Tekanan dari Masyarakat dan Aktivis Lingkungan
Sementara itu, berbagai organisasi lingkungan dan tokoh adat Raja Ampat menyuarakan penolakan atas keberadaan aktivitas pertambangan, termasuk dari GAG Nikel. Mereka menilai bahwa sekecil apapun aktivitas tambang di wilayah ini dapat membawa dampak besar bagi ekosistem dan kehidupan masyarakat adat yang sangat bergantung pada laut dan hutan.
Beberapa aksi demonstrasi dan seruan penolakan juga sempat terjadi, memperkuat tekanan terhadap pemerintah untuk benar-benar transparan dalam proses evaluasi tambang ini.
Apakah Akan Kembali Beroperasi?
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keputusan resmi apakah GAG Nikel akan kembali beroperasi penuh atau dihentikan secara permanen. Namun, satu hal yang pasti: pemerintah mengambil pendekatan yang jauh lebih hati-hati dibanding sebelumnya.
Proses evaluasi yang sedang berjalan menunjukkan bahwa pertimbangan lingkungan kini menjadi sorotan utama dalam setiap aktivitas pertambangan, terutama di wilayah-wilayah konservasi seperti Raja Ampat.
Kesimpulan: Menunggu Hasil Evaluasi
Jadi, apakah GAG Nikel akan beroperasi lagi? Jawabannya masih menunggu waktu. Semua tergantung pada hasil evaluasi teknis dan lingkungan yang sedang berlangsung. Namun yang jelas, suara masyarakat, tekanan lingkungan, dan kebijakan konservasi akan menjadi penentu besar dalam keputusan akhirnya.
Satu hal yang tak terbantahkan: Raja Ampat bukan sekadar lokasi tambang---ia adalah mahakarya alam yang harus dijaga bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI