Mohon tunggu...
Shalsa Midina
Shalsa Midina Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Halo semuanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehidupan dalam Multibudaya Indonesia

22 September 2020   07:55 Diperbarui: 22 September 2020   08:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas suku bangsanya masing-masing. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki budaya yang beragam. Bagaimana tidak, satu pulau saja setidaknya memiliki 2 atau 3 suku asli yang mendiami pulau tersebut semenjak ratusan tahun lalu. Bisa dibayangkan berapa banyak suku dan budaya yang dimiliki Indonesia hingga sekarang.

Memiliki beragam suku dan budaya, tak dapat dipungkiri pasti terdapat perbedaan fisik maupun nonfisik. Perbedaan ini dapat kita temui dimana-mana. Terlebih lagi kita merupakan makhluk sosial, maka kegiatan sehari-hari kita pasti bertemu orang-orang. Sebagai contoh, ketika di sekolah. Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu dan semua orang berhak menuntut ilmu tanpa memandang ras, budaya, dan agama. Bertemu dengan orang-orang yang berbeda ras, agama, dan budaya.

Lalu, bagaimana cara agar dapat menghindari konflik seminimal mungkin? Ada beberapa cara berinteraksi dengan semua orang tanpa menyebabkan perpecahan. Kita bisa meningkatkan nilai toleransi dengan sesama di dalam diri kita. Lalu, kita tidak bisa membeda-bedakan atau mengelompokkan orang berdasarkan hal tertentu. Bersikap ramah terhadap sesama juga menjadi faktor utama berinteraksi antar sesama manusia dengan baik.

Berbicara tentang interaksi manusia, semakin sering kita kontak dengan mereka, semakin dekat pula hubungan kita. Di dalam pergaulan sehari-hari, kita memerlukan teman. Dari teman, menjadi sahabat. Hal inilah yang saya temui ketika saya duduk di bangku SMA. Saya memiliki 7 orang kawan baik dan kami semua memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda, lho. 

Terhitung ada 3 agama di lingkup pertemanan kami. Islam, Kristen, dan Hindu. Begitu pula dengan suku. Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Tidung, semua ada. Pertemanan kami sangat menjunjung tinggi yang namanya toleransi. Hal inilah yang menyatukan kami dan mendekatkan kami hingga sekarang. Di saat hari raya agama juga begitu. 

Jika lebaran tiba, kami mendatangi rumah yang merayakan. Jika natal dan imlek tiba, kami juga mendatangi rumah yang merayakan. Begitu juga dengan Nyepi. Kami menghormati yang merayakan dengan tidak ribut di platform chat dan tidak main ke rumahnya untuk menghormati. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang didapatkan dari berteman dengan orang-orang yang berbeda latar belakang dengan kita. Selain itu, wawasan kita juga menjadi luas.

Berteman dengan orang-orang dengan latar belakang berbeda, membuat saya menyadari bahwa saya hidup dalam lingkup multibudaya. Dan ini sangat terasa di bangku SMA. 

Disini kita belajar lebih menghormati, ramah kepada semua, dan memiliki toleransi yang tinggi karena rata-rata usia seseorang menginjak jenjang SMA adalah usia menuju kedewasaan. Jadi, dengan menerapkan hal-hal diatas tadi, telah membentuk karakter yang lebih dewasa yang siap menghadapi dunia sebenarnya di kemudian hari.

Banyaknya suku bangsa dan budaya di Indonesia, tidak perlu pusing bahasa apa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Leluhur kita telah mewarisi bahasa universal bagi bangsa Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Sehingga kita tidak perlu susah mencari bahasa apa yang dikuasai oleh semua orang. 

Penggunaan bahasa daerah di sekolah rasanya kurang perlu, sebab tidak hanya satu atau dua suku yang berada di lingkungan tersebut tetapi banyak. Karena ditakutkan akan terjadi selisih paham apabila bahasa yang digunakan berbeda-beda. Baiknya, bahasa daerah tetap digunakan tetapi di lingkup yang lebih kecil, atau, pelajari bahasa daerah secara pribadi. Karena bagaimanapun, bahasa daerah harus tetap dilestarikan.

Pembelajaran suku bangsa Indonesia juga sangat penting agar tak hilang tergerus arus globalisasi. Sebenarnya pengadaan mata pelajaran seni budaya sudah cukup baik. Karena metode pembelajaran mudah diaplikasikan dan sangat penting untuk dipelajari guna mengetahui budaya asli Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun