Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengalami Beberapa Kejadian Mistis karena Sering Menulis Kisah Mistis

21 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 21 Mei 2020   20:56 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita berambut panjang dengan gaun putih: express.co.uk via IDN Times.

Konon katanya, jangan sesekali atau bahkan sering kali membicarakan tentang hal mistis atau makhluk gaib, jika tidak ingin merasakan langsung gangguan dari para makhluk tersebut.

Awalnya saya tidak percaya dengan pernyataan tersebut. Terkesan klise dan mengada-ngada. Sampai akhirnya saya mengalami beberapa kejadian mistis yang disebabkan oleh ulah saya sendiri.

Begini. Sejujurnya, saya adalah tipe orang yang penakut akan hal ghaib. Namun, ketertarikan saya ketika mendengarkan cerita tentang pengalaman mistis dari seorang teman selalu lebih besar dibanding ketakutan yang saya rasakan.

Karena saya hobi menulis, sering kali cerita mistis tersebut saya abadikan di blog pribadi, bahkan beberapa kali saya kirim ke salah satu media online ternama. Dan naskahnya tayang.

Saya tidak pernah menyangka sebelumnya, kebiasaan saya untuk menulis dan submit tulisan bertema horor menjadi awal mula kisah mistis yang saya alami. Berkali-kali. Bermula dari sekira pertengahan hingga akhir tahun 2019 lalu.


Kejadian janggal pertama yang saya alami adalah ketika menuliskan pengalaman mistis saat mengaji bersama Ibu, Bapak, dan Mbak (Kakak) di rumah.

Begini ceritanya. Setiap malam jumat, kami terbiasa memanggil Ustaz untuk mengadakan pengajian rutin seminggu sekali. Tempat yang digunakan untuk mengaji adalah lantai dua di rumah kami, tepat di depan kamar saya dan Mbak.

Suatu ketika, kami ngaji seperti biasa. Bapak mendapat giliran pertama mengaji. Sambil menunggu giliran saya tiba, saya duduk di kursi depan kamar Mbak.

Tiba-tiba, ada suara tangisan yang tersedu-sedu dari kamar Mbak. "Huuuuuu... Huuuuuu..." begitu suara tangisannya. Pikir saya kala itu, "Mbak ini kok norak banget, sih. Lagi ada Pak Ustaz, malah nangis karena pacar di kamar. Malu-maluin!"

Tidak lama setelah itu, Mbak muncul dari tangga lantai satu dan saya kaget bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun