Hai Teman-Teman! Tahukah kamu bahwa Storytelling dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini? Terutama pada Aspek Kognitif dan Bahasanya?
Storytelling sendiri dapat disebut sebagai sebuah seni bercerita. Dalam lingkup pendidikan anak usia dini, storytelling dapat diartikan sebagai kegiatan bercerita atau mendongeng yang digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam aspek-aspek perkembangan yang dilakukan tidak dengan cara menggurui.Â
Salah satu aspek yang berkembang melalui kegiatan storytelling yaitu, aspek Bahasa dan Kognitif. Storytelling merupakan salah satu kegiatan yang menarik yang sangat digemari oleh anak-anak. Maka dari itu, Storytelling bisa dijadikan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan bercakap dan berbahasa serta kemampuan berpikir atau yang biasa disebut dengan kemampuan kognitif.Â
Storytelling dalam perkembangan bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan dalam mengekspresikan dan menyatakan sesuatu. Bahasa termasuk ke dalam aspek yang terpenting dalam kehidupan manusia, begitu juga dengan anak. Â Berikut merupakan manfaat story telling dalam perkembangan aspek bahasa anak:
- Melatih kemampuan berkomunikasi anak
Dengan storytelling kemampuan berkomunikasi anak dapat terlatih. Seperti yang disampaikan oleh Depdiknas, Kemampuan tersebut dapat terlihat ketika anak dapat berinterikasi dengan orang lain untuk dalam  mengemukakan pikiran terhadap apa yang ia inginkan juga dalam mengungkapkan perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya (Depdiknas, 2007). Biasanya, setelah cerita sudah disampaikan, storyteller akan menanyakan bagaimana perasaan anak setelah mendengarkan cerita tersebut dan seringkali meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang sudah disampaikan oleh storyteller. Nah, pada kesempatan itu, anak-anak akan mengemukakan pendapatnya dan juga menceritakan kembali cerita tersebut versi si anak.
- Memperkaya pembendaharaan kataÂ
Anak juga dapat memperkaya pembendaharaan kata yang ia peroleh secara natural pada saat mendengarkan cerita melalui kegiatan storytelling. Secara tidak langsung anak akan menemukan kata-kata bahkan kalimat baru yang belum pernah ia dengar sebelumnya.Â
- Memiliki kemampuan bahasa yang baikÂ
Dalam kegiatan storytelling pada anak usia dini, pemilihan kata dalam berbahasa sangat diperhatikan sehingga anak dapat memperoleh bahasa baru yang baik. Pada dasarnya, kemampuan berbahasa merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia sejak mereka dilahirkan. Namun, kemampuan tersebut tetap membutuhkan rangsangan serta stimulus untuk dapat berkembang dengan baik. Nah, hal tersebut secara tidak langsung bisa dikembangkan melalui kegiatan storytelling.
Storytelling dalam perkembangan kognitif
Storytelling dalam pendidikan anak usia dini dapat dilakukan dengan bantuan berbagai macam media, seperti buku bergambar, video, boneka tangan, wayang, busy book, diorama, dan masih banyak media menarik lainnya. Kita bisa memadukan berbagai media tersebut dengan gerakan, suara dan alat peraga. Dengan bantuan berbagai media tersebut dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya, berikut merupakan manfaat storytelling dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak:
- Memperluas pengetahuan anak
Dengan storytelling dapat memperluas pengetahuan anak, seperti anak dapat memahami konsep baik dan buruk, konsep besar dan kecil, memahami konsep warna baik warna primer hingga warana sekunder. Anak juga dapat mengenal berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekelilingnya seperti hewan, tumbuhan, dan juga berbagai macam karakter lainnya yang akan diceritakan dalam kegiatan storytelling.Â
- Meningkatkan kreativitas dan imajinasi anakÂ