Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bawi Kuwu Tumbang Rakumpit, Cerita Rakyat Kalimantan Tengah

10 Januari 2021   20:56 Diperbarui: 10 Januari 2021   21:00 7259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bawi Kuwu Tumbang Rakumpit adalah cerita rakyat dari Kalimantan Tengah. Berkisah tentang seorang gadis berparas cantik jelita. Gadis itu tidak diizinkan pergi keluar dari lingkungan rumah oleh orang tuanya, karena khawatir ia akan menemui celaka bila pergi dari lingkungan rumahnya. Karena hal itu, orang-orang menyebut gadis itu Bawi Kuwu, yang artinya gadis yang dipingit. 

Suatu ketika pengawasan terhadap Bawi Kuwu longgar, lantas Bawi Kuwu pergi menyelinap keluar menuju ke kedalaman hutan. Di dekat sungai di dalam hutan ia bertemu dengan Taja, seorang siluman yang tinggal di sungai itu. Taja yang tertarik pada Bawi Kuwu lantas menangkap dan membawanya ke alam gaib. 

Menyadari kejadian itu, upacara adat digelar untuk menarik Taja keluar guna menyelamatkan Bawi Kuwu. Namun, bukan penyelamatan yang terjadi, baik Bawi Kuwu maupun Taja, keduanya berakhir kematian karena terbunuh oleh kerabat Bawi Kuwu yang melawan Taja. 

Kisah Bawi Kuwu Tumbang Rakumpit memiliki dua fokus pesan moral. Kedua pesan moral tersebut ada pada Bawi Kuwu dan orang tuanya. 

Pesan moral yang dapat diambil dari Bawi Kuwu adalah tentang mengindahkan pesan dari orang tuanya. Karena ia melanggar larangan yang diberikan orang tuanya kepada dirinya dengan pergi ke dalam hutan, ia mendapat celaka dengan bertemunya ia dengan Taja. 

Pesan moral yang dapat diambil dari orang tua Bawi Kuwu adalah tentang larangan yang diberikannya kepada Bawi Kuwu. Bawi Kuwu menjalani hidup yang terbatas karena larangan yang sangat ketat tersebut. Larangan itu membuat Bawi Kuwu menjadi sangat penasaran akan dunia luar, sehingga ia nekat mencari celah untuk pergi jauh ke dalam hutan. 

Dari kedua pesan moral tersebut memiliki benang merah. Relasi antara orang tua dan anak yang terlalu ketat dapat membawa petaka bagi keduanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun