Mohon tunggu...
Shinta Dwi Kurniawati
Shinta Dwi Kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Seorang Mahasiswi Farmasi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN 36 BTV 3 UNEJ: Wujudkan Generasi Emas Bebas Stunting dengan GEMARIKAN

2 September 2021   21:37 Diperbarui: 2 September 2021   21:36 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mengenalkan kegiatan GEMARIKAN (Gerakan Memasyaratkan Makan Ikan) pada warga sebagai pencegahan stunting pada balita di desa Ajung, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember"

Pada era pandemi COVID-19, Kuliah Kerja Nyata atau KKN dilaksanakan berbeda dengan tahun -- tahun sebelumnya, kali ini Universitas Jember mengambil tema "KKN Back to Village" seperti dengan KKN tahun kemarin, dimana arti dari KKN ini yaitu KKN di desa sendiri yang dilaksanakan selama 30 hari dimulai pada tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2021. Akan tetapi karena keadaan yang mengharuskan saya di Jember, sehingga saya mengambil lokasi KKN di Jember, tepatnya di Desa Ajung Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Desa Ajung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa Ajung memiliki 4 dusun yaitu Krajan, Tengah, Oloh, dan Sumbermalang. Serta mempunyai 14 RW dan 70 RT yang mayoritas penduduknya adalah perempuan. Desa ini terletak cukup jauh dari pusat kota Kabupaten Jember, sedangkan mata pencaharian warga sebagian besar bekerja di sektor pertanian.

Sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Kalisat terdiri dari 1 Puskesmas, 12 Puskesmas Pembantu dan 48 Posyandu. Sedangkan pada desa Ajung sendiri terdapat 11 posyandu. Meskipun begitu, desa Ajung masih memiliki beberapa balita yang tergolong stunting. Berdasarkan data yang saya dapatkan dari kader posyandu di desa Ajung, terdapat total 156 balita yang tergolong kategori balita pendek dan sangat pendek, maka dari itu masalah stunting merupakan masalah yang cukup serius demi mencetak generasi masa depan Indonesia. Stunting sendiri menurut WHO merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Ciri dari balita stunting ditandai dengan perbedaan tinggi badan dibandingkan dengan seumurannya (kerdil).

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan yang terdapat di desa Ajung tersebut, saya berinisiasi untuk melakukan edukasi kepada warga di desa Ajung dengan cara mengenalkan bahaya, penyebab, intervensi, serta pencegahan terkait stunting. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan program kerja saya mengenai GEMARIKAN. GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) adalah program nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan Dan Perikanan mulai tahun 2004 yang bertujuan untuk mengkampanyekan akan pentingnya manfaat makan ikan sejak dini karena banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak

Hal yang sering dijumpai oleh para ibu adalah ketika sang buah hati mulai GTM (Gerakan Tutup Mulut) atau tidak mau makan, jika sudah seperti ini tentu seorang ibu harus pandai-pandai dalam mengolah makanan baik dari segi rasa, bentuk, bahkan paduan warna juga menjadi soal penentu agar sang buah hati mau makan. Sulit memang jika sang buah hati hanya mau makan makanan yang fast food atau makanan (ciki), apalagi didalam makanan itu tidak terkandung nilai gizi yang baik, kalaupun ada sangat kecil jumlahnya. hal ini lah yang menjadi problematika diantara para ibu. 

Maka dari itu, saya sebagai mahasiswa KKN di desa Ajung mengajak ibu di desa Ajung terutama sasaran saya untuk mengubah cara pengolahan menu makan anak menjadi lebih kreatif dan inovatif lagi agar anak mau makan dengan lahap, dan yang tentunya juga sembari mewujudkan GEMARIKAN. Menu makanan yang kami buat yaitu burger lele, saya memilih ikan lele karena ikan lele merupakan ikan lokal dengan harga terjangkau dan kaya akan manfaat untuk tumbuh kembang anak. Burger sendiri merupakan makanan yang disukai anak-anak, sehingga dengan adanya inovasi ini tentu anak akan lebih lahap makan sayur dan ikan. 

Dokpri
Dokpri


Setelah anak mulai mau makan sayur dan ikan tentu anak tersebut akan terpenuhi gizi nya, dengan terpenuhi gizi anak akan menghindarkan anak tersebut dari resiko stunting. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun