Peluang Emas: Strategi untuk Meningkatkan EksporÂ
1. Adopsi Teknologi Budidaya Ramah Lingkungan Â
  Penggunaan bioflok dan zero water exchange dapat meningkatkan efisiensi air dan mengurangi risiko penyakit. Program demonstrasi di Probolinggo telah meningkatkan produktivitas hingga 22%. Â
2. Diversifikasi Produk OlahanÂ
  Kolaborasi dengan industri pengolahan untuk menghasilkan VAPs seperti udang beku dengan bumbu marinasi atau breaded shrimp perlu digalakkan. Contoh sukses: PT. Aqua Prima Indonesia berhasil menembus pasar Jepang dengan produk tempura-ready shrimp. Â
3. Penguatan Sertifikasi InternasionalÂ
  Pemerintah melalui Perpres No. 37/2021 mendorong percepatan sertifikasi ASC dan GlobalGAP. Targetnya, 50% eksportir memiliki sertifikasi ini pada 2025. Â
4. Optimasi Pasar BaruÂ
  Selain pasar tradisional, Indonesia perlu menembus Timur Tengah dan Afrika Utara. Potensi permintaan di Arab Saudi mencapai 200 ribu ton per tahun, namun baru 10% yang dipenuhi. Â
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Meraih Pasar GlobalÂ
Indonesia memiliki modal dasar yang kuat untuk menjadi pemimpin ekspor udang vannamei. Namun, optimalisasi perlu dilakukan melalui inovasi teknologi, peningkatan kualitas SDM, dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga riset. Dengan mengatasi tantangan ini, udang vannamei Indonesia tak hanya mendunia, tetapi juga menjadi aset strategis di kancah perdagangan global. Â
Referensi:
1. FAO. (2022). The State of World Fisheries and Aquaculture. Â
2. BPS-Statistics Indonesia. (2023). Statistik Perikanan Budidaya. Â
3. KKP. (2024). Laporan Ekspor Perikanan 2023. Â
4. Journal of Aquaculture. (2023). Productivity Analysis of Vannamei Shrimp Farming in Southeast Asia. Â
5. Universitas Brawijaya. (2022). Strategic Analysis for Indonesian Shrimp Exports. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI