Mohon tunggu...
shodiq adi winarko
shodiq adi winarko Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis artikel dan opini menjadi sebuah rutinitasku. Dari situ jugalah, jalanku menuju masadepan yang cerah akan kugapai. Tentu dengan kontinue dan kerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyoal Kontroversi BBM

7 Februari 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya masyarakat Indonesia merasa khawatir menghadapi tahun 2012. Pasalnya, mulai tanggal 1 April 2012 pemerintah akan memberlakukan pembatasan penggunaan BBM. Bukan hanya itu, pemerintah juga akan mengalihkan penggunaan BBM kepada BBG. Tentu kebijaksanaan ini akan menimbulkan kontroversi bagi masyarakat umum.

Bayangkan, dengan adanya pembatasan BBM, para pemilik kendaraan berplat hitam, kecuali kendaraan roda dua akan diharuskan menggunakan pertamax. Dari penggunaan BBM berjenis premium yang hanya berharga Rp4.500, mereka dipaksa untuk beralih membeli pertamax dengan harga Rp9.000. Tentu kebijaksanaan ini sangat memberatkan masyarakat, terutama bagi mereka yang hanya bekerja serabutan.

Padahal rencana pembatasan BBM/pengalihan kepada BBG hanya akan memberatkan bangsa ini. selain itu kebijaksanaan pemerintah ini justru akan menguntungkan pengusaha asing. Saat pembatasan BBM itu diberlakukan, para pemilik SPBU asing akan tersenyum lepas. Bahkan mereka tidak segan-segan membangun SPBU tambahan di seluruh penjuru negeri. Mengingat produksi pertamax kilang Pertamina masih relatif kecil.

Belum lagi kesiapan bangsa ini menghadapi era BBG. Kenyataannya, alternatif transportasi BBG belum tersedia di negeri ini. Jika agenda ini tetap diberlakukan, tentu akan menghadirkan pasar gelap premium. Konsumsi premium dan pertamax akan semakin meningkat, dan kesulitan memenuhi stok BBG yang ternyata masih mengandalkan impor.

Jika agenda pemerintah ini tetap diberlakukan, Pertamina terpaksa harus mengimpor lebih banyak high octane mogas component (HOMC) sebagai bahan campuran minyak untuk menghasilkan pertamax. Padahal, Shell dan Petronas sebagai institusi yang memproduksi bahan HOMC itu bisa saja menaikkan harganya, demi memenangkan persaingan pasar.

Dengan kalkulasi seperti itu, masihkah agenda pembatasan BBM dipandang efektif? Bagi penulis pribadi, rasanya terlalu cepat jika agenda itu harus direalisasikan pada tanggal 1 April 2012. Butuh waktu lama untuk mengaktualisasikan agenda tersebut. Mengingat pengaruhnya akan dirasakan semua pihak.

Sebelum pelaksanaan program konversi ke BBG, semua prasyaratnya mesti dipenuhi. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya kerugian besar di kemudian hari. Dimulai dari program-progamnya, anggaran pelaksanaan, hingga sarananya. Telitilah, apakah sudah ada pematokan harga dan pasokan gas? Selain itu, sudahkah terdapat unit regasifikasi, jaringan pemipaan, terminal penerima atau pun SPBG? Hal-hal inilah yang mesti dijadikan pertimbangan pemerintah jika ingin mengadakan pembatasan BBM pada 1 April 2012.

-S. Adi Winarko-

email: rajatulis@gmail.com


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun