Mohon tunggu...
Sherly Novita Juliantari
Sherly Novita Juliantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiwa S1 jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Judul Berita Provokatif Jadikan Masyarakat Panik

26 April 2021   08:39 Diperbarui: 26 April 2021   08:41 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hoax-catagories-px-1

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat selain membawa dampak positif, ternyata juga membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang yang cukup meresahkan adalah munculnya judul-judul berita yang provokatif.
Fenomena berita dengan berjudul provokatif semakin marajalela didunia maya dan dengan mudahnya tersebar di lingkup masyarakat. Penyebaran judul yang provokatif juga mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan publik akan suatu informasi.

Informasi yang telah dibaca dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan tindakan baik individu maupun kelompok. Sangat disayangkan apabila media sosial digunakan untuk memperoleh dan memberikan informasi yang tidak akurat apalagi sampai menjadikan media sosial sebagai alat penyebaran berita bohong (hoax) dengan menggunakan judul yang sangat memprovokasi untuk mengarahkan para pembaca kepada opini publik yang negative.

Hoax sering kali menggunakan judul yang sensasional dan provokatif, misalnya dengan langsung mengarah kepihak tertentu. Judul yang provokatif sering kali sengaja dibuat untuk menarik minat dan rasa penasaran dari pembaca. Isinya diambil dari informasi berita resmi, hanya saja judulnya yang dibuat tidak sesuai dengan isinya atau direkayasa sehingga menimbulkan persepi sesuai yang dikehendaki oleh pembuat hoax.

Seperti ahir-ahir ini, saat memasuki bulan puasa banyak orang yang menunggu momen mudik lebaran, apalagi tradisi mudik lebaran ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia setiap tahunya. Mengunjungi sanak saudara hingga mengobati rasa rindu akan suasana lebaran dikampung halaman menjadi mudik sebagai hal yang wajib dilakukan. Namun semenjak pandemic COVID-19, pemerintah memperlakukan larangan mudik.

Banyak media yang mulai memberitakan larangan mudik ini, akan tetapi ada satu media yang justru membuat berita yang judul dan isinya berbeda. Seperti yang saya baca beberapa hari lalu, dibuat oleh salah satu web berita, membuat berita dengan berjudul "Dosen & Mahasiswa, Ini Aturan Lengkap Larangan Mudik Lebaran 2021" didalam berita ini. Berita tersebut memang menjelaskan tentang larangan mudik dan sanksi-sanksinya tetapi web berita tersebut sama sekali tidak membahas perihal dosen dan mahasiswa, hanya ada pemeberitahuan pengecualian kendaraan yang boleh melakukan perjalanan, salah satunya "kendaraan yang menyangkut repatriasi pekerja pekerja imigran Indonesia, WNI, pelajar/mahasiswa yang berada di luar negri, serta pemulangan orang dengan alas an khusus oleh pemerintah ke daerah asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku"


Judul berita yang sensasional dan provokatif tersebut akan membuat para pembaca menjadi bingung, apalagi diselipkan kalimat "mahasiswa" karna saya sendiri juga sedang berada di luar kota untuk melakukan perkuliahan, sehingga berita tersebut membuat saya panik karna mengira didalam berita tersebut ada larangan atau pemeberitahuan untuk mahasiswa. Berita yang menyebar ditengah masyarakat bisa menimbulkan keresahan masyarakat.
Disituasi yang seperti ini, seharusnya para pembuat berita lebih bisa memilih judul berita yang tidak mengandung unsur provokatif, sebelum menaikan informasi ada baiknya untuk cek fakta terlebih dahulu untuk mengurangi distorsi, karna pasti banyak masyarakat yang langsung menjadi panik.
Di zaman sekarang ini, diperlukan kecerdasan dan kedewasaan berfikir dalam membagikan suatu informasi atau berita. Jangan mudah terprovokasi dengan info-info yang tidak jelas. 

Solusi untuk para pembaca apabila menjumpai berita yang menggunakan judul provokatif, sebaiknya mencari referensi berupa berita serupa tetapi dari media yang lain, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan cara berikut akan membuat kita para pembaca dapat memperoleh informasi yang seimbang. Kita sebagai penikmat dan pengguna internet yang bijak harus lebih berhati-hati dalam menerima berita, jangan ditelan mentah-mentah. Oleh karna itu kita harus mencari kebeneran dengan cara mengkorek fakta-fakta lainya. Selain itu, kita juga harus bisa lebih teliti dalam mencari sebuah informasi

Ditulis oleh, Serly Novita Juliantari, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun