Kepatuhan pada ketiga prinsip di muka itu lebih menjamin tingkat kepercayaan dan keberhasilan yang tinggi dalam menjalankan fungsi konselor di sekolah. Selain ketiga prinsip itu, terdapat prinsip-prinsip kerja lain yang lebih langsung terkait dengan proses konseling sendiri yaitu
- Penghargaan kepada siswa (klien) sebagai seorang pribadi yang mempunyai hak
- Menyimak
Masa Depan Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling di Pendidikan dasar dan menengah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam 30 tahun terakhir ini, terutama di negara-negara maju seperti Britania Raya dan Amerika Serikat. Banyak sekali sekolah-sekolah pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah di negara-negara maju seperti Britania Raya dan Amerika Serikat. Banyak sekolah-sekolah pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah di negara maju yang tidak lagi menggunakan psikologi umum, apalagi guru mata pelajaran, sebagai konselor sekolah, tetapi sudah memfungsikan konselor bersertifikat dengan kekhususan Pendidikan dasar dan menengah sebagai konselor (Campbell, 2006; Thomas; 2007). Keadaan ini masih merupakan impian bagi profesi konselor di hampir semua sekolah di negara-negara berkembang dewasa ini.
Tidak banyak informasi berkenaan dengan masa depan ini yang dapat diperoleh dari negara-negara berkembang. Tetapi, dengan makin berkembangnya globalisasi di hampir semua sektor kehidupan, dengan berbagai pengaruhnya yang menggerakan sektor Pendidikan, maka kegiatan bimbingan dan konseling dalam kehidupan sebagai penerus, tampaknya juga tidak akan luput dari berbagai pengaruh menggembirakan itu (Best, 2006).
Khusus di Indonesia kecenderungan menggembirakan ini tampak dari makin diakuinya profesi konselor (dengan Pendidikan/pelatihan khusus untuk menajdi konselor) sebagai tenaga professional bimbingan dan konseling di sekolah seperti terlihat dari makin diserapnya sarjana Bibingan dan Konseling dari berbagai perguruan tinggi di banyak sekolah dasar dan menengah; juga makin berkurangnya jumlah guru mata pelajaran yang merangkap jabatan sebagai konselor di Pendidikan dasar dan menengah.
Jadi berdasarkan informasi di atas apakah masih bisa disebut bahwa "Guru BK itu polisi sekolah dan gabut kalau engga ada siswa nakal?"
Dahulu bisa disebutkan seperti itu karena latar belakang Guru BK bukan dari Sarjana Bimbingan dan Konseling namun guru mata pelajaran lain yang merangkap menjadi Guru BK sehingga tidak tahu apa fungsi sebenarnya seorang Guru BK. Namun di era sekarang sudah banyak lulusan Sarjana Bimbingan dan Konseling yang mulai berkecimpung di dunia pendidikan dan stakeholder sekolah sudah memahami juga fungsi dari BK itu sendiri itu seperti apa.Â
Sebenarnya masih banyak hal menarik yang bisa kita bahas mengenai Bimbingan dan Konseling jadi di artikel selanjutnya akan dibahas hal-hal menarik lainnyaÂ