Mohon tunggu...
Shinta Putri Nurfadilla
Shinta Putri Nurfadilla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Diri saya cenderung tertarik pada upaya kreatif yang memungkinkan mengekspresikan pikiran dan idenya. Senang menulis cerita, puisi, atau bahkan lagu. Mereka mungkin juga tertarik pada bentuk seni lain, seperti lukisan, gambar, atau fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alat Sensor Sampah Plastik Guna Mengatasi Permasalahan Sampah Laut di Indonesia Menuju Masa Depan yang Lebih Biru

7 Mei 2024   11:41 Diperbarui: 7 Mei 2024   12:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dokumen Pribadi

Indonesia, merupakan negara kepulauan dengan daya tarik laut yang menakjubkan, saat ini laut di Indonesia diambang krisis sampah yang merajarela karena tingginya tingkat pengunaan plastik serta kurangnya kesadaran akan pentinganya pengolahan sampah di Indonesia. Sampah plastik yang dibuang sembarangan membuat laut menjadi tercemar, ini mengancam kehidupan biota laut, merusak ekosistem terumbu karang dan kegiatan pesisir perikanan serta pariwisata.  Indonesia masuk kedalam negara terbesar kedua di dunia setelah china dalam hal pencemaran sampah plastik ke wilayah perairan. Akumulasi sampah plastik setiap tahunnya mencapai 1,29 metrik juta ton yang menyebabkan terjadinya pencemaran diseluruh perairan laut Indonesia (Dwi Nurdiana, 2022).

Situasi saat ini Indonesia perlu melakukan terobosan baru dalam kemajuan teknologi yang inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut, Sebelum perkembangan teknologi pengumpulan sampah, pemerintah menggunakan cara klasik yaitu mengumpulkan masa untuk membantu menangani sampah laut. Namun sayangnya sampai saat ini masalah sampah laut di Indonesia belum teratasi. Bahkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan bahan nabati berupa rumput laut dengan teknologi pengolahan kemasan sebagai pengganti pelastik untuk mengurangi penggunaan sampah pelastik, upaya ini telah dilakukan di NTB (Ambari, 2022).

Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu teknologi inovatif untuk mengatasi sampah di laut, seperti pengangkut atau penyedot sampah otomatis, Alat alternatif yang dimaksud yaitu alat sensor sampah plastik. Alat ini bekerja dengan teknologi robot AI untuk mengumpulkan sampah yang mengambang dan secara otomatis mendeteksi jenis sampah. Alat ini menggunakan sensor Proximity Capasitif, sensor Proximity Optical, dua sensor Proximity ini untuk membedakan jenis sampah. Alat tersebut secara otomatis mengirimkan notifikasi ke aplikasi ketika sampah sudah penuh, alat ini juga terhubung dengan aplikasi yang memberikan informasi mengenai jumlah,  tinggi sampah di tempat sampah, serta sensor yang melakukan proses pemisahan sampah plastik secara otomatis dan meningkatkan efisiensi pengumpulan sampah plastik di Indonesia.

Sensor ini membantu memetakan lokasi sampah, mengoptimalkan operasi pembersihan, dan mencegah pencemaran laut. Selain itu juga diperlukan perubahan seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang sampah, dan memilih produk ramah lingkungan. Sistem pengelolaan sampah perlu ditingkatkan, memperbaiki infrastruktur pengolahan sampah, memperketat peraturan mengenai sampah plastik, dan meningkatkan pendidikan masyarakat tentang bahaya sampah laut. Penggunaan sensor sampah plastik  yang dipadukan dengan perubahan dapat menjadikan lautan Indonesia  lebih bersih untuk generasi mendatang. Bersama-sama bisa melawan monster sampah lautan dan menyelamatkan laut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun