Mohon tunggu...
Sri Anjani
Sri Anjani Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswi

Sri Anjani merupakan seorang Mahasiswi Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakan, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Melalui Pendidikan, Persiapkan Diri Hadapi Society 5.0

27 Mei 2019   21:13 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:41 11402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Society 5.0, era dimana peran masyarakat berusaha untuk seimbang dengan hadirnya teknologi yang tidak bisa terhindarkan. Society 5.0  dengan manusia sebagai pusatnya hadir untuk memajukan ekonomi melalui penyelesaian masalah-masalah sosial dengan sistem yang terintegrasi pada ruang fisik dan maya. 

Melalui data, Society 5.0 menghubungkan dan meggerakkan segala sesuatunya sebagai salah satu upaya untuk membantu adanya kesenjangan sosial yang dirasa belum beruntung. Berbagai layanan pendidikan diharapkan dapat menjangkau desa-desa kecil dengan manusia yang berperan untuk membuat data dalam mengatasi kesenjangan sosial yang ada.

Pendidikan menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dalam kesiapannya menghadapi masa depan yang terus berubah dengan cepat. Dalam perkembangannya, pendidikan harus bisa memberikan pelayananan secara optimal dan berkualitas agar bisa menentukan bagaimana kelanjutan pendidikan tersebut. 

Dengan perubahan cepat yang terjadi akibat dari bergulirnya Revolusi Industri 4.0 mengakibatkan hampir di semua bidang mengalami otomatisasi. Industri yang dikenal akrab dengan teknologi ini memungkinkan manusia mengakses informasi dan melakukan komunikasi bisa dimanfaatkan secara penuh. Indonesia yang masih dalam tahap Revolusi Industri 4.0, dikejutkan dengan hadirnya Society 5.0 yang digagas oleh Jepang. Saat Indonesia masih sibuk dalam Revolusi Industri 4.0, namun Jepang sudah mengambil langkah ke depan dengan Society 5.0.

Society 5.0 menjadi salah satu upaya pemerintahan Jepang dalam menghadapi tren global yang muncul akibat adanya Revolusi Industri 4.0 dimana pada Revolusi ini telah banyak melahirkan inovasi dalam sektor industri dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karenanya, Society 5.0 diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan yang muncul akibat adanya Revolusi Industri 4.0 bersamaaan dengan disrupsi yang memiliki gejala dimana dunia bergejolak, tidak memiliki kepastian, kompleksitas, dan ambiguitas.

Dalam perannya, pendidikan memiliki peran penting untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi Society 5.0. Dalam forum ekonomi dunia, telah dirumuskan bahwa terdapat sepuluh kemampuan dengan tiga diantaranya adalah kemampuan utama yang harus dimiliki manusia dalam menghadapi smart society. 

Tiga kemampuan utama tersebut diantaranya yaitu kemampuan dalam memecahkan masalah yang kompleks, kemampuan untuk bisa berpikir secara kritis, dan kemampuan untuk berkreativitas. Salah sau kemampuan yang dirasa mulai menghilang dari tahun ke tahun yaitu kemampuan dalam mendengar secara aktif menjadi salah satu kemampuan dari sepuluh kemampuan utama.

Pendidikan memiliki tanggung jawab dalam memenuhi tiga kemampuan utama yang dibutuhkan dalam menghadapi masa depan. Anak-anak tidak hanya dibekali oleh ilmu pengetahuan namun juga harus dibekali dengan cara berpikir. Cara berpikir harus mulai dikenalkan dan dibiasakan mulai dari anak-anak agar nantinya terbiasa untuk bisa berpikir secara kritis, analitis, dan kreatif. 

Cara berpikir ini dikenal dengan High Other Thinking Skills atau cara berpikir tingkat tinggi. Dengan memiliki kemampuan HOTS, peserta didik diharapkan dapat menemukan konsep pengetahuan yang tepat dengan berbasiskan kegiatan. Dengan begitu, peserta didik didorong untuk bisa berpikir secara kritis dan kreatif. Beberapa model pembelajaran bisa dipilih dan diterapkan oleh guru kepada peserta didik  untuk mengembangkan nalar kritis peserta didik misalnya seperti:
1. Inquiry Learning
2. Discovery Learning
3. Project Based Learning
4. Problem Based Learning

Dalam membiasakan kemampuan HOTS kepada peserta didik, pengajar juga perlu mengenalkan dan memberikan perasaan secara langsung di dunia nyata. Dengan begitu, peserta didik bisa memahami permasalahan yang ada di sekitar lingkungannya. Selain itu, dengan adanya dan diterapkannya konsep-konsep pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami bagaimana menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

Pengajar memiliki peran yang penting pada peserta didik yaitu bagaimana pengajar dapat memberikan arahan kepada peserta didik dalam menemukan titik permasalahan dengan solusinya. Solusi yang diarahkan oleh pengajar, diharapkan pula tidak hanya solusi yang sudah ada lalu dipakai namun solusi dengan kebaruan seperti masalah yang baru juga sehingga peserta didik bisa berinovasi dan berkreatifitas.

Pengenalan permasalahan kepada peserta didik pun tidak hanya permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar namun juga pengenalan masalah secara universal. Sehingga akan meningkatkan wawasan dari peserta didik itu sendiri. Pemanfaatan berbagai macam teknologi seperti telepon genggam, laptop dan sebagainya juga bisa digunakan dalam pembelajaran. 

Dengan adanya koneksi internet yang mendukung keberadaan teknologi memungkinkan pengajar dan peserta didik mencari bahan ajar, diskusi ataupun pembelajaran melalui video dengan mengakses berbagai situs yang tersedia secara gratis. Dalam penggunaan teknologi, siapa saja bisa menggunakannya namun harus bisa memberikan makna yang positif bagi pengguna terkhusus peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menyimpulkan dari penjelasan-penjelasan yang ada, dunia pendidikan tentulah memiliki peran yang sangat penting. Bagaimana pendidikan mampu memberi bekal kepada pengajar maupun peserta didik untuk siap dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Meskipun Indonesia saat ini masih bergerak dalam Revolusi Industri 4.0, namun kita juga harus bergerak cepat mempersiapkan diri kita untuk menghadapi dan bisa beradaptasi pada era Society 5.0.


Referensi
Prima, E. (2019, Januari 29). Mengenal Visi Jepang Society 5.0: Integrasi Ruang Maya dan Fisik. Retrieved from Tekno Tempo: https://tekno.tempo.co/read/1170120/mengenal-visi-jepang-society-5-0-integrasi-ruang-maya-dan-fisik
Redaksi. (2019, Maret 29). Indonesia Persiapkan Standardisasi Era Society 5.0 Melalui BSN. Retrieved from MileniaNews: milenianews.com/2019/03/29/indonesia-persiapkan-era-society/
Santoso, K. A. (2019, Maret 11). Pendidikan Untuk Menyambut Society 5.0. Retrieved from alinea.id: www.alinea.id/kolom/pendidikan-untuk-menyambut-masyarakat-5-0-b1Xcl9ijL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun