Mohon tunggu...
Shifa Nur Hafifa
Shifa Nur Hafifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Matematika

Available

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Limbah Menjadi Dinding Sekolah, Keunikan Sekolah di Lombok dalam Memanfaatkan Limbah Plastik

17 Juni 2021   17:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:43 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Sitti Rohmi Djalilah saat kunjungannya dalam pembangunan SDN 04 Medas Bentaur dengan menggunakan Ecobrick. (Dok. Diskominfotik NTB)

Salah satu keunikan dari bangunan SDN 04 Medas Bentaur Lombok Barat adalah dinding sekolah yang terbuat dari limbah daur ulang plastik.

Sekolah yang berada di Dusun Medas Bentaur, Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat ini merupakan salah satu kerjasama antara Classroom of Hope (Australia), Block Solutions (Finlandia), Pelita Foundation Lombok serta Pemerintah setempat.

SDN 04 Medas Bentaur disinyalir menjadi sekolah dengan plastik blok (ecobrick) pertama di dunia.

Ecobrick bata yang digunakan dalam pembangunan gedung sekolah, Ecobrick berasal dari suku kata "Eco" dan "Brick" yang artinya bata ramah lingkungan. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia.

Keunggulan dalam menggunakan bata ecobrick ini ialah bobot bahan yang ringan, harga yang terjangkau, aman digunakan dan efektif dalam penghematan waktu pembangunan.

"Alhamdulillah, kita dapat memanfaatkan sampah dan menjadi sumber daya untuk kita semua, penggunaan bata ecobrick ini sangat ringan, murah, aman saat gempa dan sangat cepat membuatnya serta menjadi solusi pemanfaatan limbah plastik di NTB," ucap Wakil Gubernur NTB Ibu Sitti Rohmi Djalilah

Proses pembangunan sekolah pun tak membutuhkan waktu yang lama, dalam perakitan blok hanya membutuhkan waktu selama 5 jam dan paling lama membutuhkan waktu 7 sampai 10 hari. Bahan baku masih didatangkan langsung dari Finlandia.

Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat akan bekerjasama dengan perusahaan terkait dalam membangun sekolah-sekolah yang ada di NTB untuk kedepannya serta membangun pabrik untuk mengakomodir pengelolaan sampah plastik yang dijadikan blok plastik atau ecobrick.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun