Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buang Sampah pada Tempatnya, Lestarikan Lingkungan

3 Mei 2019   06:15 Diperbarui: 3 Mei 2019   06:23 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. | Sumber: shutterstock

Perilaku membuang sampah sembarangan ini selalu terlihat menyebalkan siapa pun pelakunya, bisa teman, keluarga, pacar, di mana pun. Saat berkendara, jalan kaki, atau di transportasi umum, misalnya.

Saya yakin tidak sendirian seringkali melihat pengendara motor atau mobil yang setelah merokok, puntungnya pasti dibuang sembarang di jalanan. Ingin rasanya menantang mereka ini, setelah merokok, puntungnya bisa disimpan dulu tidak? Terserah di mana saja, yang penting nantinya dibuang pada tempat semestinya.

Tidak melulu orang yang menggunakan kendaraan. Pejalan kaki yang sambil merokok pun tidak sedikit dari mereka membuang puntung rokok sembarangan. Gaya mereka, biasanya dengan menyentil puntung rokok ke sembarang tempat atau menjatuhkan puntung ke dekat kaki lalu diinjak. Terlalu biasa dan gitu-gitu aja. Atau ya sembarang buang. Membosankan.

Mau yang tidak biasa, terlihat edgy dan keren? Coba buang di tempat sampah yang tersedia. Kalau tidak ada, bisa dikumpulkan dulu, bawa bungkus atau tempat kecil, kalau sudah ketemu tempat sampah, bisa segera dibuang.

Saya bahkan tidak sungkan buang puntung rokok bekas teman saya ketika sedang ngobrol. Awalnya menegur, kalau tidak efektif, ya, langsung kumpulkan dan buang ke tempat sampah. Gampang, kok.

Di transportasi umum, di KRL tepatnya, pernah ada satu kejadian yang rasanya bikin geram. Seorang bapak menyuruh anaknya membuang bekas kemasan susu yang diminum di dalam KRL. Dibanding marah-marah, saya langsung mengambil kotak susu tersebut, lalu masukan ke dalam tas.

Cerita lain, ketika saya sedang makan siang di salah satu restoran pizza ternama, ada dua orang turis asing yang juga sedang menyantap pizza. Memang, saat itu ada banyak dus yang berserakan sisa pelanggan di atas meja makan yang tidak mereka buang ke tempat sampah (padahal posisi tempat sampah tersedia di area tersebut), lalu salah satu turis berkata,

"I don't do that.", sambil tertawa sinis.

Entah kenapa rasanya seperti disentil, meski bukan saya yang melakukan hal tersebut --tidak membuang dus pizza pada tempat sampah-.

Setelah sampah yang mereka buang secara sembarang "terkumpul", efek yang jelas dan nyata terasa adalah banjir. Seperti yang sedang terjadi di beberapa bagian pada saat ini. Tidak hanya di Ibu Kota, di wilayah lain pun memiliki potensi yang sama -jika perilaku seperti ini masih selalu terjadi, seperti kebiasaan, atau mungkin bagian dari passion?- entah.

Tidak ketinggalan, orang yang menyebalkan untuk urusan buang sampah sembarangan adalah mereka yang berkata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun