Mohon tunggu...
Hasyyati shabrina
Hasyyati shabrina Mohon Tunggu... Freelancer - Ph.D, Silvikultur Tropika

Freelancer. Pencinta sains

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perkembangan dan Masa Depan Produk Bioteknologi dalam Pertanian

31 Maret 2021   19:03 Diperbarui: 31 Maret 2021   19:12 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untungnya, transfer gen bukan satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk memunculkan sifat unggul pada organisme. Sejak tahun 1936, telah dihasilkan tembakau varian Chlorina yang merupakan hasil mutasi menggunakan sinar X-ray di Indonesia pada saat masih di bawah penjajahan Belanda. 

Program mutagenesis dan bioteknologi yang terkait pada tanaman untuk keamanan pangan juga didukung penuh oleh FAO sejak tahun 1964, baik mutasi menggunakan radiasi maupun bahan kimia. 

Sementara itu, terobosan terbaru sejak tahun 2012 yaitu teknologi CRISPR-Cas9 yaitu pengeditan gen menggunakan kompleks protein yang dipandu oleh utas nukleotida pengenal situs yang akan diedit (biasanya berupa utas RNA spesifik) dan memanfaatkan mekanisme self-repairing oleh DNA. 

Teknologi yang semakin spesifik tersebut dapat memudahkan dan mempercepat manusia untuk mengembangkan sifat-sifat yang diinginkan pada komoditas target. Kedua teknologi tersebut tentu tidak lepas dari seleksi secara fisik dan molekuler. 

Seleksi fisik lazimnya dilakukan untuk mengamati produktivitas maupun sifat yang tampak, sementara seleksi menggunakan penanda molekuler biasanya dilakukan untuk melihat potensi sifat tertentu, terutama pada komoditas yang butuh waktu lama hingga panen.

Saat ini, berkat perkembangan bioteknologi, kita dapat menyaksikan peningkatan produktivitas sawit di Malaysia menggunakan bibit sawit hasil pemuliaan berdasarkan seleksi berbasis penanda molekuler dengan gen yang mengkode buah penghasil minyak tinggi. 

Kita juga menyaksikan hasil seleksi padi IR64 yang memiliki gen Sub1 memiliki produktivitas yang baik dan mencegah rusak totalnya tanaman padi akibat genangan yang berkepanjangan. 

Bukan tidak mungkin di masa yang akan datang akan lebih banyak komoditas pertanian unggul yang dihasilkan karena perkembangan bioteknologi yang sangat pesat. Meskipun bukan GMO, komoditas-komoditas yang dihasilkan tentu saja tetap perlu melewati tahapan-tahapan yang diperlukan sebelum dilepaskan ke masyarakat luas.

 Selain perkembangan bioteknologi yang sangat membantu dalam peningkatan produksi komoditas pertanian, hal lain yang perlu dilakukan adalah bagaimana mempersiapkan masyarakat untuk menerima produk bioteknologi. 

Di era transfer informasi yang sangat pesat ini, tidak jarang kabar yang tidak disampaikan secara utuh dan bahasa yang kurang ramah terhadap masyarakat awam menyebabkan disinformasi yang akan berdampak kurang baik. 

Oleh karena itu, selain mematangkan teknologi, saintis dan pemerintah hendaknya juga mematangkan bagaimana mengkomunikasikan temuan atau produk yang dihasilkan kepada masyarakat untuk mengurangi penolakan akibat informasi yang tidak tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun