Semoga Tragedi Kanjuruhan bisa menyadarkan bagaimana kearifan pikiran bawah sadar mestinya diolah dan dioptimalkan dalam kemaslahatan kehidupan, bukan menjadi akar emosional instingtif yang merusaknya. Terlebih tentu dalam permainan sepakbola, yang mestinya bisa menghibur, menyadarkan, dan membawa sadarkan sejumlah nilai kebaikan di balik sepakbola.
Jadikan Tragedi Kanjuruhan yang terakhir untuk menata kembali masyarakat dan pelaku sepak bola kita lebih berbudaya dan berkeadaban. Berakhlak mulia sebagaimana diimpikan dalam karakter Manusia Pancasila.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!