Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Move On Itu Tidak Perlu Dipaksakan, Cukup Berdamai dengan Masa Lalu dan Segala Kenangan

4 April 2021   07:25 Diperbarui: 4 April 2021   16:12 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi patah hati: Unsplash.

Sebab, perlu disadari juga, saat kita melihat suatu barang/pemberian dari seseorang, hampir bisa dipastikan memori kita akan mengasosiasikan dengan orang yang memberikan barang tersebut.

Coba direnungkan. Bagaimana bisa kita melupakan seseorang, lalu dengan lantangnya menyuarakan, "Aku mau move on!" tetapi di waktu yang bersamaan, alam bawah sadar kita selalu mengingat orang tersebut?

Sekali lagi, terlalu naif sekaligus kontradiktif, bukan?

Hal ini juga berbanding lurus, masih apple to apple dengan penyimpanan banyak foto pada galeri handphone atau media lain.

Kalau memang niat untuk move on sudah terkumpul, ya apa salahnya untuk menghapus foto-foto tersebut?

Barangkali, tidak sedikit pula yang akan berkata, "Yah, sayang banget kalau fotonya dihapus. Pose aku banyak yang bagus. Lagipula, capek banget hapusin satu per satu. Kan banyak banget fotonya. Sampai ribuan."

Well. Pada akhirnya, move on itu menjadi pilihan dan sesuatu yang tidak bisa dipaksakan, bukan? Itu sebabnya saya sangat pede berkata bahwa, move on juga butuh niat, kawan.

Jika langkah di atas terbilang cukup berat untuk diaplikasikan, ada cara lain yang masih bisa saya usulkan. Kalian boleh sepakat, memberi masukan tambahan, atau bahkan tidak sepakat sama sekali.

Yakni, berdamailah dengan masa lalu dan segala kenangan yang sudah dilalui.

Sadari bahwa, beberapa hal tersebut adalah bagian dari masa lalu. Bagian dari proses yang harus dilalui menuju kedewasaan, kebijaksanaan, dan kebahagiaan yang lebih paripurna dalam menjalin suatu hubungan asmara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun