Mohon tunggu...
Setyo Sudirman
Setyo Sudirman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gagal Paham Kita Soal Penghasilan Besar

25 September 2017   16:13 Diperbarui: 25 September 2017   16:37 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantong kosong (Foto: http://ifpc.kontan.co.id)

Tipe orang yang gagal paham soal penghasilan besar sebagai ukuran  kemakmuran biasanya hanya mengejar penghasilan besar, tetapi tidak  pernah menggunakan penghasilan untuk membangun kemakmuran.

Kita sering mendapati orang dekat atau sahabat kita yang meski penghasilan besar, mereka tetap saja merasa kekurangan. Padahal, kalau dipikir-pikir, pendapatan mereka itu tergolong besar. Mereka terus saja mengeluh kekurangan uang.

Banyak dari mereka bertanya, "Penghasilan semakin besar, tapi kok tidak semakin makmur. Apa masalahnya?" Begitulah, banyak dari kita gagal paham bahwa kemakmuran itu tolok ukurnya penghasilan besar, sehingga ketika itu tak terjadi menjadi kecewalah kita. Pertanyaannya kini, kenapa dewasa ini banyak orang gampang mengeluh kekurangan uang, padahal pendapatannya besar?

Jawabanya sangat sederhana. Banyak dari mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengelola penghasilan. Banyak orang berpikir penghasilan besar adalah segalanya. Padahal, penghasilan besar yang tidak dikelola dengan bijak justru akan mendatangkan keluhan demi keluhan.

Pengelolaan keuangan yang kurang bijak dari mereka yang berpendapatan besar nyata dengan kebiasaan mereka membeli barang-barang yang sejatinya tidak mereka butuhkan. Mereka ini juga cenderung menggunakan uangnya untuk menyenangkan orang-orang yang tidak mereka sukai.

Perhatikan saja gaya hidup modern para pekerja muda di kawasan Sudirman dan Thamrin di Jakarta. Banyak dari mereka berpenghasilan besar, tapi pada dasarnya mereka juga boros.

Tak hanya gonta-ganti gadget, mereka juga gampang terayu untuk menggunakan kartu kredit hanya untuk sekadar membeli "gaya hidup". Motivasi dasar mereka yaitu hanya ingin membuat yang lain terkesan.

Gaya hidup mereka yaitu menggunakan uang hari ini untuk sekedar update status di media sosial. Karena tergiur promo liburan, mereka berlibur ke luar negeri dan mengupdate status di media sosialnya dengan motif dasar mendapat julukan anak gaul, orang modern dan ujung-ujungnya mengumpulkan jumlah like di akun media sosialnya. Boleh dikata, banyak dari mereka berkompetisi untuk mendapatkan jempol dan komentar dari teman dekat atau teman kantor.

Alhasil, orientasi kerja mereka yaitu fokus meningkatkan penghasilannya dengan bekerja lebih giat lagi, tetapi tak ada perubahan sama sekali terkait pengelolaan uang. Padahal kalau kita hidup tanpa perubahan pengelolaan uang maka bukan tidak mungkin kita justru akan terus terjebak untuk terus mencari uang dan tidak memiliki kemerdekaan keuangan.

Tipe orang yang gagal paham soal penghasilan besar sebagai ukuran kemakmuran biasanya hanya mengejar penghasilan besar, tetapi tidak pernah menggunakan penghasilan untuk membangun kemakmuran. Banyak dari mereka abai dengan tabungan dan investasi. Sayang, mereka tidak sadar, mau sampai kapan mereka bisa menghasilkan uang.

So, kalau kamu merasa masuk kategori orang yang gagal paham soal penghasilan besar, tak perlu khawatir lagi karena kini ada aplikasi yang akan bekerja secara otomatis untuk mengelola uangmu.  Tak ada salahnya memanfaatkan fintech modern bernama IPOTPAY untuk kamu yang sejatinya berpenghasilan besar, tetapi terus mengeluh karena kekurangan. Platform fintech modern dengan fitur-fitur unggulan untuk pembayaran, pembelian dan transfer dana ini juga mampu mengelola dan memaksimalkan penghasilanmu dengan imbal hasil 7-10 persen pertahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun