Belajar untuk terus berjalan di jalur yang semestinya bukan hal yang mudah, harus kuat meski banyak rintangan di depan mata, harus tabah meski berulang kali dihantui rasa ingin menyerah. Banyak di antara kita sebagai manusia lupa caranya untuk memahami dan maklum pada manusia yang lainnya. Apabila belum mampu mengulurkan tangan cukup dengan menjaga lisan agar tidak membunuh mental seseorang. Jangan pernah menyamakan mental orang lain, membanding-bandingkan  lalu merasa seolah bahwa kamu superior. Mungkin belum saatnya posisi itu berbalik, jika suatu saat hal sulit yang kamu alami kejadian bisa jadi karena doa dan ucapan orang yang kamu sakiti hatinya menembus langit.Â
Sebagai manusia, kita boleh sesekali merasa lelah, kecewa, marah, dan menangis tapi cukup satu hari selebihnya hidup harus terus berjalan. Beberapa langkah yang bisa dijadikan pegangan untuk terus kuat dan tumbuh tanpa menengok lagi rasa sakit.
- Pegang erat bahwa manusia harus punya empati
Setiap manusia yang terlahir dianugerahi rasa belas kasihan terhadap makhluk ciptaan-Nya. Rasa empati akan memunculkan nilai yang lebih baik itu tidak menyakiti sesamanya, mempercayai bahwa rasa penuh kasih itu bisa meruntuhkan sifat dan ego manusia yang sekeras batu.
- Percaya semua ada jalannya
Tuhan tidak benar-benar meninggalkan kita sendirian dalam keadaan apapun. Percayalah bahwa semua perjalanan kita sudah diatur, memang setiap orang tidak sama jalurnya, ada yang mulus seperti jalan tol, ada yang berkelok, ada yang terjal, bahkan ada pula yang harus menepi di persimpangan jalan. Setiap jalan yang ditempuh dan dipilih manusia telah Tuhan sediakan berbagai makna, jangan risau karena terlambat sebab semua sudah sesuai yang seharusnya
- Lambat bukan berarti tak adil
Beberapa orang mungkin merasakan ketidakadilan dalam hidup namun kita sebagai manusia tidak pernah tahu apa yang sedang direncanakan oleh Tuhan. Barangkali Tuhan memberi jeda agar segala persiapan yang kamu butuhkan untuk meraih sesuatu bisa terwujud lebih baik. Adil tidak harus sama dengan yang lain, adil juga bukan berarti harus secepat yang lain.
Tugas manusia adalah terus berjalan agar semua akan sampai pada titik yang menjadi tujuannya, tidak perlu melihat tujuan orang lain karena itu sudah pasti berbeda. Nikmati apa yang ada sekarang, terus berbenah diri, menjadi lebih kuat dan kreatif. Tuhan sebaik-baiknya perencana dan manusia sebaik-baiknya pembuat keputusan untuk terus berjuang sampai akhir tanpa henti.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI