Mohon tunggu...
Shiva Devy
Shiva Devy Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar, Ibu Rumah Tangga yang mencintai buku-buku

may the force be with you. Visit my personal blog at http://www.shivadevy.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Baru Bergaya Hidup Sehat di Era Pandemi

16 Desember 2020   18:08 Diperbarui: 17 Desember 2020   10:07 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips Sehat Pandemi | dokpri

Sebuah pesan meluncur ke Whatsapp-ku dan memberitakan sebuah undangan dan menanyakan kesediaanku untuk hadir dan aku pun menyetujui acara yang akan diadakan sekitar sepekan lagi. Undangan kali ini berbeda dari acara sebelumnya, sebuah wabah membuat kami tidak bisa ramai-ramai berkumpul di waktu dan tempat yang sama. Pandemi yang sedang diperangi seluruh dunia membuat semuanya berbeda.

Ingatanku menerobos memori di tahun 2017, saat pertama bertemu dan berkumpul sebagai peserta Danone Blogger Academy. Kami berdua puluh orang mengikuti perkuliahan singkat mengenai penulisan artikel, foto dan videografi, serta berbagai ilmu yang begitu membuatku merasa makin tak tahu apa-apa. Semuanya menjadi modal terbaik untukku sebagai seorang blogger kesehatan. 

Siang itu, aku sudah bersiap untuk pertemuan Danone Blogger Academy Reunite 2020. Acara ini akan mengumpulkan semua peserta dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi, ada tiga angkatan terpilih yang berjumlah sekitar lima puluh orang. Selain itu, panitia pun sudah menyiapkan beberapa narasumber terpilih untuk mengisi waktu kami dengan diskusi berfaedah. Tentu saja, bukan kumpul-kumpul sembarang tapi selalu ada ilmunya. 

Meskipun acara berlangsung daring, keceriaan dan kegaduhan siang itu tetap terasa nyata, seakan kami berada di satu ruang dan waktu yang sama, tertawa bersama, tersenyum bahagia.

Bergaya hidup sehat di era pandemi

Tak bisa disangkal hidup berubah sejak pandemi melanda. Beberapa aktivitas yang biasanya bisa dilakukan bersama atau di luar rumah menjadi terbatas. Perubahan ini tentunya membuat gesekan antara realita dan ekspektasi untuk mempertahankan gaya hidup sehat. Lalu, bagaimana bertahan untuk tetap sehat sepenuhnya? 

Aku merasa beruntung bisa mendengar langsung tips dari dokter Soffi. Beliau adalah Occupational Health Leader Danone Indonesia yang juga merupakan dokter spesialis kesehatan kerja. Menurutnya, revolusi pola hidup sehat dapat disederhanakan menjadi tiga hal utama, yaitu dengan menjaga aktivitas fisik (termasuk istirahat) dan menjaga asupan nutrisi dengan gizi seimbang serta menjaga kesehatan mental.

Semenjak pandemi beberapa dari kita beraktivitas dengan lebih banyak duduk berjam-jam, di depan laptop dan minim bergerak atau yang lebih populer disebut dengan istilah sedentary life (kaum rebahan). Ini adalah fakta, bekerja dan belajar dari rumah membuat orang tidak lagi bergerak seaktif dulu. Mungkin sebagian kita tidak merasakan apa-apa atau tidak ada yang berubah signifikan kok, kecuali jarum timbangan yang semakin ke kanan, duh! 

Sebagaimana tidur, maka bergerak juga termasuk kebutuhan dasar manusia. Aku yakin ada beberapa dari kita yang mulai sering pegal-pegal di area pinggang, leher dan lengan. Nah, itulah akibat dari terlalu sering duduk diam. Dokter Soffi menjelaskan ada bahaya di balik mager alias malas gerak yang juga sohib erat kaum rebahan, diantaranya:

  1. Kelemahan otot
  2. Pengeroposan tulang
  3. Penurunan daya tahan tubuh
  4. Gangguan sirkulasi darah
  5. Gangguan metabolisme lemak dan gula
  6. Gangguan keseimbangan hormonal
  7. Lebih gampang gemuk
  8. Meningkatkan risiko berbagai penyakit

Coba ini dilihat dulu kakak atau bisa dicek sendiri jangan-jangan ada satu di antara efek berbahaya dari terlalu banyak duduk diam yang mulai terasa. Ini adalah sinyal bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan. 

Lantas, apakah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki ini? Duduk terlalu lama sampai membuat sebuah istilah baru yaitu, sitting is the new smoking. Begitu parahnya hingga disamakan seperti merokok yang sama-sama menyebabkan penyakit. Nah, dokter Sofi menyarankan untuk bisa membatasi waktu total duduk sebanyak 6-8 jam dalam 24 jam. Setiap duduk selama 30-90 menit berikan jeda selama 5 menit untuk berdiri, berjalan, atau melakukan hal lain yang bukan duduk.

Siapa yang selama ini beranggapan menyapu, mengepel dan beberes rumah adalah olahraga? *tunjuk diri sendiri, haha. Aku pun dulu menganggap semua hal itu termasuk olahraga karena membuat sedikit berkeringat. Hingga kemarin menerima penjelasan bahwa aktivitas beberes rumah bukanlah termasuk olahraga atau disebut Non-Exercise Physical Activity (NEPA), aku kaget juga. 

Jadi, aktivitas NEPA memang meningkatkan keluaran kalori harian tapi tidak membuat tubuh lebih bugar. Ini disebabkan tak ada struktur baku dalam gerakan tubuh berbeda dengan olahraga yang melibatkan gerakan tubuh berulang dan teratur, misalnya jogging, lari, senam aerobik, bersepeda atau fitness. Hasilnya berolahraga dapat meningkatkan keluaran kalori harian, meningkatkan kebugaran, meningkatkan sistem imun dan juga kebahagiaan.

Adapun mengenai dosis olahraga berpegang pada prinsip berikut:

  • Kenali Dirimu (kemampuan tubuhmu)
  • Kesehatan? (adakah penyakit tertentu yang menjadi risiko)
  • Kebugaran? (kesanggupan berolahraga)
  • Bangun Habit dulu! (jangan langsung olahraga berat)
  • Mulai dari yang nyaman dan menyenangkan (pilih olahraga yang lebih mudah)
  • Mulai dari yang low intensity dan low impact 
  • Progress secara bertahap

Jadi, jenis olahraga yang dipilih harus mengikuti kemampuan kita, bukan sebaliknya.

Berolahraga di masa pandemi harus tetap mengikuti protokol kesehatan juga. Kita harus menjaga jarak, pilih tempat yang lebih sedikit orang, dan jika memungkinkan pilih olahraga yang bisa dilakukan di rumah bermodalkan matras. Selain aktivitas fisik, waktu tidur kita pun harus cukup. Tidurlah sekitar 7-9 jam sehari dan tidurnya pun harus nyenyak, bukan ketiduran lalu bangun dan tidur lagi. 

Makanan yang bergizi seimbang menjadi penyokong utama tubuh yang sehat. Pilih makanan bergizi, bersih, baik dan halal agar semua kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. Ini sesuai pedoman gizi seimbang dari kemenkes. 

Pedoman Gizi Seimbang sumber: Kemenkes RI
Pedoman Gizi Seimbang sumber: Kemenkes RI

Satu yang tak kalah penting adalah menjaga kesehatan mental. Hidup manusia begitu lengkap dan sempurna, ada fisik juga jiwa. Oleh sebab itu, semua harus diperhatikan dengan seimbang misalnya bagaimana cara mengelola stress dengan baik. 

Setiap orang memiliki cara berbeda dan itu boleh. Stress yang dikelola dengan baik akan meningkatkan sistem imun tubuh kita. Jangan lupa untuk tetap berpikir positif, sesulit apapun hidup membawa kita pada kondisi yang bahkan kita tak pernah sangka, tak terkira ujungnya. Di balik semua itu, akan selalu ada pelajaran yang terbaik bagi setiap kita. 

Pandemi mungkin belum akan usai. Akan tetapi, kita harus yakin bisa tetap bertahan. Bersama-sama kita terapkan cara baru bergaya hidup sehat di era pandemi agar tetap sehat jiwa raga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun