Mohon tunggu...
shafandaputriindriana
shafandaputriindriana Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal,Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Prodi Akuntansi

Nama saya Shafanda Putri Indriana, saat ini saya berusia 21 tahun dan sedang menempuh pendidikan di Universitas Pancasakti Tegal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi. Saya memiliki minat yang besar di bidang tata rias dan menjadikan merias wajah sebagai hobi yang saya tekuni di waktu luang. Selain fokus pada dunia akademik, saya juga senang mengeksplorasi kreativitas melalui dunia kecantikan, karena menurut saya kecantikan adalah seni yang bisa membangun rasa percaya diri. Saya percaya bahwa dengan kombinasi ilmu akuntansi dan passion di bidang kecantikan, saya dapat mengembangkan potensi diri secara lebih luas di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasus Pelanggaran Etika Produksi Dan Pemasaran Pada PT.Ajinomoto

14 April 2025   20:20 Diperbarui: 14 April 2025   19:37 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk strategi penerapan prinsip etika bisnis, PT. Ajinomoto perlu mengadopsi pendekatan transformasional yang didasarkan pada teori-teori bisnis tersebut. Berdasarkan teori Stakeholder, perusahaan harus melakukan pemetaan stakeholder komprehensif dan mengintegrasikan kepentingan mereka dalam proses pengambilan keputusan strategis, dengan membentuk komite representasi stakeholder yang memiliki pengaruh nyata. Mengacu pada piramida CSR Carroll, PT. Ajinomoto perlu memenuhi tanggung jawabnya di semua tingkatan, mulai dari menjamin kepatuhan hukum melalui audit reguler, hingga mengembangkan program tanggung jawab sosial proaktif. Perusahaan juga perlu merumuskan kode etik komprehensif dengan mekanisme pengawasan yang efektif.

Berdasarkan prinsip utilitarianisme, PT. Ajinomoto harus mengadopsi proses pengambilan keputusan yang memperhitungkan dampak pada semua pihak yang terkena dampak, tidak hanya pada profitabilitas jangka pendek. Ini termasuk melakukan analisis dampak sosial dan lingkungan sebelum peluncuran produk atau kampanye pemasaran baru. Pendekatan deontologi Kant mengimplikasikan perlunya transformasi budaya organisasi yang menekankan integritas dan transparansi. PT. Ajinomoto perlu mengembangkan sistem nilai yang mengutamakan kehormatan terhadap hak konsumen dan menerapkan nilai-nilai tersebut melalui pelatihan etika bisnis dan kepemimpinan teladan dari manajemen puncak.

Mengadopsi konsep Triple Bottom Line, PT. Ajinomoto harus mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang seimbang antara indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ini termasuk mengintegrasikan pertimbangan keberlanjutan dalam pengembangan produk baru dan proses produksi, serta melaporkan kinerja keberlanjutan secara transparan menggunakan standar pelaporan teruji seperti Global Reporting Initiative (GRI). Dengan mendasarkan strategi perbaikan pada teori-teori bisnis yang solid, PT. Ajinomoto dapat melakukan transformasi mendasar dari model bisnis yang mengutamakan profit jangka pendek menjadi perusahaan yang benar-benar menerapkan prinsip etika bisnis sebagai landasan keunggulan kompetitif berkelanjutan.

-Strategi Penerapan Prinsip Etika Bisnis

Untuk memperbaiki pelanggaran etika bisnis yang telah terjadi, PT. Ajinomoto perlu melakukan reformasi tata kelola perusahaan secara menyeluruh. Ini termasuk membentuk komite etika independen dengan wewenang pengawasan, mengintegrasikan pertimbangan etika dalam proses pengambilan keputusan, mendefinisikan kode etik yang komprehensif, dan mengimplementasikan sistem pelaporan pelanggaran yang melindungi pelapor. Perubahan struktural ini penting untuk menciptakan mekanisme pengawasan internal yang efektif. Transformasi budaya organisasi juga merupakan komponen kritis dalam perbaikan etika bisnis PT. Ajinomoto. Perusahaan perlu merumuskan ulang nilai-nilai intinya dengan menempatkan integritas sebagai prioritas utama. Program pendidikan etika bisnis harus dilaksanakan bagi seluruh karyawan, dan sistem penghargaan sebaiknya tidak hanya berdasarkan pencapaian target keuangan tetapi juga kepatuhan pada standar etika. Yang terpenting, manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan etis dengan memberikan contoh nyata penerapan nilai-nilai tersebut.

Manajemen rantai pasok beretika menjadi aspek penting berikutnya dalam strategi perbaikan. PT. Ajinomoto perlu melakukan audit dan seleksi ketat terhadap pemasok bahan baku, mendapatkan sertifikasi keamanan dan keberlanjutan pada semua tahapan produksi, menciptakan transparansi rantai pasok, dan memberlakukan standar etis yang sama pada seluruh mitra bisnisnya. Langkah-langkah ini akan memastikan integritas produk dari hulu ke hilir. Perusahaan juga harus mengadopsi pendekatan pemasaran yang bertanggung jawab. Semua klaim produk harus diverifikasi secara ilmiah sebelum dikomunikasikan kepada publik. PT. Ajinomoto perlu menjamin transparansi penuh tentang komposisi dan proses produksi, mengedukasi konsumen tentang penggunaan produk yang tepat, dan menciptakan mekanisme umpan balik dengan konsumen untuk menangani keluhan dan masukan dengan serius.

Inovasi produk dan keberlanjutan juga perlu diintegrasikan dalam strategi etika bisnis PT. Ajinomoto. Investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan bahan yang lebih aman dan berkelanjutan harus menjadi prioritas. Perusahaan juga sebaiknya mengadopsi pendekatan cradle-to-cradle dalam pengembangan produk baru, melibatkan perspektif konsumen dalam proses inovasi, dan menerbitkan laporan keberlanjutan yang transparan secara berkala. Terakhir, PT. Ajinomoto perlu mengembangkan pendekatan proaktif terhadap regulasi. Ini mencakup kolaborasi dengan regulator dalam pengembangan standar industri, mematuhi peraturan melebihi persyaratan minimum, berpartisipasi aktif dalam asosiasi industri untuk meningkatkan standar seluruh sektor, dan memantau tren regulasi global untuk mengantisipasi perubahan. Dengan menerapkan strategi komprehensif ini, PT. Ajinomoto dapat mereformasi praktik bisnisnya, memulihkan kepercayaan konsumen, dan membangun model bisnis yang lebih etis dan berkelanjutan untuk masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun