Mohon tunggu...
Healthy

Impulsif

21 Maret 2016   17:27 Diperbarui: 21 Maret 2016   19:07 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, impulsif berarti mengambil keputusan secara tiba-tiba menurut gerak hati. Definisi tersebut tidak berarti baik dan tidak juga berarti buruk. Bersikap impulsif dapat menjadi baik ataupun buruk menurut situasinya.

Namun di artikel ini saya tidak akan membahas impulsif menurut KBBI secara mendalam pun filosofinya. Saya akan membahas arti kata impulsif, bagaimana cara diagnosa, dan kemungkinan penyebabnya menurut neurosains. Diharapkan setelah membaca artikel ini, setidaknya kita dapat mengetahui bahwa menentukan suatu sikap termasuk dalam kategori impulsif tidak semudah yang dikira sebelumnya.

Impulsif dapat didiagnosa menggunakan kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selayaknya kuesioner yang menanyakan tentang kepercayaan, kualitas makanan yang dicicip di suatu restoran, dan lain sebagainya. Kuesioner ini merupakan self-assessment, berdasarkan perasaan orang yang mengikuti kuis tersebut.

Menurut saya, kuesioner ini bersifat kualitas yang kemudian diolah menjadi angka. Kualitas dapat berubah sesuai dengan keadaan peserta kuis. Contohnya suasana hati, perubahan karakter, dan sikap menangani keputusan. Impulsif selayaknya sifat yang lain, yaitu dapat berubah.

Jika ingin mengetahui lebih akurat, selain kuesioner juga dapat menggunakan tes ukur yang lain. Tes lain seperti tes performa menggunakan SSRT, go/no go, waktu pengambilan keputusan (menggunakan stopwatch). Semua tes ini dilakukan pada 100 orang normal, dalam artian tidak memiliki kecenderungan impulsif atau sebaliknya. Kemudian dilakukan perhitungan secara statistik. Asumsi jika semakin besar nilai maka seseorang dikatakan impulsif, maka nilai pencilan atas dikatakan orang yang impulsif.

Sikap impulsif disimpulkan bukan disebabkan hanya karena pengaruh psikologis semata. Banyak factor yang memengaruhi sikap impulsif, beberapa diantaranya level dopamine (DA) dan serotonin (5-HT). saat ini (2012) belum diketahui secara pasti eskalasi sikap impulsif karena salah satu komponen tersebut. Namun yang pasti, neurotransmitter berpengaruh terhadap sikap impulsif ini.

Studi lebih lanjut mengenai topik ini dapat membawa pengetahuan yang lebih baik terhadap penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), bipolar disorder, dan stimulant dependence.

Mungkin anda tertarik?

 

sumber: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0306452212003983

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun