Mohon tunggu...
A. L Shinta L.
A. L Shinta L. Mohon Tunggu... Freelancer - Beautician, Writer

AAA., BBM., M.A., CCLS., CTRS., CCHS.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar itu Supaya Cerdas atau Supaya Pintar?

4 April 2024   12:00 Diperbarui: 5 April 2024   15:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari web FKG Unair

"Jadilah seorang murid selama kamu masih memiliki sesuatu untuk dipelajari, dan itu berarti seumur hidupmu." Begitulah ungkapan dari Henry Latham Doherty seorang ahli finansial dari Amerika. Ini adalah salah satu kutipan yang saya sukai dan menjadi pegangan dalam hidup. Tak peduli apapun jenis kelamin kita, apapun profesi kita merupakan kewajiban bagi kita untuk belajar terus menerus. Lalu bagaimana bila ada yang mengatakan mereka tidak suka belajar? Mereka tidak hobi belajar? Apa konsep belajar sesungguhnya? Menurut KBBI, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Artinya apapun yang kita peroleh dalam hidup merupakan proses dari belajar itu sendiri. Namun konsesi belajar yang ada di negara ini atau bahkan di dunia membuat persepsi berbeda dari proses belajar itu sendiri. Seringkali belajar identik dengan membosankan dan melelahkan, stigma itu bahkan ada dari semenjak kita masih kecil. Ketika orangtua atau guru kita meminta kita untuk belajar, mood kita akan berubah dan kita menjadi kurang bersemangat, seolah-olah kita diberikan tugas atau beban yang berat yang harus kita lakukan.

Lalu bagaimana mengubah paradigma tersebut? Mana yang harus dibenahi terlebih dahulu? Apa kurikulumnya masih harus dibenahi? Mekanisme sistem belajar mengajarnya? Atau mungkin pola pikir pendidik dan terdidiknya? Atau bisa jadi karena dari awal kita sudah dikotak-kotakkan dengan golongan pintar dan bodoh? Bukankah semua orang bisa jadi pintar asal mau belajar? Bukankah pintar dan bodoh hanya masalah kerajinan dan kemauan?

Kecerdasan bawaan mungkin berasal dari genetik namun kecerdasan kita bisa ditingkatkan dengan akselerasi ilmu dengan perkembangan kognitif yang baik. Namun bagaimana kita bisa mengakselerasi ilmu kita jika salah satu tujuan kita menyelesaikan sekolah agar tidak perlu belajar lagi? Ketakutan agar tidak perlu menghadapi ujian lagi, bergadang untuk belajar lagi. Manusia dikatakan lebih suka bekerja daripada belajar. Tahukan kita setiap kita bekerja, melakukan sesuatu yang baru dan bertemu dengan berbagai hal, kita juga belajar?

Topik pendidikan memang tidak pernah habis dan selesai dibahas, karena bagaimanapun dalam hidup ini kita sedang melakukan perjalanan proses pembelajaran hingga akhir hayat kita. Semoga kedepannya kita bisa menanamkan kepada anak-anak dan murid-murid kita yang menjadi generasi penerus bangsa tentang pentingnya belajar dengan stigma yang tepat dari kata belajar itu sendiri.

"Jadilah seorang murid selama kamu masih memiliki sesuatu untuk dipelajari, dan itu berarti seumur hidupmu." Henry L. Doherty

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun