Mohon tunggu...
Shofianti 27
Shofianti 27 Mohon Tunggu... Lainnya - shofianti

saya tinggal di kalimantan timur tepatnya di kabupaten kutai kartanegara, saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tafakur Pandemi Covid-19 dalam Masyarakat Beragama

2 April 2020   10:00 Diperbarui: 2 April 2020   15:49 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama mempunyai peran yang cukup penting dalam menghadapi segala aspek kehidupan. Dalam situasi apapun, kegiatan keagamaan menjadi wujud dari eksistensi kehidupan. Fenomena keagamaan saat ini sangat kental terlihat ketika umat beragama menghadapi pandemi Covid-19. 

Manusia yang beragama akan menghadapi musibah dengan rasa takut kepada tuhan dengan ikhtiar, berdoa dan berusaha untuk menghindari dan mencegah penyebaran pandemi ini.

Tafakur sendiri berarti merenungi. Merenungi di sini tentunya dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan seperti aspek kehidupan beragama, kesehatan, dan aturan pola makan bagi masyarakat beragama.

Kali ini saya akan menuangkan opini saya seputar agama dengan pandemi yang sedang hangat di berbagai penjuru dunia. Saya akan membahas dengan judul"Tafakur Pandemi Covid-19 Dalam Masyarakat Beragama".

Pada saat kita ingin bertafakur tentang masalah ini tentu saja  kita akan membahas bagaimana pendapat-pendapat berbagai agama tentang masalah ini, pengaruh yang dapat timbul karena adanya pandemi ini, dan bagaimana upaya yang akan kita lakukan sebagai manusia yang beragama dan bermasyarakat dalam menghadapi pandemi ini.

Dalam tafsir Q.S. At-Taghabun ayat 11 yang menjelaskan ketahuilah bahwa semua musibah yang menimpa seorang hamba dari sebagian musibah-musibah pada badan, anak, harta, bencana, gempa bumi dan setiap yang terjadi segala keadaannya adalah atas izin Allah, Allah tahu, Allah memiliki melakukan sesuai keinginan-Nya; Maka barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengetahui atas apa yang menimpa tidaklah menimpa kecuali dengan kuasa Allah, yang dengannya Allah berikan petunjuk pada hatinya, atau Allah berikan ketenangan dan kesabaran pada hatinya serta ridha dengan takdir Allah.

Dalam tafsir ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa adanya pandemi covid19 ini tidak lain tentunya atas izin Allah swt. Allah memberikan penyakit tentu juga akan memberikan kesembuhan didalamnya. Orang-orang yang beriman akan menganggap bahwa dengan adanya musibah ini menjadi salah satu perenungan dari segi  kualitas ibadah dan apa-apa yang pernah dikerjakan semasa hidup.

Mereka akan lebih banyak melakukan instropeksi diri dan melakukan perbaikan terhadap kehidupan setelahnya seperti lebih rajin beribadah, lebih menjaga kebersihan dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan.

Sedangkan bagi orang-orang yang Allah tidak memberi petunjuk didalam hatinya, mereka akan menganggap ini sebagai musibah yang besar dan menjadi karma/azab yang diberikan tuhan kepada mereka.

Setiap agama juga akan berbeda dalam menanggapi pandemi ini. agama islam seperti yang kita lihat mereka akan lebih menjaga diri dari hal-hal yang bermaksiat, lebih menjaga pola makan, menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas ibadah denegan mengaji, sholat serta mengerjakan amalan-amalan yang lainnya.

Agama hindu yang kita liat seperti di India, mereka menanggapi adanya wabah ini dengan mengikuti kepercayan mereka dengan mengadakan pesta air seni dan mandi dengan menggunakan kotoran sapi. Berbeda dengan agama budha, mereka telah menerapkan aturan sejak lama mengenai tidak memakan daging dari golongan hewani.

Bagi mereka hewan adalah salah satu ciptaan tuhan yang kedudukannya hampir sederajat dengan manusia. Oleh karena itu, agama budha lebih menjaga dalam segi pola makan dengan makan makanan yang mengandung serat (vegetarian).

Selain itu pandemi covid 19 ini juga menjadi penghalang atau pembatas kegiatan keagamaan. Covid-19 memaksa kegiatan keagamaan ikut terhenti lantaran larangan perkumpulan massa. Gereja diseluruh dunia ramai-ramai membatalkan seluruh acara yang sudah digelar pada bulan tersebut. Sinanoga Amerika Serikat dan Eropa menutup pintu.

Festival Purim umat Yahudi yang biasanya berlangsung ramai dan meriah layaknya karnaval, kini hanya dirayakan separuh hati. Hal serupa bisa diamati pada perayaan holi oleh umat hindu di India.

Dewan sentra msulim di Jerman juga secara resmi mengumumkan pengurus masjid diimbau untuk membataskan ibadah sholat jumat atau kegiatan sholat berjamaah lain atas alasan pencegahan wabah atau adanya dugaan penularan virus.

Seperti yang terjadi di indonesia saat ini bahwa beberapa tempat peribadahan seperti masjid yang sudah tidak digunakan untuk sholat jumat, dan kegiatan keagamaan seperti majelis dan TPA sudah tidak dilaksanakan lagi saat terjadinya wabah pandemi ini.

Sebagai masyarakat yang beragama islam, kesehatan dan keamanan di sejajarkan dengan kebutuhan pangan. Ini menunjukkan bahwa kesehatan dan keamanan statusnya sama sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Mengatasi pandemi, tak mungkin bisa melepaskan diri dari peforma kesehatan itu sendiri.

Maka dengan cara melakukan pencegahan, melakukan pola hidup sehat seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. menjaga kebersihan, menerapkan metode karantina, seperti dalam sejarah wabah penyakit menular sudah terjadi pada masa Rasulullah saw. wabah tersebut adalah kusta yang menular dan mematikan dan belum ada obatnya.

Untuk mengatasi wabah tersebut salah satu upaya Rasulullah saw. adalah menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut.

Dapat diambil kesimpulan bahwasannya semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah swt. dan kita sebagai hamba harus tetap yakin dengan ketentuan Allah swt. dan menerima segala ujian dan cobaan yang diberikan, dengan begitu kita dapat di golongkan sebagai hamba yang bertakwa, beriman, dan taat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun