Dalam hidup kita ini ada waktu-waktu  kita merasa Lelah bukan karena jarak yang kita tempuh, tapi terasa ada beban yang dipikul. Bukan karena nya beratnya Langkah kita, tapi karena rasa bersalah kalau terlalu sering bersandar pada orang lain.
Kita semua pasti butuh orang lain, memang itu jelas. Tapi ada masa Dimana kita perlu belajar melangkah sendiri. Bukan karena tak ada yang peduli dengan kita, tapi karena kita tau,terlalu sering menyandarkan diri bisa jadi malah membuat kita lupa caranya berdiri di kaki sendiri.
Dan aku pernah berada di titik itu yang Dimana aku merasa take nakal terus-menerus meminta tolong. Rasanya seperti aku membebani hidup orang lain hanya karena aku belum bisa menata hidupku sendiri. Dan semakin aku merasa bersalah, semakin aku memilih diam. Aku mulai belajar satu hal: jika memang harus jatuh, maka jatuhlah dalam langkahmu sendiri, bukan karena menyeret orang lain dalam beratnya bebanmu.
Menjadi Kuat Itu Pilihan
Ada orang-orang yang berjalan dengan segala luka yang disembunyikan. Mereka tersenyum, padahal dadanya nyeri. Mereka berkata "baik-baik saja", padahal hatinya sedang retak. Aku pun begitu. Pernah berdiri di antara pilihan: meminta pertolongan, atau mencoba menahan semuanya sendiri. Dan aku memilih yang kedua. Bukan karena sombong, tapi karena aku tahu, tidak semua orang punya kapasitas untuk memahami.
Kadang kita harus sadar, tidak semua orang siap menjadi tempat berteduh. Ada yang hanya mampu menyapa sebentar, lalu kembali ke hidupnya sendiri. Dan itu tidak salah. Karena saya tau pasti semua orang sedang berjuang dengan beban yang mereka sendiri tak bisa ceritakan.
Maka jika kamu merasa harus jalan sendiri, jalanilah. Tak perlu merasa kalah. Justru di sana, kamu sedang belajar menjadi seseorang yang tahu batas, tahu porsi, dan tahu kapan harus menahan diri.
Berjalan Tanpa Membebani, Bukan Berarti Tak Butuh Teman
Bukan berarti aku tak ingin ditemani. Siapa sih yang tak mau ada seseorang yang mengerti tanpa diminta? Tapi hidup mengajarkanku satu hal penting: kalau kamu terus bergantung, kamu tak akan tahu seberapa kuat dirimu sebenarnya.
Aku mulai menghargai langkah-langkah kecilku. Meski sering terjatuh, tapi itu langkahku sendiri. Meski pelan, aku tetap bergerak. Dan di situ aku menemukan rasa bangga. Bahwa aku bisa, walau tak sempurna. Bahwa aku mampu, walau sering ragu.
Ketika kita berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, kita mulai memahami bahwa setiap orang punya waktu tumbuh yang berbeda. Maka, aku memilih menapaki jalanku sendiri, meski ada proses dalam hidup kita yang harus kita Jalani dan itu tergantung kita, kita mau bertahan atau tidak. Tapi Aku percaya, ada makna dalam setiap jejak yang aku tinggalkan.