Mohon tunggu...
setia fatir aldiansyah
setia fatir aldiansyah Mohon Tunggu... mahasiswa s1 ilmu komonikasi

saya suka mendengarkan lagu dan mempelajari jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bertahan di Tengah Gempuran Zaman: Kisah Pedagang Bebek Rica Legendaris yang Kini Hanya Tersisa Dua Cabang

17 Juli 2025   01:00 Diperbarui: 16 Juli 2025   11:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses penyajian menu bebek rica di salah satu cabang yang masih bertahan (Sumber: Dok. Pribadi).

Di tengah hiruk-pikuk kota dan maraknya bisnis kuliner digital, masih ada kisah perjuangan nyata yang menyentuh hati. Seorang pria muda tampak sibuk di balik etalase sederhana bertuliskan “NASI BEBEK” dengan cat kuning menyala. Dialah penerus usaha keluarga yang dulunya memiliki lima cabang usaha nasi bebek, namun kini hanya tersisa dua cabang saja.

Warung ini buka setiap hari dari pukul 16.00 hingga 22.00, menyajikan menu utama berupa bebek rica—olahan khas yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. Sambal rica buatan sendiri inilah yang menjadi daya tarik utama, sekaligus pembeda dari ratusan warung bebek lainnya.

“Orang tua saya yang merintis dagangan ini. Sekarang mereka sudah tiada. Saya hanya melanjutkan perjuangan mereka,” ucapnya sambil sesekali mengaduk bebek dalam baskom besar berisi bumbu pekat.

Dalam sehari, 2 hingga 4 ekor bebek diolah menjadi sajian siap santap. Semua bahan baku didapat dari pasar tradisional dekat rumahnya. Namun, meski tampak sederhana, tantangan yang ia hadapi cukup kompleks.

“Yang bikin berat itu bukan saingan dagangan lain, tapi harga bahan baku yang naik terus. Apalagi kalau masuk bulan-bulan besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha, pembeli bisa turun drastis,” jelasnya. Hal ini karena pada hari-hari besar tersebut, banyak orang yang pulang kampung atau mendapatkan daging dari kurban, sehingga tidak mencari menu bebek lagi.

Salah satu hal unik dari usaha ini adalah pilihan untuk tidak terjun ke layanan online seperti GoFood atau GrabFood. Semua penikmat bebek rica wajib datang langsung, dine-in, dan merasakan atmosfer tradisional yang hangat. Hal ini justru menambah keintiman antara penjual dan pelanggan.

Usahanya pernah menarik perhatian selebritas—Bily Saputra, adik almarhum Olga Saputra, pernah datang langsung untuk mencicipi. Namun selebritas bukanlah tolok ukur keberhasilan baginya. Impiannya sederhana namun besar: membesarkan usaha ini seperti restoran besar yang punya banyak cabang kembali.

“Kalau dulu bisa lima cabang, kenapa enggak bisa lagi? Saya yakin, asal terus jalan, pasti ada jalannya,” katanya optimis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun