Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Pemakaman Palsu" di Negeri K-Pop

1 Februari 2020   18:40 Diperbarui: 1 Februari 2020   18:52 7430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image source: iStock


Di tengah majunya negara Korea Selatan dalam industri teknologi, tranportasi, serta hiburan, ternyata ada juga hal-hal unik yang membuat kening kita mengernyit heran. Korea Selatan merupakan negara dengan angka bunuh diri yang cukup tinggi di dunia

Di tahun 2012 saja terdapat lebih dari 14 ribu kasus bunuh diri di Korea Selatan. Fenomena negatif ini membuat pemerintah Korea Selatan sampai membentuk badan layanan pencegahan tindak bunuh diri di sana. Diharapkan yang berniat untuk bunuh diri mengagalkan niatannya tersebut dan lebih menghargai hidup mereka. 

Di tengah masyarakat dunia yang menikmati gemerlap dunia hiburan k-pop dan industri Korea Selatan, penduduk di sana banyak yang mengalami depresi parah. Tuntutan untuk memiliki nilai akademik dan prestasi yang tinggi, serta tuntutan untuk menjadi sukses membuat depresi menjadi tak terelakan.

Rata-rata angka bunuh diri di Korea Selatan adalah 43 orang per harinya. Korea Selatan menjadi negara bunuh diri terbesar di dunia, berdampingan dengan Jepang.

Tidak hanya mereka yang pengangguran dan pelajar saja yang menjadi pelaku bunuh diri, ada banyak dari mereka yang sudah sukses memutuskan untuk bunuh diri.

Hal ini karena persaingan yang ketat di bidang mereka masing-masing. Mereka menjadi depresi dan terus depresi karena harus bertahan. Bangun di pagi hari dan menjalani kehidupan kerja dan sosial yang cukup menyakitkan harus mereka alami. 

Keberadaan badan pencegahan bunuh diri ini membuat lahirnya fenomena aneh. Ada jasa "pemakaman palsu". Mereka yang mengikuti dan menggunakan jasa ini nantinya akan diceramahi oleh beberapa orang dari bidang filsafat, dimintai untuk menulis surat wasiat, kemudian diminta untuk masuk ke dalam peti mati yang telah disediakan.

Mereka diminta untuk bermeditasi di dalam peti mati tersebut selama kurang lebih setengah jam, mencoba untuk merasakan keberadaan dunia akhirat. Sudah mulai banyak yang menaruh perhatian pada "pemakaman palsu" ini.

Para peserta ingin mencoba merasakan pengalaman "mati", dengan harapan mereka bisa menghilangkan niatan untuk bunuh diri dari pikiran mereka. 

Permintaan untuk mencoba "pemakaman palsu" sangat banyak. Setidaknya ada 300an orang yang mencoba "pemakaman palsu" ini. Banyak peserta yang telah mencobanya merasakan bahwa hal ini sangat membantu mereka. Mereka merasakan bahwa kekhawatiran mereka terangkat setelah menjalani "pemakaman palsu". 

Meski terbilang adanya "pemakaman palsu" ini sangat aneh, namun berhasil dalam mencegah pesertanya untuk bunuh diri. Walaupun aneh, karena sudah terbukti cukup efektif maka "pemakaman palsu" perlu dipertahankan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun