Mohon tunggu...
Sharon Gracia
Sharon Gracia Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Evaluasi Akurasi Radiografi Pelvis Anteroposterior (AP) Dalam Mendeteksi Vertical Shear Fracture

2 Juni 2025   14:21 Diperbarui: 2 Juni 2025   14:20 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Indikasi Cedera Pada AP Pelvis. Sumber:  Vertical shear pelvic injury: Evaluation, management, and fixation strategies (2018)

ABSTRAK

Fraktur vertical shear (VS) adalah jenis cedera parah yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi, dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan, masalah urogenital dan neurologis, serta ketidakstabilan struktur pelvis. Berbeda dengan CT scan yang lebih detail, radiografi pelvis proyeksi anteroposterior (AP) sering digunakan sebagai modalitas pertama dalam evaluasi trauma. Namun, kemampuannya dalam mengidentifikasi fraktur VS masih diperdebatkan. Penelitian ini membandingkan hasil CT scan, standar referensi, untuk menilai akurasi radiografi AP mengidentifikasi tanda-tanda radiologis fraktur VS.  Dengan mengamati satu kasus pasien trauma pelvis dan analisis citra radiografi berdasarkan parameter anatomi khas dari fraktur VS, termasuk asimetri hemipelvis, diastasis sakroiliaka dan simfisis pubis, rotasi hemipelvis, dan fraktur prosesus transversal L5, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut klasifikasi Tile tipe C1 dan klasifikasi Young-Burgess, hasilnya menunjukkan bahwa radiografi AP dapat menunjukkan tanda-tanda visual yang menonjol dari fraktur VS. Meskipun tidak dapat menggantikan pemeriksaan menyeluruh terhadap struktur posterior dan jaringan lunak pelvis, temuan penelitian ini menegaskan bahwa radiografi AP memainkan peran penting sebagai alat skrining awal yang efisien dalam situasi darurat atau ketika akses CT dibatasi. Secara teoritis, penelitian ini memperluas pemahaman kita tentang penggunaan diagnostik citra dua dimensi dalam mendeteksi cedera pelvis yang kompleks, sementara secara praktis, penelitian ini memperkuat relevansi radiografi AP dalam prosedur trauma pelvis dini.

Kata kunci: Vertical Shear, Fraktur Pelvis, Young-Burgess, Tile Tipe C, Radiografi Anteroposterior (AP)

PENDAHULUAN

Secara global, terdapat angka morbiditas dan kematian yang signifikan akibat fraktur pelvis, terutama tipe vertical shear (VS), yang merupakan cedera parah yang sebagian besar disebabkan oleh trauma berenergi tinggi seperti tabrakan mobil atau jatuh dari ketinggian. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cedera yang disebabkan karena kecelakaan menduduki peringkat ketiga di Indonesia dalam hal penyebab kematian. Dari jumlah tersebut, sekitar 3% adalah cedera pelvis, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat serta masalah neurologis dan urogenital. Terlepas dari ketidakstabilan vertikalnya, yang dapat menyebabkan gangguan pelvis posterior dan cedera vaskular yang parah, fraktur VS harus dideteksi sejak dini. Bagaimanapun radiografi pelvis anteroposterior (AP) telah menjadi modalitas pertama yang digunakan dalam penilaian, namun masih terus didiskusikan dalam praktik klinis darurat terkait sensitivitas dan akurasinya terhadap cedera VS.

Sebagai hasilnya, CT scan menawarkan detail yang lebih rinci terkait dengan cedera posterior dan klasifikasi fraktur, beberapa studi penelitian sebelumnya telah menetapkan betapa pentingnya hal ini untuk mengindikasikan diagnosis fraktur VS. Di sisi lain, terkait dengan protokol Advanced Trauma Life Support (ATLS), radiografi AP terus menjadi prosedur awal dalam pemeriksaan pasien trauma, yang menarik perhatian pada urgensi pentingnya mengevaluasi keakuratan data. Penelitian terdahulu tidak secara langsung mempelajari sensitivitas dan spesifisitas radiografi AP, hanya memeriksa deskripsi anatomi atau metode manajemen. Itulah sebabnya tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi sistematis terhadap efisiensi radiografi AP pelvis untuk menemukan fraktur vertical shear bila dibandingkan dengan standar informasi CT scan yang dikumpulkan. Dari segi teori, hasil penelitian ini akan memperluas cakupan keahlian dalam mendiagnosis keakuratan radiografi pada pasien dengan trauma pelvis, dan dalam praktiknya, hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengambilan keputusan klinis yang cepat dalam situasi yang mendesak, terutama dalam situasi yang memiliki ketersediaan CT yang terbatas. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu mengembangkan prosedur skrining radiologi yang lebih fleksibel dan efektif.

STUDI KASUS/METODE

Vertical shear (VS) fracture merupakan jenis fraktur pelvis yang jarang terjadi, tetapi memiliki dampak klinis yang signifikan. Studi populasi selama 12 bulan oleh Balogh et al. menunjukkan bahwa fraktur Tile Type C lebih sering dikaitkan dengan mekanisme energi tinggi, seperti kecelakaan sepeda motor dan mobil, pejalan kaki yang tertabrak kendaraan, serta jatuh dari ketinggian lebih dari 1 meter. Burgess et al. mengaitkan fraktur VS dengan cedera kepala tertutup, pneumotoraks, cedera usus, dan hematoma retroperitoneal. Selain itu, penelitian lebih lanjut menghubungkan fraktur VS dengan cedera urologi, jaringan lunak, dan pleksus lumbosakral. Fraktur pelvis terbuka yang tidak stabil secara vertikal sering dikaitkan dengan cedera jaringan lunak posterior di area bokong atau perineum. Lesi Morel-Lavalle juga sering ditemukan pada fraktur VS dan dapat meningkatkan morbiditas dengan predisposisi infeksi. Salah satu studi menemukan bahwa lesi Morel-Lavalle terjadi pada 39,4% kasus berdasarkan diagnosis CT, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan cedera kompresi lateral (LC) dan kompresi anteroposterior (APC), dimana lesi jaringan lunak terjadi masing-masing sebesar 11,6% dan 11,7%.

Berikut prosedur teknik pemeriksaan radiografi Pelvis Anteroposterior (AP):

  1. Identifikasi peralatan yang digunakan pada pemeriksaan radiografi Pelvis

  2. Lakukan prosedur sebelum, selama, dan setelah pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun