Mohon tunggu...
Setio Darianto
Setio Darianto Mohon Tunggu... Pemerhati

Jadikan setiap kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebenaran yang Terfragmentasi : Psikologi Konspirasi di Balik Polemik Ijazah Jokowi

21 April 2025   13:15 Diperbarui: 21 April 2025   13:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : OlahAI

Penutup : Antara Fakta dan Framing

Polemik ijazah Jokowi hanyalah satu contoh bagaimana 'kebenaran' dalam era digital tidak lagi tunggal, tetapi terfragmentasi. Di tengah pusaran informasi, psikologi membantu kita memahami bahwa manusia bukan hanya makhluk rasional, tetapi emosional, sosial, dan sering kali rentan terhadap bias.

Referensi

- Kahneman, D. (2011). *Thinking, Fast and Slow*. Farrar, Straus and Giroux.

- Lewandowsky, S., et al. (2013). *The Role of Conspiracist Ideation and Worldviews in Predicting Rejection of Science*. PLOS ONE.

- Sunstein, C.R., & Vermeule, A. (2009). *Conspiracy Theories: Causes and Cures*. Journal of Political Philosophy.

- Festinger, L. (1957). *A Theory of Cognitive Dissonance*. Stanford University Press.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun