Mohon tunggu...
Shafa Kayla Dzikrilia
Shafa Kayla Dzikrilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Darussalam Gontor

Mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Hard Border Regime Sebagai Bentuk Penanggulangan Ancaman Keamanan di Perbatasan Amerika dan Mexico

1 Oktober 2022   06:23 Diperbarui: 1 Oktober 2022   06:59 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mexico adalah negara yang terletak di ujung utara Amerika Latin yang lebih tepatnya di sebelah selatan Amerika Serikat. Mexico berbatasan langsung dengan Amerika Serikat, perbatasan antar negara tersebut mencapai 200 mil dari California sampai Texas. Fenomena Transnasional seperti terorisme, narkoba, dan juga imigram legal merupakan suatu ancaman bagi masyarakat Amerika, sebagian besar fenomena tersebut berasal dari Mexico. 

Pada dasarnya permasalahan serta hubungan yang dapat dinilai kurang baik antar dua negara tersebut sudah ada sejaka lama. Banyaknya imigran legal, penyeludupan narkotika merupakan beberapa alasan serta latar belakang Amerika serikat ingin membangun sebuah tembok raksasa yang memisahkan dua negara tersebut.

Amerika merasa adanya ancaman keamanan yang akan merugikan terkait masuknya imingan legal serta perdagangan narkoba yang terus meningkat tiap tahunya. Kebijakan yang diambil Amerika dalam menanggulangi kasus tersebut adalah kebijakan keamanan yaitu hardborder regime. Sebagai bentuk upaya peningkatan keamanan lainya, Amerika serikat juga memperketat jalur perbatasan dengan menugaskan pasukan untuk berjaga-jaga diseluruh jalur perbatasan Amerika Serikat dan Mexico.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pembangunan tembok perbatasan atau yang daoat disebut juga dengan Hard Border Regime sebagai bentuk upaya pencegahan dari konfik yang terjadi di perbatasan melalui level analisa negara yaitu Amerika yang mengalami ancaman keamanan tersebut. Maka, menurut peniliti tindakan Amerika dalam membangun tembok perbatasan merupakan sebuah solusi yang cukup tepat dengan konflik Amerika yang menganggap bahwa perbatasan Mexico merupakan sumber ancaman.

Trump sempat membahas bahwa perbatasan selatan merupakan pintu masuk penyebaran narkotika dalam jumlah yang cukup banyak. Ia juga menganggap bahwa hal ini merupakan ancaman besar. Belum lagi ditemukan bahwa sebagian dari imigran ilegal memiliki catatan kejahatan atau kriminal. Selain menyelinap melewati perbatasan, terdapat beberapa imigran ilegal yang masuk ke Amerika menggunakan VISA namun menetap dalam waktu yang lama.

Tembok perbatasan ini dibangun atas ancaman keamanan yang dialami Amerika Serikat, maka terjadilah security dilema. Security Dilema sendiri merupakan istilah dari Hubungan Internasional yang mengacu pada situasi Ketika tindakan yang diambil sebuah negara untuk meningkatkan keamanan seperti memperkuat militer atau membuat suatu aliansi dapat memaksa negara lain untuk mengambil tindakan yang sama. (Hrz, 1951)

Agar dapat mempertahankan dan memperjuangkan pembangunan tembok perbatasan, Trump harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk antisipasi dalam melindungi masyarakat Amerika Serikat dari ancaman yang berasak dari perbatasan selatan. Keamanan nasional serta kesejahteraan masyarakat Amerika Serikat merupakan hal yang utama. Maka terjadilah sekutitisasi, atau menurut Barry Buzan Ole Waefer dan Jaap de Wilde adalah;

"Pengidentifikasian suatu isu tertentu (politik ataupun non-politik) untuk dijadikan sebagai agenda keamanan. Adapun aktor yang berperan dalam sekuritisasi pada umunya di dominasi oleh negara."

Kemudian, jika kita analisa melalui pohon konflik, maka diakar akan terlihat adanya ancaman keamanan terkait masuknya imigran legal dan perdagangan narkoba yang meningkat setiap tahunya. Hal ini dapat digolongkan kedalam kejahatan internasional. Didahan, akan terlihat bahwa Amerika Serikat merespon ancaman keamanan tersebut dengan menerapkan kebijakan keamanan Hard Border Regime, dimana pada era Trump dan Bush Amerika Serikta memperketat jalur perbatasan dengan membangun tembok perbatasan "Great Wave" dan juga mengirim pasukan untuk berjaga-jaga di seluruh jalur perbatsan Amerika Serikat dan Mexico yang mana kebijakan tersebut juga disepakati oleh Mexico. Di daun, kita akan menemukan Zero tolerance dan keteganagan dalam hubungan kedua negara tersebut.

Dalam salah satu segitiga Galtung yaitu kekerasan structural terdapat enam unsur yang menjelaskan terjadinya kekerasan structural (Galtung, 1969). Dalam konflik peredaran narkotika dan imigran ilegal yang terjadi di perbatasan Amerika, unsur-unsur tesebut muncul didalamnya, maka berdasarkan hasil analisa, dapat kita temukan terdapat kekerasan secara struktural dalam konflik perbatasan tersebut.

Keywords: Resolusi Konflik, Hubungan Internasional, Amerika, Mexico, Hard border regime.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun