Mohon tunggu...
Seruni Bunga Widayat
Seruni Bunga Widayat Mohon Tunggu... Mahasiswa S-1 Kimia UNS

Saya adalah seorang mahasiswa yang mempunyai ketertarikan terhadap kepenulisan terutama kepenulisan ilmiah. Melalui platform ini saya harap saya bisa menyalurkan minat saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kimia Sebagai Bahasa Alam: Saat Unsur dan Molekul Berbicara

20 Oktober 2025   22:16 Diperbarui: 20 Oktober 2025   22:16 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pernah nggak kita berpikir, kalau alam ini sebenarnya sedang berbicara?
Kita punya kata dan suara. Hewan punya isyarat. Tapi alam? Ia berbicara lewat perubahan lewat reaksi, lewat kimia. Setiap tetes hujan, daun yang menghijau, sampai napas yang kita ambil sekarang, semuanya adalah kalimat dalam bahasa itu. Kimia adalah bahasa alam semesta.

 

Bahasa Tanpa Kata

Dalam bahasa manusia, ada struktur dan makna. Dalam kimia pun begitu. Atom dan molekul punya "tata bahasa" sendiri aturan siapa bisa berikatan dengan siapa. Hidrogen, misalnya, suka berikatan dengan oksigen dan membentuk air. Kalau kita tulis:

2H + O 2HO

Itu bukan cuma persamaan, tapi kalimat alamiah. Ada subjek, predikat, dan hasil; makna baru yang lahir dari pertemuan unsur. Alam, tanpa huruf dan suara, menulis kisahnya lewat reaksi-reaksi itu. Dan kita, manusia, belajar membacanya.

Alam Menulis, Manusia Membaca

Yang menakjubkan, penulis bahasa ini bukan kita. Alam menulisnya sendiri.
Sebelum ada kehidupan, unsur-unsur sudah "berdialog" di samudra purba, membentuk molekul kompleks hingga akhirnya muncul DNA teks panjang dari basa kimia A, T, G, dan C.

Kini, manusia bukan cuma pembaca, tapi juga penulis baru. Kita menciptakan obat, bahan kimia, dan plastik. Tapi pertanyaannya: Apakah kita benar-benar memahami bahasa ini, atau hanya menirunya sebagian kecil?

Dari Reaksi ke Kehidupan

Dari unsur sederhana seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, alam membentuk sesuatu yang luar biasa: otak manusia yang bisa berpikir, menulis, dan merenungkan kimia itu sendiri. Kimia bekerja diam-diam di balik setiap detak jantung dan sinaps otak.
Bisa dibilang, kesadaran kita adalah puisi kimia reaksi halus yang melahirkan perasaan, ingatan, dan cinta. Dan ya, kalau kamu jatuh cinta, itu mungkin "hanya" reaksi dopamin dan oksitosin. Tapi bukankah itu indah? Cinta juga bagian dari bahasa alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun