Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghuni Lembah Serigala

29 Mei 2016   23:01 Diperbarui: 29 Mei 2016   23:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: gameofkings.com

Di balik kegelapan malam itu hanya sepasng mata  merahnya  yang terlihat. Sosok tubuhnya hitam pekat membaur  bersama gelap. Sungguh gelap sekali. Serupa dua ekor kunang  - kunang yang berkedip. Bulan yang masih sepenggal keluar dari balik bukit. Bukit itu juga sungguh sangat gersang. Hujan hampir enam bulan tak pernah membasuh tanah. Sehinggga tanah itu menjadi keras, kering  dan terlihat pecah serupa kain yang sehabis di tenun dengan benang – benang yang timbul pada permukaannya.  Tak ada tanda – tanda kehidupan. Ada beberapa pohon  telah kering kerontang yang masih berdiri walau telah rapuh. Suara angin mendesau  yang datang dari seberang lautan, namun tidak terlalu kencang membuat segerombol semak kering, bergulung – gulung di atas tanah.

Mata merah itu masih berdiam seakan menunggu sesuatu. Dari balik gundukan tanah tiba – tiba bergerak sesuatu bayangan. Dalam sisa remang, nampak kepalanya mendongak ke langit. Matanya menerawang bulan yang sepotong. Hanya terdengar suara lolongannya. Serigala. Ya, Serigala itu sedang mencium bau – bauan  di bawah gundukan tanah itu.  Lalu sepasang mata yang terlihat tadi, bergerak pula menyambangi suara lolongan. Seekor Serigala juga.

Sepasang serigala itu melolong – lolong panjang. Perlahan bulan yang sepotong di angkasa mulai merambah naik. Namun cahayanya tidak nampak terang. Sebatas penglihatan yang hanya berjarak dekat saja,

Tak jauh dari sepasang serigala itu melolong, ada sebuah gubuk kecil. Samar – samar ada setitik cahaya. Terdengar suara derit pintu gubuk itu terbuka perlahan. Seseorang  berjalan keluar, lalu meletakan sebuah obor kecil sebagai penerang, di atas tanah  tak jauh dari  pintu. Dengan langkah yang membuat bunyi seperti sepasang sepatu boot, melangkah mendekati sepasang serigala itu. Pria itu berjongkok sebentar.Seakan membisikan sesuatu pada sepasang serigala itu. Sepasang serigala itu hanya menggoyangkan ekornya. Tak berapa lama kemudian pria bersama dua ekor serigala itu melangkah menuju arah selatan.

*********

Malam semakin larut. Hening dalam diam  tanpa suara. Disebuah pinggiran desa itu yang semua penghuninya terlelap. Berkelebat dua sosok bayangan hitam. Menuju sebuah rumah yang cukup besar diantara rumah – rumah yang berderet.

Selang beberapa lama kemudian dua sosok bayangan itu keluar. Ada sesuatu yang terpanggul pada salah satu sosok bayangan itu. Rupanya yang dipanggul itu adalah manusia. Seorang perempuan. Perempuan  itu meronta – ronta di atas panggulan bahu . Namun suaranya tertahan.  Hanya suara yang keluar dari tenggorokannya saja. Mulut perempuan itu  telah disekap dengan selarik kain, sehingga suara jeritannya tidak terdengar jelas. Dua bayangan lelaki itu berlari menuju ke arah hutan dibalik bukit.

Rumah yang disatroni itu ternyata rumah kepala desa. Perempuan yang dipanggul adalah istri kepala desa. Rupanya istri kepala desa itu diculik dua kawanan rampok dan begal.

Beberapa bulan terakhir ini, banyak kejadian penculikan. Terutama kaum perempuan. Entah itu istri orang atau juga anak gadis perawan. Namun anehnya, ketika besok pagi, penduduk desa menemukan mayat  yang tergeletak dihutan. Dengan tubuh yang dicabik – cabik, seperti bekas gigitan dan cakaran kuku binatang buas. Para korban penculikan selamat dari penculikan itu. Namun kehormatan mereka telah terenggut paksa oleh gerombolan penjahat itu.

Perempuan yang adalah istri kepala desa itu meronta. Ketika tubuhnya dihempaskan ke atas tanah begitu saja.  Istri kepala desa itu mencoba bangkit dan berusaha melarikan diri. Menjerit pun seakan tak bisa bersuara. Namun dua lelaki begal itu tak memberikan kesempatan.  Sambil tertawa – tawa dua lelaki penjahat itu menarik paksa pakaian istri kepala desa.

Akan tetapi, pada saat yang tersulit bagi istri kepala desa itu. Tiba – tiba terdengar lolongan panjang. Lolongan serigala yang serasa menyayat hati oleh rasa  ketakutan. Suara lolongan serigala itu semakin dekat di tempat para penjahat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun