok ini tidak hanya sebagai fenomena gaya hidup digital, namun juga sebagai cerminan bagaimana seseorang dapat berpartisipasi di dalam membentuk makna sosial yang baru dalam budaya media sosial di masa kini.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan juga perkembangan teknologi saat ini. Dalam aspek pendidikan sendiri bisa ditempuh melalui pendidikan formal, yaitu anak yang belajar di sekolah. Dalam proses belajar ini, anak juga memerlukan motivasi dalam proses belajar nya. Motivasi merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran. Motivasi ini tentunya akan memberikan semangat dalam aktivitas pembelajaran mereka. Di masa teknologi yang semakin berkembang begitu pesat, apalagi ditambah dengan aktivitas digital yang semakin meluas tentunya ini akan memberikan banyak pengaruh terhadap motivasi belajar pada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun