Mungkin kita sering mendengarkan suatu kata yang tidak asing lagi ketika kita berada di sekolah, pesantren, majlis ta'lim, masjid-masjid maupun di masyarakat. Sebuah kata, yaitu kata Tauhid, suatu kata yang membosankan, monoton dan tidak mengasikkan. Demikian halnya seperti yang penulis rasakan dan kebanyakan teman-teman penulis sejauh yang penulis temukan.
Di sini penulis ingin memberikan sedikit pemicu untuk memunculkan reaksi positif dalam permasalahan ini, hingga sesuatu yang monoton serta membosankan tadi menjadi mengasikkan dan menimbulkan semangat untuk memahaminya.
Sebelum segala sesuatunya, kita harus memahami bahwa tujuan dari diciptakannya kita sebagai Manusia di Dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Allah ta'ala berfirman dalam surat Adz-dzariyat ayat 56:
وما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون
Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.
Para ulama' menjelaskan tentang makna dari يعبدون adalah يوحدون , yaitu mengesakan Allah dalam beribadah.
Selanjutnya, mari kita coba perhatikan bahwasanya tujuan dari diutusnya para Rosul adalah untuk menyerukan perintah mengesakan Allah semata. Mereka dicela dan disakiti karena tauhid, mereka berperang untuk menegakkan kalimat tauhid, merupakan sesuatu yang sangat agung bukan?. Allah ta'ala berfirman:
ولقد بعثتا في كلّ أمّة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (semata), dan jauhilah Thaghut . (anNahl: 36)
Sejenak kita perhatikan bagaimana kisah nabiyullah Nuh 'alaihissalam yang mana ia hidup setelah 10 kurun dari nabi Adam 'alaihissalam. Di masa 10 kurun sebelum diutusnya nabi Nuh 'alaihissalam, manusia berada dalam Islam, mereka mengesakan Allah ta'ala sebagaimana dinukil dari Ibnu 'Abbas dan ulama'-ulama' ahli tafsir , hingga pada suatu masa, mereka menjadi suatu kaum penyembah Berhala. Awal yang melatar belakangi ini semua adalah ketika orang-orang soleh meninggal Dunia, dibangunkan bagi mereka masjid-masjid lalu dibuatlah gambar-gambar mereka, agar kaum tersebut mengingat keadaan orang-orang soleh tadi ketika mereka hidup, bagaimana keikhlasan mereka di dalam beribadah. Mereka berupaya untuk bisa menyamai orang-orang soleh tadi di dalam kebaikan-kebaikan mereka. Hingga tatkala waktu terus bergulir, zamanpun berganti zaman, dibuatlah patung-patung untuk orang-orang soleh tadi, sampai akhirnya ketika generasi-generasi baru menggantikan generasi sebelumnya, disembahlah patung-patung tersebut dan diberi nama dengan nama-nama orang soleh yang meninggal dunia, Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Ketika kaum tersebut sudah tidak lagi mengesakan Allah, maka diutuslah Nabi Nuh 'alaihissalam untuk mengingatkan serta memerintahkan mereka untuk mengesakan Allah semata. Allah Ta’ala berfirman:
ولقد أرسلنا نوحا إلى قومه فقال يا قوم اعبدوا الله ما لكم من إله غيره
Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya." (al-A’rof: 59). Merupakan sesuatu yang agung, yaitu perintah untuk mengesakan Allah di dalam beribadah.