Closing CC CUP XL (Sumber gambar : Leander Kenzie)
CC Cup mengajarkan bahwa kemenangan sejati bukan terletak pada skor akhir, melainkan pada karakter yang tumbuh di sepanjang perjalanan.Â
Suara peluit pertandingan bergema di lapangan Canisius College. Sorak-sorai penonton bercampur dengan semangat para pemain yang berlari mengejar bola, berjuang meraih kemenangan. Namun, di balik euforia itu, ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar perebutan piala yakni proses pembentukan karakter anak muda. Tahun ini, Canisius College Cup (CC Cup) XL 2025 kembali menjadi ruang belajar bersama bagi lebih dari 200 sekolah dan ribuan panitia yang berkolaborasi menghadirkan pesta olahraga penuh semangat, sportivitas, dan persaudaraan.
Kolese Kanisius kembali menyelenggarakan Canisius College Cup edisi yang ke-40 (CC Cup XL) pada tahun ini. Ajang tersebut merupakan sebuah wadah pengembangan bakat dan minat pelajar jenjang sekolah menengah se-Jabodetabek. Terdapat banyak sekali mata lomba sehingga CC Cup menjangkau bidang nonolahraga dan olahraga secara merata. Beberapa jenis lomba yang diadakan meliputi perlombaan catur, fotografi, voli, panjat tebing, pencak silat, dll.Â
CC Cup melibatkan ribuan panitia siswa dan guru. Kepanitiaan CC Cup pun sangat beragam karena terdapat lebih dari 30 seksi yang saling melengkapi satu sama lain. Salah satu seksi yang terdapat pada CC Cup adalah Seksi Sekretariat yang bertanggung jawab untuk mengurus segala dokumen demi kelancaran kegiatan, seperti proposal kegiatan dan surat undangan partisipasi. Di sisi lain, terdapat pula Seksi Keamanan yang bertugas untuk memastikan ketertiban area perlombaan.Â
Setiap tahun, CC Cup bukan hanya ajang kompetisi antar sekolah, tetapi juga kawah candradimuka bagi generasi muda. Di sinilah nilai-nilai seperti daya juang (magis), solidaritas, dan integritas diuji secara nyata.
Bagi seorang pemain, perjuangan tidak berhenti pada latihan yang melelahkan, tetapi pada keberanian untuk tetap bermain jujur dan menghormati lawan, meski dalam tekanan. Bagi panitia, CC Cup adalah ladang pengabdian, tempat belajar mengatur waktu, bekerja sama, dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.
Konsep magis, yang menjadi salah satu nilai dasar pendidikan Jesuit, terasa hidup di setiap sudut kegiatan ini. Panitia yang bekerja hingga larut malam, wasit yang menjaga netralitas, hingga petugas keamanan yang memastikan ketertiban---semuanya menunjukkan bahwa CC Cup bukan hanya ajang pertandingan, melainkan proses pembentukan manusia unggul yang memiliki hati nurani dan empati.
Kegiatan seperti CC Cup menghadirkan pendidikan dalam bentuk paling nyata: pendidikan karakter yang tumbuh dari pengalaman langsung.
Di tengah tekanan pertandingan, setiap individu belajar tentang makna tanggung jawab, pengendalian diri, dan respek terhadap sesama. Ketika tim kalah, mereka belajar menerima kekalahan dengan lapang dada. Ketika menang, mereka belajar rendah hati.
Panitia juga mengalami hal serupa. Mulai dari menghadapi jadwal yang padat, berurusan dengan logistik, hingga berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti kepolisian dan tenaga medis, semuanya menjadi pengalaman berharga. Di sinilah mereka belajar bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal memberi perintah, tetapi juga melayani.