Mohon tunggu...
Shafira Larasati
Shafira Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

a simple girl who loves to discover new things.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teknik Pembelajaran Bauran Berbasis Kasus sebagai Jawaban atas Tuntutan Kurikulum Geografi Abad 21

16 Juli 2021   13:03 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:24 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Era globalisasi ialah suatu kondisi di mana dunia tidak lagi memiliki batas. Proses globalisasi muncul karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Dengan adanya perkembangan tersebut, tentunya akan memberikan pengaruh bagi segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Di dalam dunia pendidikan, globalisasi akan mendatangkan kemajuan seperti adanya akses internet yang memberikan kemudahan dalam mencari sumber belajar dan bacaan ataupun informasi terbaru. Kini, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu. Proses pembelajaran yang awalnya berfokus pada guru (teacher centered learning) kini bergeser dan berfokus pada peserta didik (student centered learning).

Zaman yang terus berkembang tentunya menuntut setiap manusia untuk mengikutinya, sehingga diperlukan skill dan keterampilan agar dapat memilih arus yang baik. Pada dunia pendidikan, kurikulum juga terus mengalami perubahan sesuai dengan zamannya, di mana terus diciptakan dan dikembangkan berbagai teknik, metode, ataupun model pembelajaran. Kurikulum abad 21 saat ini merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecapakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta penguasaan terhadap teknologi. Selain itu, peserta didik juga wajib memiliki empat kompetensi yang disebut sebagai 4C, yaitu critical thinking and problem solving, creativity, communication skills, dan ability to work collaboratively.

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan, persamaan, dan perbedaan antarruang di permukaan bumi (Hermawan, 2009). Geografi merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari, karena dalam kajiannya geografi membahas berbagai aspek fisik dan sosial yang memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dari lingkungan sekitar. Tanpa disadari, fenomena geografi selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajarannya di sekolah dasar (SD), geografi merupakan bagian dari mata pelajaran IPS, sementara pada sekolah menengah pertama (SMP), geografi dimasukkan ke dalam rumpun mata pelajaran yang terintegrasi dengan mata pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Namun, khusus sekolah menengah atas (SMA), geografi merupakan mata pelajaran tunggal yang wajib dipelajari bagi yang mengambil bidang studi ilmu sosial.

Pembelajaran geografi pada kurikulum abad 21 ini diharapkan dapat membekali peserta didik dengan kecakapan berpikir secara spasial. Pembelajaran konteks dunia nyata dinilai akan lebih efektif dan cocok di abad 21 ini karena geografi sendiri berkaitan erat dengan aspek keruangan dan lingkungan. Dengan pembelajaran kontekstual, peserta didik dapat belajar dengan mengkaitkan antara pengetahuannya dengan keadaan nyata yang ada di sekitarnya.

Salah satu strategi dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jawaban atas tuntutan kurikulum geografi abad 21 ialah dengan menerapkan teknik pembelajaran bauran berbasis kasus (case-based blended learning). Teknik pembelajaran bauran merupakan kombinasi antara metode pembelajaran luring (offline) dan daring (online). Teknik pembelajaran bauran memiliki karakteristik yaitu (1) menggabungkan berbagai cara, model, penyampaian, serta berbagai media berbasis teknologi, (2) kombinasi pembelajaran langsung, belajar mandiri, dan belajar mandiri via online, (3) didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, mengajar dan gaya pembelajaran, dan (4) pengajar dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung. Dengan mengombinasikan keduanya, teknik ini dinilai merupakan tenik pembelajaran terbaik, karena adanya dua metode pembelajaran luring di mana pengajar masih dapat menjelaskan dan pembelajaran daring di mana peserta didik dapat meningkatkan pembelajarannya sendiri.

Case Based Learning (CBL) ialah salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif. CBL adalah pendekatan pembelajaran berorientasi konstruktivis dengan partisipasi aktif peserta didik sehingga peserta didik dapat membentuk pengetahuannya sendiri. Pada CBL, peserta didik diberi sebuah skenario masalah yang realistik, sebuah kasus, yang dapat dipelajari secara retrospektif dengan menguji bagaimana kasus tersebut diselesaikan atau secara interaktif mencoba menyelesaikan kasus. Dengan kasus-kasus yang disajikan dalam CBL, peserta didik diberi kesempatan untuk melatih kemampuan berpikir analisisnya. Kasus erat kaitannya dengan masalah, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Selain itu, suatu kasus tentunya memuat banyak hal, bisa mengaitkan beberapa konsep sekaligus, sehingga peserta didik dapat melatih kemampuannya terkait koneksi.

Keuntungan digunakannya kasus pada pembelajaran adalah peserta didik dapat mengaplikasikan teori ke dalam konteks nyata, berpikir kritis tentang situasi kompleks dan dapat memilih tindakan yang harus dilakukan, mengembangkan pengetahuan diri, membandingkan dan mengevaluasi perspektif diri dengan perspektif orang lain. 

CBL membantu ‘transfer knowledge’ peserta didik dari materi yang dipelajari peserta didik. Selain itu, CBL juga menjembatani perbedaan antara teori dan praktek sehingga peserta didik tidak hanya tahu teorinya saja tanpa bisa menerapkan ilmunya pada suatu kondisi tertentu, ataupun peserta didik tidak hanya bisa melaksanakan praktik saja tanpa mengerti ilmu yang mendasarinya. CBL dapat menggunakan peristiwa tertentu atau khusus yang bersifat spesifik/khas, contoh kejadian, kondisi aktual dari keadaan lain, lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu, fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata sebagai bahan atau sumber pembelajarannya.

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka teknik pembelajaran bauran berbasis kasus dapat menjadi tuntutan atas kurikulum geografi abad 21. Teknik pembelajaran bauran yang menggabungkan dua metode yaitu luring dan daring ini memberikan kesempatan dan pengalaman terbaik baik bagi peserta didik ataupun pengajar. Dengan menggunakan teknik ini, pengajar masih dapat menjelaskan, juga peserta didik yang dapat belajar dengan fleksibilitas. Dengan menggunakan pendekatan CBL dalam pembelajaran geografi, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kecakapan special thinking. Dalam penerapannya dalam pembelajaran geografi, CBL dapat menggunakan contoh kasus isu lingkungan yang saat ini terjadi ataupun kasus-kasus lainnya.

Di abad 21 yang sudah modern ini, perlu dilakukan upaya-upaya yang kreatif, inovatif, dan solutif dalam pembelajaran geografi terutama untuk meningkatkan special thinking.

Sumber dan referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun