"Ibu." Kata Agam dengan lembut.
      Ibunya hanya memperpanjang tangisan tersebut dan Agam hanya bisa menatap ibunya.
      Sebelumnya keluarga ini sangatlah tentram, tidak ada pertengkaran seperti ini, kalau bukan karena kejadian malam itu.
      Malam itu hujan mengguyur deras Desa Empetrieng, Agam sedang duduk di samping ayahnya sambil menonton bola ditelevisi. Ibu didapur menyiapkan makan malam. Menu makan malam kala itu adalah ikan asin kesukaan suaminya Sulton. Mutia memasak dengan riang sambil menyandungkan shalawat. Tiba-tiba pintu  rumah diketuk. Sulton beranjak dari depan televisi lalu membuka pintu.
      Terlihat seorang wanita cantik menggunakan jilbab pink dengan baju yang basah diguyur hujan. "Permisi pak, boleh saya numpang ke WC. Saya kehujanan dan motor saya mogok." Katanya. Agam mempersilahkan wanita itu ke WC sambil menunjuk arahnya.
      "Siapa yah?" muka Mutia muncul dari balik dinding.
      "Orang numpang ke WC katanya motornya mogok."
      "Ohh," Mutia melanjutkan kembali memasaknya.
      Setelah makanan matang ia mulai menaruhnya di piring dan menyajikannya di meja. Pintu kamar mandi terbuka lalu gadis itu terlihat. Cantik sekali, bathin mutia.
      Mutia yang kasian karena honda wanita itu mogok mengajaknya makan  malam, awalnya wanita itu menolak namun karena dipaksa akhirnya ia ikut makan.
      "Oh jadi kamu mahasiswa?"