Mohon tunggu...
Shady Sant
Shady Sant Mohon Tunggu... wiraswasta -

mengurai hati lewat kata, mengungkap jiwa lewat sapa, memaknai cinta dengan rasa, dan menyimpan rahasiahati dalam sebuah doa dan asa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(KCV) COKLAT CENAT CENUT

14 Februari 2012   06:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1329201620297343349

BY Anake Busri + Shady Sant No. Peserta 090 Dipandangnya lekat-lekat coklat batang bersampul pink pemberian makhluk terkeren di kelasnya. Ia bertekad tidak akan memakannya sampai kapanpun. Bahkan hingga tetes liur penghabisan.Semenit kemudian, kepalanya memutar menebar pandangan ke seluruh kelas. Mencari sosok tambun sohibnya yang bernama Tam Tam, orang yang paling suka bergerilya mengaduk-aduk isi tasnya selama istirahat, untuk mencari makanan. "Aha..aman, gawat kalau dia tahu." Dengan hati hati ia simpan coklat special itu ke kantongnya. Sungguh pagi fantastic, datang datang sudah tergeletak coklat dengan nama sang pangeran kelas. Ia tarik nafas dalam dalam menghimpun oksigen ke paru paru sebanyak mungkin. Sambil mata terpejam menikmati sensasi keindahan kejutan. Ketika dadanya sudah hampir penuh, tiba tiba hidungnya terasa sesuatu yang aneh tapi tak asing. Dia membuka mata dan seakan copot matanya saat di depan hidungnya ada sepatu sobib gembulnya. Sepatu yang tadi menginjak kotoran kuda delman!! Layu sudah sejuta kuncup mawar di taman hatinya demi mencium aroma tak sedap itu. terbang sudah pei-peri cinta yang sedari tadi menebar pesona valentine dan lalu berganti dengan sesosok makhluk bertanduk yang siap menerkam makhluk tambun dihadapannya itu. Hufff sabar Aila...sabar,,, ini hari valentine. kamu harus tetap terlihat cantik. Ditariknya nafas dalam-dalam lagi. menghimpun kembali aura kasihnya(bukan yang penyanyi itu lho ya) yang berhamburan karena sepatu kotor Tam-Tam Aila mengatur nafas, menenangkan diri. Ia tidak mau jika sang pangeran melihat dirinya menjadi peri bertanduk di hari ini. Dengan lembut ia ambil sepatu si Tam tam dari depan wajahnya. Kemudian melemparnya ke belakang. “Blukk!!” Si Tam Tam yang sedari cekikian, sekarang semakin keras dan pecah tertawanya. Tapi kemudian dia redam dengan menutup mulutnya. “Hei sapa yang tadi melempar sepatu ini?!!” sebuah suara berat tiba tiba menghentak telinga. “Haaa!! Pak Dargo, kepala sekolah!!.” Aila pun membalikkan badan. Tampak Pak Dargo melangkah masuk ke kelas. Di kepalanya yang botak masih tampak sepatu si Tam Tam..Pucat pasi wajah Aila. hufff..cobaan apa lagi ini ya Tuhan. Otak nya segera berputar. selamatkan dirimu sebelum tidak ada yang menyelamatkannya. "Itu sepatu Tam-Tam, Pak" Tukasnya cepat. empunya sepatu hanya melongo. lengkung bibir yang tadinya renyah keatas bergeser perlahan mendekati 180 derajat. pipi tumbilnya memerah menahan malu. "Bukan saya,pak. Aila yang melempar" Pak Dargo mendengus kesal. ingin rasanya beliau menghukum, tapi beliau takut juga terkena somasi komnas anak. Pak Dargo mengambil sepatu dari kepalanya.."Semuanya ikut ke kantor!! Pagi pagi sudah buat ulah. Eh bau apa ini? Pak Dargo segera menjulurkan indra penciumannya ke sepatu.. "Bebek goreng Pak..." Jawab Aila dan Tam Tam hampir bersamaan. Karena mereka tahu Pak Dargo paling suka mendengar kata "bebek goreng". Bebek goreng? sejak kapan aroma gurih bebek goreng jadi begini. Pun demikian diciumnya lagi sepatu Tam-Tam. sekedar menyamakan persepsi antara aroma yang terhidang dengan jawaban yang terpapar. Tetap bukan aroma bebek goreng. Anak-anak aneh.ini lebih mirip aroma kotoran kuda. Beliau menggeleng-gelengkan kepala. anak kelas IX masih belum bisa membedakan mana aroma kotoran kuda mana aroma bebek goreng? "Sudah, kalian ikut saya ke kantor sekarang. dan jelaskan bagaimana riwayatnya sampai sepatu ini bisa mampir ke kepala saya" Pak Dargo berlalu diikuti Tam-tam dan Aila. begitulah pagi valentine Aila . Berawal dari sebatang coklat dan berakhir dengan sebuah sepatu beraroma aneh. Akhirnya setelah satu setengah jam "mendapat pengarahan" dari Pak Dargo Aila dan Tam-Tam diijinkan kembali ke kelas. "Hufff....akhirnya..." Hela Aila yang diikuti Tam-Tam "Hufff...lapar...." Tam-Tam menoleh ke arah Aila. Matanya berbinar-binar penuh harap. Senyumnya terkembang. "Ay..kayaknya tadi Tam-Tam lihat ada coklat deh di kantong baju Aila. Bagi Tam-Tam ya.. Lapar neh.." “Gawattttt...Tam-Tam lihat aja neh kalau ada coklat”, pikir Aila panik tapi lalu mendelik galak. "Gak boleh!!! Ini coklat valentine Aila. Aila aja gak akan memakannya meski sampai berjamur. Ini coklat Valentine pertama di kehidupan Aila. tak seorangpun boleh menyentuh. meski hujan badai menghalangi!!!" Aila berang, seperti menghadapi sepasukan musuh. Tam-Tam hanya melongo. Tam-Tam gak faham deh, Tam-Tam kan cuma laper. batin Tam-Tam. Bunyi bel tanda pulang berdentang. Semua bersiap. Aila melirik ke Aldi. Sepertinya dia tergesa. Dan benar dia terlihat langsung kabur pulang. “Kenapa juga dia tidak menyapaku. Ehmm mungkin dia malu dan grogi. Jadi langsung pulang”, pikir Aila dengan pedenya Tam tam mendekat. Masih dengan wajah mupeng, dia melirik ke kantong Aila.” Please deh.. laper nih..” “Oh no… this is mine. Aku aja ndak akan makan. Apalagi kamu Tam..Coz ini akan menjadi makanan paling tidak ternilai. Ndak akan aku biarkan dia berkurang,” kata Aila. “Tapi sebagai gantinya aku traktir siomay deh. Ayoo..” “ Nah gitu dong.. itu baru namanya Aila..” kata Tam tam penuh senyum. Merekapun pulang bersama dan mampir ke tukang siomay. Saat siomay terakhir hamper tertelan. Ada sebuah getaran di paha Aila dan sambung nyanyian si Afghan. Handphone Aila berbunyi. “hahay… sms dari Aldi. Sebentar kubaca. “ Aila memencet keypad sesaat.” Nanti jam lima aku ke rumah kamu ya La. Tadi mau langsung bilang tapi karena ada keperluan mendadak jadi harus didahulukan.” Wajah Aila langsung berbinar dan tersenyum lebar..”Wow benar benaar the great day. Doi mau datang ke rumah. Gak nyangka. ihhhhh!!” Aila berkata kegirangan sambil pukul pukulkan kaki ke tanah. “ Gak papa tadi ketemu monster galak Pak Dargo. Yang penting nanti happy. Ohya Tam, mau tambah? Pak bungkus dua lagi ya..!” teriak Aila ke tukang siomaynya. Tam menatap dengan tersenyum. “Kenapa sih kayak nemu emas satu truk saja. Gitu saja girang banget.” Kata Tam Tam sambil menyeruput es buah di depannya. “Tapi ndak apa apa sering sering saja. Biar aku dapat banyak trakiran makan hehe..” “Ahh kamu ini..tahunya Cuma makan saja.” Sahut Aila. Kemudian merekapun pulang. Rumah Aila dan Tam-Tam searah, jadi mereka tidak berpisah. Tam-Tam dan Aila memang bersahabat sejak kecil. Sejak Tk hingga kini duduk di bangku Sekolah Menengah mereka selalu bersama. Aila berwajah imut dengan tubuh yang mungil bersahabat dengan Tam-Tam yang bertubuh tambun. Tam-Tam sedikit lebih tinggi dari Aila, karenanya teman-teman sekolah mereka senang mengolok-olek mereka dengan sebutan ibu dan anak. Tam-Tam ibunya, Aila anaknya. Aila sering kali sewot mendengar ejekan itu, tapi Tam-Tam hanya senyum-senyum saja enggan membalas. Padahal Aila yakin, kalau Tam-Tam mau membalas anak-anak yang mengolok-olok mereka pasti hanya dengan satu gerakan mereka tersungkur. Seperti adegan Jaiko memukul mundur anak-anak bandel yang mengganggu Nobita. Selama perjalanan Aila tidak banyak bicara. Hatinya sudah kadung berbunga-bunga. Sejuta tagkai mawar yang tadinya layu oleh Pak Dargo kini bertunas lagi. Peri-peri cinta yang tadi berhamburan kini kembali datang. What a great day… Sepanjang perjalanan senyum Aila terus terkembang. Tam-tam yang sedari tadi menyaksikan tingkah laku Aila bertanya-tanya. Aila kenapa sih? Sejak memegang tangan Pak Dargo kok Aila tersenyum terus, kayak bintang iklan pasta gigi aja. Jangan-jangan itu Aila naksir Pak Dargo, terus coklat yang tadi itu dari Pak Dargo. “AHaaaaa..hahahahhahahaha” Tawa Tam-Tam pecah tak tertahankan. Membayangkan Aila dan Pak Dargo pake baju pink merayakan hari valentine. Sementara Aila hanya memandang aneh Tam-Tam yang tertawa tanpa sebab. Tapi hanya sebentar ia melihat tam-tam. Pikirannya kemabali melayang membayangkan Aldi yang akan berkunjung annati sore. “Aldi mau dateng. AKu harus dandan yang cantik. Pake baju yang bagus. Trus Dito jangan sampai mengganggu”, pikirnya dalam hati. Eh ya, Dito itu Adik Aila. Umurnya baru 5 tahun. Anaknya cerewet sekali. Dinopun menyeruak dan melompat ke pelukan Aila. Dengan senyum imutnya balita itupun manja mendekap. “Hoyee kakak puyang..” Aila menggendong dalam pelukan sayang sampai masuk ke ruang tamu. “Dito, turun dulu ya.. kakak mau ganti baju dulu.” Kata Aila sambil menurunkan Dito yang masih erat memeluk. Merasakan tubuhnya diturunkan Ditopun melonggarkan tangannya. Sengaja matanya melihat saku di dada Aila. Seketika tangan kecilnya masuk ke saku tersebut saat dilihatnya ada sesuatu. “Asyikkk.. jajan... jajan. Kata Dito kegirangan sambil langsung berlari menjauhi Aila. Aila yang kaget barang berharganya diambil Dito segera mengejar. “Dito!! Jangan itu punya kakak!” Seketika egonya muncul. Meskipun dia tahu sedang berhadapan dengan adiknya yang masih balita. Tapi coklat spesial itu lebih berharga. Semua boleh Dito ambil, api untuk yang ini tidak. Sangat tidak. Apalagi Aldy nanti mau datang. Apa yang harus dia katakan bila sang pangeran bertanya bagaimana coklatnya. Kalau dijawab kalau Dito sungguh tidak menghargai dan dia bisa marah. Oh tidak, aku tidak boleh membuat sang pangeran marah. Dito yang dikejar, merasa diajak bermain dan karena ia sudah merasa memiliki apa yang di tangannya, tidak mau didekati kakaknya. Ia berlari menuju kamar sang ibu sambil tertawa girang. “Jajan coklat.. jajan coklat..” kata Dito penuh senyum ke mamanya. Dari belakang Alia berlari menyusul “Dito, ini punya kakak. Kamu ndak boleh ambil.” Seru Alia sembari merebut coklat spesialnya. Dito yang merasa kehilangan Cuma bisa menangis sambil memandang coklat di tangan Alia. “ Coklat..cokla...t!!” “Alia, kasihlah adikmu barang sedikit.” Kata Mama kepada Aila. “Tidak mau. Ini coklat khusus buat Aila.” Jawab Aila. Kemudia Aila masuk ke kamarnya. Sedang Dito berteriak menangis menginginkan coklat Aila. Sampai setengah jam ia masih menangis. Meskipun dibujuk bujuk oleh mamanya,Dito masih tidak mau berhenti merengek. Karena Aila tetap tidak mau membaginya, akhirnya sang mama mengajak Dito ke warung sebelah untuk mencari jajan pengganti. ***$$*** Aila menatap jam dinding. Lama sekali detik berlalu rasanya. Menunggu Aldy datang berkunjung. Sungguh romantis sekali dia. Pagi pagi membuat kejutan dengan menaruh coklat spesial ke bangkunya. Setelah itu datang apel ke rumah. Meskipun bukan malam tapi itu tidak masalah. “Hmm.. aku harus pakai baju apa ya biar terlihat cantik di depannya.” Pikir Aila. Tidak lama kemudian lemari bajunya sudah berantakan karena semua baju dia coba. Dan di depan cermin diapun berbicara sendiri. Latihan menyambut di doi. “Whaa....lima menit lagi dia datang!” jeritnya dengan histeris Perutnya mendadak melilit. Jantungnya berdetak cepat. Lakunya tidak tenang. Sebentar duduk. Sebentar mematut diri di cermin. Aila gugup. Dreams come true,bisiknya. Aldi dan Aila. Senymnya merekah semerekah bunga sepatu ditaman rumahnya. Sayup-sayup terdengar suara motor. Namun aila mengacuhkannya. Sejak tadi ia merasa mendengar suara motor Aldi tapi ketika ia sudah berlari menyambutnya ternyata tidak ada. Ah, ternyata halusinasi tidak hanya menipu mata. Tapi juga menipu telinga. Tok..tok..tok... Hmm...sekarang halusinasi  sudah setingkat lebih canggih. Sudah bisa menyerupai bunyi pintu diketuk. Tok..tok..tok... Huh...bunyi lagi. Biarkan saja,batin aila. Paling cuma perasaanku. "eh,..teman aila ya? Ayo masuk,nak. Aduh kemana sih aila. Ada tamu kok diam saja" itu suara ibu?? Ha?? Jadii?? Itu bukan halusinasi dong? "aila...aila...ada tamu,nak. Ada nak aldi" Deg. Aila panik. Aldi sudah datang dan dengan bodohnya dia menganggap itu hanya halusinasi. "i..i..iya,bu...sebentar" Aila bergegas. Menyambut pujaan hatinya. Dengan langkah kikuk dan senyum malu malu kucing, Aila keluar kamar dan menemui Aldi. Aldi yang sudah duduk, tersenyum. “ ihhhhh so sweet!!” teriaknya dalam hati. Pikirannya entah seperti apa, beratus kata berlompatan ke sana ke mari di dalam kepalanya tanpa tertata. “Eh Aldi... su...su..dah dat..tang ya.?” Sapa Aila gugup sedikit bergetar. Wajahnya terlihat memerah malu. “iya. Maaf ya mengganggu istirahat Aila.” Kata Aldi tenang. “Oh ndak papa.. ndak papa. Aku malah senang kok.” “Aila....” kata Aldi terhenti seperti seperti ragu. Menatap lantai di bawah meja.sambil gerak gerakan jemarinya sendiri. “ Iy..iya...?” Jawab Aila masih tergagap. “Apa iya mau nembak ya?” pikir Aila. “Ehm, tadi pagi khan aku naruh coklat di bangku, sudah di ambil Aila ya?” “ Iya, terima kasih sekali ya, sudah memberi coklat spesial buat Aila”. Jawab Aila dengan lebih lancar.”Itu sesuatu paling indah buat aku”. Lanjut Aila dengan penuh senyum. “Sekarang coklatnya di mana? Sudah di makan?” Tanya Aldi. “ Belum kok, masih aku simpan rapi. Sayang sesuatu yang spesial gitu. Hilang habis di makan.” Aldi menatap Aila. Sambil menaraik nafas seperti menghimpun kekuataan untuk mengatakan sesuatu. "ehm....ehm..." aldi menghentikan kata-katanya. Kikuk. Dia menatap aila sekilas. Yang ditatap semakin merona. Lalu digaruknya kepala yang tidak gatal. Ditariknya nafas panjang-panjang. Sementara diujung lain, aila gemas melihat aldi. Duh,cuma mau bilang aila,be may valentine aja kok repot sih,di. Ayo dong. Aila dah gak sabar pengen jadi pacar aldi. "ehm...maaf sbelumnya ya,la. Aku mau ngomong sesuatu. Tapi kamu janji jangan marah?" mata aila membulat. Senyumnya tersungging. Cepat ia mengangguk. Masak aku marah tho,di. Aku gak mungkin tega marah sama kamu. "iya,di. Aila janji gak akan marah. Emang..aldi mau ngomong apa?" Plasss...pipi aila memerah lagi.. "la...temannya kok ndak dibikikan minum" Yahhh ibu...merusak suasana romantis aja, neh. "iya,bu. Sebentar" "di,aku buatkan minum dulu ya" Aldi mengangguk cepat. Hufff...akhirnya ada kesempatan menata diri. Dan menurut buku yang ia baca, minum bisa mengalihkan gugup. Aila keluar dengan 2 cangkir minuman. “Silahkan Aldi.” “ Iya terima kasih..” jawab Aldi singkat. Untuk beberapa saat keheningan menyelimuti mereka. Hanya suara gerak jemari Aldi menyiratkan keraguan untuk memulai sebuah ucapan. “Uhmm.. Aila, maafkan aku ya, coklat yang ada pada kamu itu sebenarnya.... sebenarnya...” Aldi berkata ragu. Aila menatap Aldi. Biar dia tambah grogi pikirnya. Tak sabar rasanya mendengar tembakan dia. “Coklat itu sebenarnya BUKAN UNTUK KAMU.. jadi jika masih ada, aku harap bisa aku ambil kembali..” Kata Aldi pelan. BOOOOOOMMMMMMM !!!!! Bagai palu godam yang menghantam dada Aila yang sudah terlanjur mekar mengembang dan melayang hatinya.. Tatapan yang tadinya ceria, seketika sayu. Wajahnya menunduk. Ingin menangis rasanya. Dadanya sesak. “ Maafkan ya Aila, tadi pagi kukira yang datang lebih dulu bukan kamu. Jadi terambil kamu.” Aldi melanjutkan kata katanya. “Terus buat siapa ? “ Tanya Aila sesak bergetar hendak menangis. “Tam Tam.” Jawan Aldi singkat. “Whaaaaat !! Tami Tambun itu??” jerit Aila dalam hati. “Kenapa Tam Tam?” tanya Aila. Aldi menatap Aila. Iya tahu bagaimana perasaan gadis di depannya dan berkata.“Karena ia anak yatim piatu. Kita masih beruntung ada kedua orangtua kita. Bagi Tam Tam, siapa yang mengasihi dia di hari yang oleh kebanyakan orang adalah hari kasih sayang. Aku hanya ingin mendorong semangatnya dan tidak ingin ia merasa sedih dengan dirinya yang yatim piatu. Meskipun sudah tidak punya ayah ibu, tetapi masih ada dan banyak teman yang mengasihi dan menyayanginya. Bukan pada hari ini saja, karena hari ini hanya simbol. Tetapi yang terpenting adalah keseharian kita. KU harap kamu mengerti Aila.” Aila masih tertunduk. Berusaha meresapi apa yang dikatakan Aldi. Tiba tiba Dito muncul sambil cengengesan. Di mulutnya belepotan warna coklat. Sedang di tangannya memegang sebuah bungkusan yang paling berharga bagi Aila. Tadinya. “Coklat itu........Ditoooooooo...!!” NB: untuk melihat karya peserta lain silahkan klik..di Sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun