Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perlukah Meminta Komitmen Loyalitas kepada Para Pelamar Kerja di Awal Proses Interview?

7 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 8 Desember 2021   05:07 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wawancara Kerja| Sumber: Fizkes via Kompas.com

Sederhananya: komitmen di atas kertas saja punya potensi untuk diingkari, apalagi hanya sebatas verbal---minta komitmen loyalitas saat interview?

Begini. Tanpa bukti tertulis, pihak mana pun bisa berdalih lupa saat diminta pertanggungjawaban. Dan ini adalah lubang besar yang harus ditutup rapat-rapat sejak awal.

Di sisi lain---terlepas dari jenis dan skala perusahaan---apakah perusahaan akan betul-betul memberi jaminan, kenyamanan, benefit, dan segala fasilitas sesuai dengan harapan karyawan?

Jika memang ragu atau bahkan tidak sama sekali, di waktu bersamaan, rasanya sah-sah saja para karyawan pada akhirnya akan menentukan pilihannya masing-masing: memilih bertahan atau menerima tawaran yang datang dari perusahaan lain.

Perusahaan juga tidak berhak memaksa karyawan untuk tetap bertahan. Apalagi jika tidak diimbangi dengan beberapa penawaran yang sesuai harapan, atau paling tidak setara dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan lain.

Soal berkarier? Tentu akan lebih bijak jika ditanyakan terlebih dahulu kepada para kandidat sejak awal. Selama bekerja, lebih fokus kepada jenjang karier atau peningkatan benefit?

Sebab, realitasnya, nggak semua pelamar kerja punya ambisi mengejar karier. Beberapa di antaranya berpikir, "Nggak apa-apa ada di level yang sama, tapi benefit yang didapat lebih baik."

Apakah kemudian hal tersebut menjadi salah? Tentu saja nggak sama sekali. Namanya juga pilihan. Kalaupun nggak sejalan, ya, nggak perlu dipaksakan. Nanti malah jadi nggak nyaman.

Konsep dasar ini tidak hanya berlaku saat dua sejoli yang-yangan, tapi juga ketika antara perusahaan dan karyawan menjalani suatu kesepakatan.

Di ruang lingkup pekerjaan, pada akhirnya, komitmen loyalitas yang disampaikan secara verbal tidak akan memberikan jaminan apa pun bagi kedua belah pihak. 

Interviewer punya potensi khilaf dalam memberikan jaminan sesuai perbincangan awal. Pun dengan pelamar kerja. Bisa cabut kapan saja sesuka hati, jika ada tawaran dari perusahaan lain dengan benefit dan progres yang jauh lebih hakiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun