Mohon tunggu...
Humaniora

Apa Urusanku dengan Dunia

30 Maret 2019   01:00 Diperbarui: 31 Maret 2019   19:08 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa sebenarnya dengan dunia? Apa yang membuat banyak orang terlena dengannya? pernahkah kita menyadari tentang hakikat dunia yang sebenarnya?

Ada begitu banyak ayat dan hadis Nabi SAW yang mengingatkan kepada manusia tentang hakikat dunia. mari kita buka lembaran-lembaran ayat Allah. Disana kita akan menemukan kebenaran yang hakiki, ilmu yang pasti.

Mari kita selami firman-firman Allah SWT yang ada di dalam Al-Qur'an agar kita tak terlampau jauh berada dalam kesalahan memaknai keberadaan dunia.

Dunia adalah mataa' (kesenangan yang menipu).

Ketertipuan terhadap dunia terjadi ketika kita menjadikan dunia sebagai tujuan. Tujuan itulah yang membuat jiwa kita kacau dan tidak tenang. Ketidaktenangan jiwa sering kali karena kita tak pernah berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Membandingkan penghasilan, jabatan, merek HP, kendaraan, rumah, pakaian, bahkan popularitas dengan orang lain. Akhirnya, jutaan karunia yang telah tuhan berikan kepada kita hanyalah berlalu begitu saja tanpa rasa syukur. Padahal dunia ini hanyalah perantara atau media untuk menggapai kebahagiaan hidup di alam abadi (akhirat). Dunia hanyalah tipu daya dan akhirat adalah kepastian. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya, "Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran 14)

Dunia adalah qalil (kecil).

Segala yang ada didunia ini adalah kecil. Manusia itu kecil, harta itu kecil, nikmat di dunia itu kecil, kesengsaraan di dunia itu kecil. Kelak di akhiratlah segala yang besar-besar itu berada. "kenikmatan di surga," kata Rasul, "belum pernah terdengar telinga, belum pernah terlihat mata, bahkan belum pernah terjamah pikiran manusia." Maka bersabarlah di dunia yang singkat dan kecil ini. Janganlah terlena dengan kenikmatan dunia yang kecil ini. Jangan menyerah dengan cobaan dan kesengsaraan hidup di dunia yang juga kecil ini. Asalkan kita berada di titian iman dan takwa hingga ajal menjemput, Allah akan menjanjikan kenikmatan yang jauh lebih besar dan indah. Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Kesenangan di dunia ini hanya kecil (sebentar) dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." (QS. An-Nisa' 77).

Dunia adalah la'ib (main-main)

Dunia hanyalah tempat sandiwara kehidupan dipentaskan. Bukankah hidup ini sebenarnya sangat sederhana? Setiap kita bagaikan aktor dan artis yang sedang memegang peran masing-masing. Sedangkan sutradaranya adalah Allah SWT. Ada skenario Tuhan yang wajib diperankan dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Skenario Allah SWT tak lain adalah yang sudah termaktub di dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampong akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?". (QS. Al-An'am: 32).

Jika mewahnya dunia masih terasa berat bagimu dan menguasai ruang hatimu, berarti kamu masih dalam tawanan yang nyata dan belum memiliki kebesaran dan kemerdekaan sejati. Perlu kita ketahui bahwa akhirat lebih utama dari dunia karena tidak ada ditemukan didalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang memuji atau bahkan menyebutkan bahwa dunia lebih baik dari akhirat. Allah SWT menyuruh kita hidup di dunia ini untuk lebih fokus kepada akhirat dibandingkan dunia. Dan Allah tidak menyuruh kita untuk melupakan dunia, mencampakan dunia atau bahkan melupakan dunia dan tidak peduli kepada dunia. Namun yang Allah suruh adalah, kita harus lebih fokus kepada akhirat dibandingkan dunia. Sebagaimana Allah berfirman: "Dan sungguh akhirat itu lebih baik bagimu dari pada dunia" (QS. Ad-dhuha: 4).

"kalau hidup sekedar hidup," kata Buya Hamka, "babi hutan juga hidup, kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja." 

Hidup bukan sekedar untuk makan, dan makan bukan hanya sekedar untuk hidup. Kita tercipta sebagai makhluk yang sempurna, yang oleh Allah di amanahi tugas mulia sebagai khalifah di muka bumi. Ini adalah tugas besar yang hanya mampu diemban oleh manusia. Jadikan hidup ini sebagai perjalanan panjang untuk menjadi pemakmur bumi. Kita hidup untuk mempersembahkan pengabdian terbaik kita pada --Nya, kita menebar seluas mungkin manfaat bagi sesama, dan menjadikannya sebagai bekal untuk menempuh perjalanan yang lebih hakiki. Yakni perjalanan menuju kehidupan yang abadi.

Maka dari itu, dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Yang kita butuhkan bukanlah harta, bukan jabatan, bukan popularitas yang sifatnya hanyalah sementara, dan semua itu hanyalah bagian dari dunia yang menipu dan membuat kita lalai. Namun, yang lebih kita butuhkan adalah kedekatan dengan sang kholiq yaitu Allah SWT. Segala kekurangan yang justru membuat kita lebih dekat kepada Allah, hakikatnya adalah anugrah. Segala keberlimpahan yang justru membuat kita jauh dari Allah, hakikatnya adalah musibah. Masalah terbesar dalam hidup bukanlah kekurangan harta atau kehilangan kehormatan di hadapan sesama. Masalah terbesar adalah di saat cinta Tuhan tak lagi singgah pada diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun