Mohon tunggu...
Supi Siti Solihah
Supi Siti Solihah Mohon Tunggu... .

Menulis bukan hobi hanya untuk relaksasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikologi Pendidikan PAI: Menyikapi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Tidak Optimal dalam Proses Pembelajaran

19 April 2025   21:59 Diperbarui: 19 April 2025   21:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan tidak hanya berbicara tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga proses memahami peserta didik secara menyeluruh. Dalam konteks Pendidikan Agama Islam (PAI), guru diharapkan mampu menyampaikan nilai-nilai spiritual sekaligus mendidik dengan pendekatan psikologis yang tepat. Psikologi pendidikan berperan penting dalam membantu guru memahami karakteristik peserta didik, termasuk bagaimana mereka tumbuh dan berkembang.

Setiap anak memiliki jalur pertumbuhan dan perkembangan yang unik. Namun, tidak semua anak mengalami perkembangan sesuai standar usia. Ada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam aspek fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pendidik, di mana observasi langsung terhadap peserta didik menjadi terbatas karena waktu dan tempat. Maka, guru PAI dituntut untuk lebih peka, sabar, dan berpengetahuan tentang perkembangan anak agar dapat mendidik secara adil dan efektif.

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Secara umum, pertumbuhan mengacu pada perubahan fisik yang bisa diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan kondisi kesehatan fisik. Sementara perkembangan lebih mengacu pada aspek kognitif (kemampuan berpikir), bahasa, sosial, emosional, dan moral.

Menurut teori Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terbagi dalam beberapa tahapan: sensorimotor (0--2 tahun), praoperasional (2--7 tahun), operasional konkret (7--11 tahun), dan operasional formal (11 tahun ke atas). Setiap tahap membutuhkan stimulus pendidikan yang sesuai agar perkembangan optimal. Ketika seorang anak berada di bawah perkembangan kognitif yang sesuai usianya, ia akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi yang abstrak atau menyusun logika berpikir.

Proses belajar yang efektif hanya bisa tercapai jika materi dan metode disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Jika tidak, anak akan mengalami overload informasi atau gagal paham, yang berdampak pada rasa percaya diri dan motivasi belajar.

2. Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Proses Pendidikan

Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kognitif cenderung mengalami kesulitan dalam menyerap pelajaran, terutama materi yang abstrak seperti dalam PAI (tauhid, akhlak, fikih). Misalnya, anak yang belum siap secara kognitif akan kesulitan memahami konsep keimanan atau nilai moral dalam cerita-cerita nabi, terlebih lagi apabila anak tersebut tidak dibina dengan membiasakannya sejak dini.

Dari sisi sosial dan emosional, anak yang kurang berkembang bisa menjadi pasif di kelas, sulit menjalin interaksi, atau bahkan menunjukkan perilaku menyimpang. Emosi yang belum stabil juga dapat menyebabkan anak mudah frustrasi, tidak sabar, atau cepat menyerah.

Kondisi fisik yang lemah atau berbeda dari teman sebaya juga dapat berdampak pada psikologis anak. Anak bisa menjadi tidak percaya diri, menarik diri dari lingkungan belajar, bahkan mengalami kecemasan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun