Adanya pandemi COVID-19 membuat pemerintah memberikan beberapa kebijakan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran dan menekannya semaksimal mungkin.
Pada bidang pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 mengenai pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) selama masa darurat COVID-19.
Kebijakan ini memberikan dampak yang besar bagi anak-anak di lingkungan Desa Labuhan Ratu Baru, dimana anak-anak yang biasanya menghabiskan waktu di sekolah, sekarang banyak menghabiskan waktunya di rumah. Ketika mewawancarai orang tua, mereka mengatakan bahwa kegiatan BDR yang menyebabkan anak-anak hanya bermain seharian dan tugas yang diberikan cukup banyak sehingga para orang tua kewalahan dalam membantu proses pembelajaran anak.
Maka dari itu, berangkat dari masalah yang ada pada sekitar lingkungan sekitar, saya membuat program mengenai Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19 yang ditujukan kepada beberapa siswa Sekolah Dasar.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama 30 hari penerjunan yaitu dengan membuka Teras Literasi CITO untuk memfasilitasi anak-anak agar membaca buku secara gratis, mengembangkan kreatifitas dan menambah pengetahuan.
Buku-buku yang ada di Teras Literasi merupakan koleksi milik pribadi dan dilakukan Open Donasi Buku untuk menambah koleksi yang sudah ada.
Selain itu anak-anak melakukan praktek membuat handsanitizer dari bahan alam, melakukan eksperimen sains sederhana, melakukan permainan sambil belajar serta memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru mengenai macam-macam sediaan dan logo obat, kisah-kisah nabi, bahasa inggris dan hal-hal lainnya. Kemudian diberikan pendampingan kepada anak-anak dalam mengerjakan tugas dan memahami materi pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan tersebut mendapatkan respon dan hasil yang baik dari sasaran, diantaranya sasaran yang sebelumnya jarang mengerjakan tugas sekolah akibat terkendala dalam memahami materi menjadi rajin untuk mengerjakannya, minat anak-anak untuk membaca buku mengalami peningkatan sehingga dapat menggantikan waktu bermain dengan membaca buku, kemudian ketertarikan anak-anak dalam melakukan eksperimen dan memperoleh pengetahuan baru juga sangat tinggi.
Salah satu sasaran, Riski Aditya mengatakan “Kegiatannya seru-seru, terbantu waktu ngerjain PR (Pekerjaan Rumah) sama bisa baca-baca buku juga”. Harapannya kegiatan-kegiatan ini dapat terus berlanjut sehingga anak-anak SD di lingkungan sekitar dapat menghabiskan waktu selama belajar dari rumah untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat serta dapat membantu orang tua dalam mendampingi proses pembelajaran anak.
(Shinta Tsania Azzahra / KKN BTV 3 Universitas Jember / KKN 78)