Mohon tunggu...
setyo utomo
setyo utomo Mohon Tunggu... Buruh - pengamat sosial

lahir di Pantura perbatasan jawa tengah dan jawa timur. besar di jawa tengah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

ILC Menu tak Terlupakan

7 Desember 2017   18:50 Diperbarui: 7 Desember 2017   18:57 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Medsos memang sebagai media promosi yang paling efektif. Tak terkecuali bagi acara ILC. Saya selalu mendapat info akan berlangsungnya acara ILC lewat medsos. Bukan Karen saya tidak hafal jadual tayang ILC di televisi tapi rasa-rasanya kalau merespon info dari medsos ada perasaan "gaul" dan tidak "gaptek".

Memang acapkali acara ILC sangat menarik dari sisi Topik yang dibawakan. Topiknya selalu up to date. Apa-apa yang lagi hangat selalu dijadikan topik. Itu yang membuat ILC menarik buat sebagian besar pemirsa. 

Selain topik yang up to date narasumber yang diundang dan dipilih untuk tampil juga termasuk nara sumber yang menurut saya cukup kompeten dalam topik yang jadi bahasan. Sering kali saya lebih memperhatikan soal siapa nara sumber dibandingkan memperhatikan apa topiknya.  Dan salah satu nara sumber yang jadi favorit saya adalah pak mantan ketua MK yakni pak mahfud. Saya selalu memperhatikan dan mencerna kata demi kata yang terlontar dari mulut beliau. 

Tampilan terakhir pak mahfud adalah ketika membahas topik Reuni 212.  Bagi saya apa-apa yang disampaikan pak mahfud adalah yang paling rasional dan sesuai konteks.  Namun bukan soal tuturan pak mahfud yang rasional dan kontekstual, apa yang disampaikan oleh pak mahfud menunjukkankan kelas kakap kepribadiannya.  Setelah membabat semua pembicara yang tidak rasional dan sering tidak kontekstual, beliau menutup kata-katanya dengan kalimat:" mari kita diskusikan lebih lanjut....". Inilah kelas pak mahfud. Meskipun ia sudah menyampaikan yang paling benar dan rasional, ia bukanlah seorang yang memiliki kepribadian tertutup.  Ia masih memiliki pikiran yang terbuka.  Itulah yang membuat pak mahfud berada di tingkat "dewa" dibanding pembicara lainnya yang seringkali memiliki kacamata kuda dalam pola pemikirannya. 

ILC menjadi menarik dan menu yang tak terlupakan karena ada tokoh sekaliber pak mahfud.  Namun ILC tidak akan menarik kalau hanya diisi oleh orang-orang sekaliber pak mahfud. ILC juga butuh orang-orang yang berpikiran picik dan sempit. Ibarat dunia pewayangan Pandawa membutuhkan Kurawa. 

Pak karni pinter mengundang hadirnya para Kurawa dan Pandawa. Salut pak karni. Inilah ILC. Menu yang nikmat bagi mereka yang mau berpikir. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun