Malam ini aku sudah berjanji untuk datang ke rumahmu, dengan pakaian sederhana aku langsung bergegas menuju ke rumahmu.
Hanya dengan tangan kosong aku menuju rumahmu, aku tak membawakan apapun yang orang lain lakukan, seperti membawa martabak telor ekstra keju Mozarella yang dijual diseberang jalan perumahan. Aku selalu diingatkan dirimu untuk tidak membawa mahar untuk menyogok mamah dan ayahmu supaya dipersilahkan masuk dan duduk dengan nyaman.
"Tapi kalo kamu inisiatif membelikan, aku pilih kue balok yang harganya lima ribuan." Ucapmu kala itu.
Pukul tujuh lewat lima belas menit aku tiba dirumahmu, ucapan salam terlontar dari mulutku
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sebuah suara yang terdengar dari balik pintu, "glek" suara pintu terbuka
"Eeh nak tama" Ucap mamah lara selepas keluar dari pintu
"Iya mah, lara nya ada?" Ucapku sembari mencium punggung tangan mamah lara.
"Ada tuh lara lagi di kamar, bentar mamah panggilkan, silahkan masuk."
Aku duduk diruang tamu dengan kursi kayu yang selalu membuatku merasakan kenyamanan yang berbeda. Tak lama dirimu datang dari sudut ruangan menghampiriku dengan tak lupa menarik satu garis lengkungan diantara ujung bibir yang selalu berhasil meluruhkan pandanganku.