Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inspira(k)si Lintas Generasi Menyambut Ulang Tahun Emas Harian Kompas

26 Juni 2015   15:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari, berita Kompas selalu penuh inspirasi. Menjelang 50th usianya, tak hanya inspirasi yang disuguhkan, namun aksi dan dedikasi nyata Kompas kepada pembaca setia juga dikibarkan. Foto: koleksi pribadi.

 

Oleh: Setyaningrum

Bagi harian Kompas, rasa bukan sekadar indera pengecap. Rasa adalah representasi dari keberagaman yang memayungi kesatuan dan menciptakan kebersamaan. Untuk mewujudkan sebuah asa dibutuhkan rasa, agar kita selalu dapat menjadi agen perubahan yang menginspirasi di tiap generasi.

Kata-kata diatas, saya kutip dari salah satu web iklan pada Kompas Print, 50th.print.kompas.com, 3-4 hari yang lalu. Rasa, memanglah tidak selalu harus mengacu kepada indera pengecap. Rasa, bisa mewakili indera penglihat, perasaan, maupun keinginan atau harapan. Seperti ketika saya disodorkan serangkaian gambar oleh Mbak Theresia, dalam acara diskusi kelompok Kompas Gramedia bulan lalu, Sabtu 23 Mei 2015 di Kantor Kompas Gramedia, Palmerah Selatan. Saya ditanya, rasa apa yang mewakili gambar-gambar tersebut? Setelah diskusi pokok dengan Mbak Theresia selesai, pertanyaan itu di perjelas lagi oleh Mbak Nicky Stephani, penanya terakhir setelah sesi Eye Tracking bersama Mas Reza.

 

Gambar Pertama. Foto: 50th.print.kompas.com

Apa yang anda rasakan ketika melihat gambar-gambar ini? Gambar mana yang anda rasa sesuai, baik dari segi fotografi maupun tagline-nya? Saya, yang dengan segala keterbatasan, menguraikan apa yang saya lihat dan rasakan dengan gambar-gambar tersebut kepada Mbak Nicky, yang juga dengan lincahnya menekan tombol rec pada alat perekam di meja ruang Strategic Management Office (SMO), tempat berlangsungnya diskusi.

Ketika saya melihat gambar pertama, yang terlintas dibenak saya adalah, seorang ibu yang terus menyemangati anak perempuannya untuk maju, untuk terus berlatih dan berlatih tanpa kenal menyerah, supaya kemajuan ilmu, kesetaraan ilmu anak dan ibu tercapai. Untuk ilmu terus maju dan berkembang meskipun lintas generasi. Sesuai dengan tagline-nya, gambar ini diterbitkan Kompas pada saat Hari Kartini 2015, tentang kesetaraan hak perempuan.

 

Gambar Kedua. Foto: 50th.print.kompas.com

Pada gambar kedua, saya merasa ada nilai plus di dalamnya. Kenapa, dan di mana letak nilai plusnya? Seperti pada gambar pertama, pada gambar kedua ini juga ada semangat untuk menurunkan ilmu kepada generasi penerus. Keuletan dan ketekunan dalam mengasah ilmu, demi cita-cita untuk bisa menciptakan sebuah karya. Naluri, semangat dan ide menyatu untuk menimba ilmu dari segumpal tanah liat ini. Bagi saya, nilai plus itu ada pada hasil akhir dari proses tersebut. Cipta disini tidak terpaku kepada apa yang telah Anak ciptakan bersama Sang Guru sewaktu di awal belajar. Saat ini mungkin si anak belajar membuat kendi, namun 10 tahun kemudian, bermacam bentuk dan jenis bisa ia hasilkan dari segumpal tanah liat itu. Tembikar, patung terakota, bahkan peralatan makan dari keramik akan mampu ia hasilkan. Tidak selalu hanya gerabah yang akan terlahir dari si anak kelak. Si anak, kelak bisa menjadi pengrajin keramik sekaligus desainer dari karyanya, dari tanah liat. Gambar kedua ini di terbitkan Kompas untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional 2015 lalu.

Ketika disodorkan dengan gambar ketiga, saya terdiam. Saya tidak tahu, siapa yang lebih muda diantara kedua orang itu. Namun, setelah membaca tagline-nya, barulah saya ngeh. Bahwa kita, generasi penerus sungguhlah beruntung, masih bisa melihat sisa-sisa keagungan Gunung Tambora. Dengan menyaksikan perubahan peradapan setelah 200 tahun itu, diharapkan kita mampu dengan bijak merubah sikap, agar negeri ini tetap lestari dari generasi ke generasi. Gambar terakhir yang disodorkan Mbak Theresia maupun Mbak Nicky ini, di terbitkan Kompas dalam rangka perayaan 200 Tahun Tambora Menyapa Dunia.

 

Gambar Ketiga. Foto: 50th.print.kompas.com

Banyak inspirasi yang bisa kita petik dari sekeliling kita. Begitupun Kompas. Memanfaatkan momen untuk melakukan perubahan, memelihara tradisi dari generasi menuju generasi berikutnya. Kompas selalu menginspirasi dan mendorong pembaca untuk maju dan berpikir kritis terhadap perubahan. Pantaslah bila Surat Kabar Harian Naional yang mengusung motto “Amanat Hati Nurani Rakyat” ini menjadi pedoman kita dalam mendapatkan informasi.

Setengah Abad, Kompas di Hati Rakyat

 

Sejarah berdirinya Kompas Gramedia dan perkembangan bisnisnya. Foto: koleksi pribadi

Berawal dari ide Jenderal Ahmad Yani, maka lahirlah koran mingguan Bentara Rakyat melalui Petrus Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama pada 28 Juni 1965. Tak lama, Bentara Rakyat berubah menjadi koran harian nasional dengan nama koran Kompas, yang hingga kini masih merajai dunia media massa Indonesia.

Harian Kompas, saat ini sedang menghitung mundur detik-detik menuju hari yang bersejarah. 28 Juni 2015 adalah hari ulang tahun emas Harian Kompas, yang kebetulan jatuh pada hari Minggu dan bertepatan pula dengan bulan puasa. Meski terhalang bulan puasa, bukan alasan bagi Kompas untuk tidak merayakan hari yang bersejarah tersebut.

Maka, beberapa agenda telah mereka persiapkan dan selenggarakan sebelum memasuki bulan puasa. Misalnya, harian Kompas mengajak keluarga besar Kompas Gramedia menggelar aksi donasi yang diperuntuk kan untuk warga sekitar lingkungan Kompas Gramedia melalui aksi #SpiritASA. Aksi donasi ini dilakukan pada tenggat waktu 8 – 12 Juni 2015 lalu.

 

Sumbangsih Kompas Gramedia terhadap para karyawannya dalam menyambut HUT ke-50 harian Kompas. Setiap foto piring makan yang di sebarkan melalui media sosial, bernilai Rp 5.000,- dan akan didonasikan kepada warga sekitar lingkungan Kompas Gramedia. Foto: 50th.print.kompas.com

Melalui aksi #SepiringRASA, Kompas Gramedia mengadakan program pemberian kupon makan siang gratis kepada seluruh karyawan Kompas di kantin Kompas Gramedia, baik itu di kantin Palmerah Selatan, kantin Palmerah Barat dan kantin Jalan Panjang. Dan yang beruntung mendapatkan kupon makan siang gratis, berhak membawa 4 kawan bersamanya untuk makan sepuasnya di kantin Kompas Gramedia.

Seperti yang termuat di Kompas Siang pada 10 Juni 2015, Project Pop Gemparkan Kantin Kompas, di masing-masing kantin tersebut didatangkan artis penyanyi untuk menghibur para karyawan sembari makan siang. Di kantin Palmerah Selatan hiruk pikuk suasana kantin dengan kehadiran Project Pop. Sedangkan untuk kantin Palmerah Barat didatangkan penyanyi Vidi Aldiano. Khusus di kantin Jalan Panjang, Kompas Gramedia menghadirkan penyanyi Marcello Tahitoe atau dikenal dengan nama Ello. Wah, pastinya seru. Coba ya kalau saya menjadi karyawan Kompas, makan siang di temani artis, kapan lagi..he he he.

Bagi pecinta fotografi, bisa ikutan memeriahkan 50 tahun Kompas melalui #INSPIGRAM. Keterangan lomba bisa dilihat pada screenshot di bawah ini.

 

Lomba fotografi untuk pembaca dengan hadiah kamera mirrorles. Foto: 50th.print.kompas.com

Dan puncaknya nanti, pada 28 Juni 2015, siapa saja berhak merasakan kemeriahan pesta perayaan 50 tahun Kompas di Plaza Selatan, Gelora Bung Karno, Jakarta. Aneka hidangan kuliner pilihan, pasar subuh, bazar produk kreatif dan Ramadhan Jazz Music Festival menanti disana, mulai pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB. Khusus untuk pasar subuh dimulai pukul 05.00-10.00 WIB. Aneka booth kuliner dan food truck pilihan bisa dinikmati mulai pukul 15.00 WIB. Cukup membawa kupon “koran Kompas edisi 28 Juni 2015” serta Mandiri e-money, Mandiri kartu debit, atau Mandiri kartu kredit, pengunjung bisa mendapat diskon pada saat transaksi.

Sumbangsih Kompas Gramedia kepada para pembaca Kompas dengan berbagai inspira(k)si. Foto: 50th.print.kompas.com

Bioskop-bioskop di Jakarta juga tak mau ketinggalan untuk ikut memeriahkan 50 tahun Kompas kehadiran Kompas. Nonton Bareng Harian Kompas bisa di lakukan di bioskop-bioskop pilihan, antara lain: Studio XXI Mall Taman Anggrek, XXI Sumarecon Mall Serpong, XXI Botani Square Bogor, XXI Mall Kelapa Gading, XXI Pondok Indah Mall 2, XXI Grand Metropolitan Mall Bekasi pada jam pertunjukkan ke-3 dan Studio XXI Plaza Senayan pada jam pertunjukkan ke-2. Penukaran kupon pukul 12.00 WIB, sebelum pertunjukkan dimulai dan sesuai dengan ketersediaan seat di masing-masing bioskop. Tersedia ribuan seat lho. Dengan membawa koran Kompas edisi 28 Juni 2015 dan kartu BCA Flazz, cukup membayar tiket sinema sebesar Rp. 50,- dan bisa menonton film Terminator atau Minion. Satu kartu BCA Flazz bisa digunakan untuk 4 orang dengan masing-masing membawa kupon “koran Kompas”

Bagi yang ingin menghabiskan hari Minggu di toko buku, silakan datang ke Gramedia seluruh Jabodetabek. Ada potongan harga bagi yang membawa koran Kompas edisi 28 Juni 2015 dan kartu BCA Flazz.

Pilihan ada ditangan pembaca Kompas. Selamat berakhir pekan, bersama Kompas. Selamat Ulang Tahun Emas untuk Harian Kompas. Sukses dan jaya selalu.

Jakarta, 26 Juni 2015

 

 

*sampai tulisan ini di unggah, 50th.print.kompas.com terus melakukan update. Silakan ikuti untuk mendapatkan referensi terbaru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun