Mohon tunggu...
Seruan Hulu
Seruan Hulu Mohon Tunggu... Lainnya - Tokoh Publik

Errare Humanum Est Turpe In Errore Perseverare

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertarungan Antara Moeldoko Vs AHY Baru Dimulai

12 April 2021   23:18 Diperbarui: 12 Juli 2022   09:49 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi (Seruan Hulu)

Bicara soal partai, tentu kita juga bicara soal politik. Dalam permainan politik nilai seninya terletak pada strateginya bukan pada hasilnya.

Masalah yang terjadi di internal PD sampai saat ini belum juga usai.

Pertarungan PD kubu AHY dengan kubu KLB masih tetap menarik untuk dibahas. Terlebih ketika Menkumham menolak hasil KLB PD kubu Moeldoko.

Namun, ada hal yang belum banyak orang ketahui.

Sejak awal munculnya gejolak di internal PD, AHY dan kelompoknya ramai-ramai menuduh bahwa ada keterlibatan pemerintah (Jokowi), bahkan AHY selaku Ketua Umum PD versi Cikeas tak segan mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi.


Coba bayangkan jika seandainya Menkumham langsung mengesahkan hasil KLB PD kubu Moeldoko.

Tentu saja yang terjadi adalah serangan dan hantaman yang bertubi-tubi akan dikerahkan AHY dan kelompoknya kepada pemerintah, terlebih kepada Jokowi. Karena Jokowi adalah simbol yang selama ini dianggap jauh lebih baik dari SBY.

Tapi, dengan hasil keputusan Menkumham sebagai perwakilan pemerintah yang menolak hasil KLB PD kubu Moeldoko, maka otomatis AHY tidak lagi memiliki alasan untuk menuduh dan menyerang pemerintah.

Justru kualitas AHY dalam membaca situasi politik jadi terukur. Sebab, dugaan awalnya yang menuduh pemerintah terlibat dalam kudeta PD adalah salah total. Artinya, sampai di titik ini bisa disimpulkan bahwa AHY belum menguasai medan perang.

Bahkan bukan saja hanya tidak menguasai medan perang, tetapi juga AHY sudah mempermalukan dirinya sendiri.

Bagaimana tidak, pasca Menkumham menolak hasil KLB PD kubu Moeldoko, AHY dan kelompoknya kegirangan dan merasa sudah berhasil memenangkan pertempuran.

AHY tidak paham bahwa pertarungan yang sesungguhnya bukan di titik ini. Melainkan nanti, setelah sampai di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Pemerintah jelas tidak bodoh lalu kemudian mau mengambil resiko dengan mengesahkan hasil KLB PD.

Mengingat yang berhadapan langsung dengan AHY adalah tokoh yang kini berada di lingkaran pemerintah yaitu Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Oleh sebab itulah pemerintah melempar bola liar sembari menyelamatkan diri dari berbagai tuduhan dan fitnah murahan yang dinarasikan kubu AHY.

Sehingga apapun nantinya keputusan PTUN, baik itu kubu Moeldoko yang memenangkan pertempuran maupun kubu AHY, maka tentu saja kedua kubu tidak punya alasan lagi untuk menuduh pemerintah.

Sebab, pemerintah tidak punya kuasa untuk mengintervensi keputusan PTUN.

Inilah politik, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Kadang yang terlihat di depan mata tak selalu benar dan begitu pula sebaliknya. Semua tergantung pada strateginya. Bukan persoalan menang atau kalah, tapi ini tentang penguasaan medan perang serta bagaimana cara memainkan peran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun