Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸 | Visit me in another universe at shabirahannisa.blogspot.com 💻

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kenangan yang Tak Terlupakan Berlibur ke Yogyakarta dengan Kereta Eksekutif dan Ekonomi

12 Oktober 2022   18:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   14:07 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu kedatangan kereta di Stasiun Gambir (Dokumentasi Virzah)

Selain perkara kursi, kami pun menghadapi masalah lain. Karena kawanku belum beli makanan dan khawatir pramugara tidak menawari makanan seperti waktu di kereta eksekutif, maka aku pun menemaninya beli makan malam ke restoran kereta api.

Beda dengan kereta eksekutif, mesin kereta ekonomi itu sangat kencang dan berisik. Tidak hanya itu, setiap gerbong yang kami lewati memiliki aroma bau yang khas, hehehe. Aduhai kalau teringat momen itu, aku ingin ketawa terus. 😂

Dan untuk fasilitas restoran kereta api ekonomi, mohon maaf penampakannya tidak se-instagramable kereta eksekutif. Suasananya nampak gelap, dan berisiknya suara mesin membuat kami tidak ingin berlama-lama di sana. 

Harga makanan berapa? Masih sama dengan kereta eksekutif, affordable lah.

Habis beli makanan di restoran kereta api, kami pun tidak langsung kembali ke tempat duduk kami. Lho ke mana dong? 

Kami memutuskan untuk mencari tempat duduk dekat pintu gerbong yang kosong. Alasannya adalah agar kami bisa makan dengan leluasa. 😅

Selama makan malam, kami merasa was-was takut dipergok petugas kereta dan khawatir jikalau tempat duduk yang kami tempati ada orangnya. Alhasil, kami makan buru-buru. Duh yang ini jangan ditiru ya, guys.

Selesai makan, kami pun kembali duduk ke kursi kami. Jujur malam ini aku capek banget dan butuh tidur karena besok aku langsung kerja. Penumpang di depan maupun belakangku masih dengan posisi yang sama. 

Karena aku sudah tidak tahan, maka aku pun berpindah ke kursi sebelah yang kosong. Sementara kawanku tidak berpindah. 

Karena sudah merasa nyaman, aku pun tertidur. 

"Permisi," suara wanita membangunkanku. Dengan sigap, aku pun langsung berpindah ke kursi semula. Aku malu, sepertinya orang-orang di kereta melihat ke arahku. Hehehe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun